Saturday, October 4, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisManchester United Kembali Terjebak Efek Domino: Sudah Hampir 70 Juta Pounds Terbuang...

Manchester United Kembali Terjebak Efek Domino: Sudah Hampir 70 Juta Pounds Terbuang Sejak Kepergian Ferguson

Sejak kepergian Sir Alex Ferguson pada 2013, Manchester United belum benar-benar menemukan kembali kestabilan yang dulu menjadi ciri khasnya. Klub raksasa Premier League itu kini justru dikenal sebagai tim dengan pergantian pelatih yang sangat sering dan biaya kompensasi yang luar biasa besar. Berdasarkan laporan terbaru, United sudah menghabiskan hampir 70 juta pounds hanya untuk membayar pemecatan manajer sejak era kejayaan Ferguson berakhir.

Ketika Ferguson mundur, ia meninggalkan warisan besar berupa mental juara, filosofi kerja keras, serta standar tinggi yang sulit ditandingi. Namun, bayang-bayang kesuksesan itu justru menjadi beban besar bagi para penerusnya. Dari David Moyes hingga Erik ten Hag, hampir semua pelatih gagal memenuhi ekspektasi tinggi publik Old Trafford. Kini, Ruben Amorim pun mulai merasakan tekanan serupa setelah awal musim yang mengecewakan. Jika situasi ini berlanjut dan ia dipecat, Manchester United terancam menambah daftar panjang biaya pemutusan kontrak yang menembus puluhan juta pounds—sebuah efek domino finansial yang menunjukkan betapa mahalnya harga dari ketidakstabilan di Old Trafford.

- Advertisement -
asia9QQ


David Moyes: Awal dari Siklus Pemecatan Mahal di Old Trafford

Era pasca-Ferguson dimulai dengan penunjukan David Moyes, pilihan langsung dari sang legenda sendiri. Namun, keputusan itu menjadi awal dari masa kelam Manchester United. Moyes gagal membawa klub tampil konsisten di semua kompetisi, bahkan gagal mengantarkan tim ke Liga Champions.

Padahal, kontrak Moyes berdurasi enam tahun. Sayangnya, ia hanya bertahan selama sepuluh bulan sebelum akhirnya dipecat. Keputusan itu membuat United harus membayar kompensasi sebesar 5,2 juta pounds kepada Moyes dan stafnya. Tidak berhenti di situ, klub juga mengeluarkan sekitar 2,4 juta pounds tambahan untuk memberhentikan beberapa staf lama peninggalan era Ferguson.

Dengan total sekitar 7,6 juta pounds hanya dalam waktu kurang dari satu tahun, Manchester United langsung belajar bahwa mengganti pelatih tidak hanya berisiko secara teknis, tetapi juga secara finansial. Namun, pelajaran mahal itu tampaknya tidak cukup untuk menghentikan siklus yang terus berulang dalam satu dekade terakhir.


Van Gaal, Mourinho, dan Ten Hag: Saat Biaya Pemecatan Makin Membengkak

Setelah Moyes, United mencoba pendekatan berbeda dengan menunjuk pelatih berpengalaman seperti Louis van Gaal pada 2014. Ia sempat mempersembahkan gelar Piala FA dan memunculkan beberapa talenta muda seperti Marcus Rashford. Namun, meski membawa trofi, Van Gaal tetap dipecat pada 2016 dengan kompensasi sebesar 8,4 juta pounds.

Tak lama berselang, datanglah Jose Mourinho, yang sempat memberi harapan besar dengan membawa trofi Liga Europa dan Piala Liga. Akan tetapi, gaya manajemennya yang keras menciptakan konflik di ruang ganti. Pada 2018, kontraknya diputus dengan kompensasi tertinggi dalam sejarah klub, mencapai 19,6 juta pounds.

Pengganti Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, sempat membangkitkan semangat era lama United. Namun, performa yang tidak konsisten membuatnya harus angkat kaki pada 2021 dengan kompensasi 9,1 juta pounds.

Sementara itu, Erik ten Hag, yang sempat dipuji karena berhasil memenangkan Piala FA 2024, juga tidak luput dari kutukan kursi panas Old Trafford. Setelah performa menurun dan kegagalan bersaing di papan atas, kontraknya diputus pada 2024 dengan kompensasi 10,4 juta pounds.

Jika dijumlahkan, total pengeluaran Manchester United untuk pemecatan manajer setelah Ferguson mencapai 69,8 juta pounds. Angka ini mencerminkan betapa mahalnya ketidakkonsistenan dalam pengelolaan tim dan strategi jangka panjang klub.


Ruben Amorim: Potensi Tambahan 12 Juta Pounds dalam Efek Domino Old Trafford

Kini giliran Ruben Amorim yang berada di bawah sorotan. Didatangkan dengan reputasi tinggi setelah sukses besar bersama Sporting Lisbon, Amorim diharapkan mampu membawa angin segar ke Manchester United. Namun, kenyataannya tidak semudah itu.

Dalam enam pertandingan awal musim 2025/2026, United hanya mencatat dua kemenangan, disertai kekalahan menyakitkan 1-3 dari Brentford dan kekalahan memalukan di ajang piala melawan klub League Two, Grimsby Town. Kekalahan itu menimbulkan kemarahan fans dan memunculkan spekulasi soal masa depan Amorim di Old Trafford.

Jika United memutuskan untuk kembali mengganti pelatih, kompensasi yang harus dibayar diperkirakan mencapai 12 juta pounds. Itu berarti total biaya pemecatan pelatih sejak 2013 bisa menembus lebih dari 80 juta pounds. Jumlah tersebut setara dengan dana transfer satu pemain bintang atau bahkan lebih besar dari total anggaran transfer beberapa klub Premier League menengah.

Situasi ini memperlihatkan bahwa Manchester United bukan hanya menghadapi krisis performa di lapangan, tetapi juga krisis manajemen di balik layar. Klub tampak belum memiliki arah yang jelas dalam membangun proyek jangka panjang. Setiap pergantian pelatih berarti memulai dari nol—baik secara taktik, psikologis, maupun finansial.

Kini, semua mata tertuju pada Amorim. Apakah ia akan berhasil memutus rantai kegagalan para pendahulunya atau justru menjadi korban terbaru dari “kutukan kursi panas” di Old Trafford? Jawabannya akan menentukan arah masa depan Manchester United dalam beberapa tahun mendatang.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments