Wednesday, November 12, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisManchester United Jadi Raja Gol Sepak Pojok di Premier League: Transformasi Hebat...

Manchester United Jadi Raja Gol Sepak Pojok di Premier League: Transformasi Hebat di Era Ruben Amorim

Setelah sekian lama dikenal rapuh saat menghadapi situasi bola mati, kini Manchester United justru menjelma menjadi tim paling mematikan lewat skema sepak pojok. Perubahan ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari proses panjang di bawah asuhan Ruben Amorim.

Transformasi di Bawah Amorim

Sudah genap satu tahun sejak Amorim datang dari Sporting Lisbon untuk menukangi United. Pelatih asal Portugal itu mengakui bahwa ia sempat terkejut dengan kerasnya atmosfer Premier League. Intensitas permainan yang tinggi dan fisik para pemain lawan membuatnya sadar bahwa peningkatan daya tahan dan kekuatan skuad menjadi prioritas utama.

- Advertisement -
asia9QQ

Karena itu, sepanjang musim pertamanya, Amorim menekankan latihan intensif untuk memperbaiki kemampuan bertahan dan duel udara. Hasilnya, perubahan besar mulai terlihat. Jika pada awal masa jabatannya United sempat kebobolan dua gol dari sepak pojok saat melawan Arsenal, serta kecolongan dari situasi serupa saat menghadapi Tottenham dan Wolves, kini kondisinya benar-benar berbalik.

Most importantly, Manchester United bukan hanya mampu bertahan dengan solid, tetapi juga menjadi ancaman nyata ketika mengeksekusi sepak pojok. Dalam laga melawan Tottenham baru-baru ini, gol penyama kedudukan Matthijs de Ligt menjadi bukti bahwa Setan Merah telah menemukan senjata baru yang sangat mematikan.

Statistik yang Mengagumkan

Menurut laporan The Athletic, Manchester United kini tercatat sebagai tim paling efektif dalam mengeksekusi sepak pojok di Premier League musim 2025/2026. United bahkan melampaui Arsenal, yang selama ini dikenal sebagai spesialis bola mati di bawah asuhan Mikel Arteta.

Data menunjukkan bahwa United mampu mencetak rata-rata 14,3 gol dari setiap 100 sepak pojok, sedangkan Arsenal hanya sedikit di atas 10 gol. Angka ini menggambarkan betapa efisiennya United dalam memanfaatkan peluang dari bola mati.

Selain itu, sistem 3-4-2-1 yang diterapkan Amorim juga menjadi faktor penting. Formasi tersebut memberikan keseimbangan antara pertahanan dan serangan, terutama karena United memiliki trio bek dengan postur tinggi seperti De Ligt, Harry Maguire, dan Leny Yoro. Ditambah lagi, kehadiran penyerang jangkung Benjamin Sesko yang memiliki tinggi 195 cm menjadikan mereka ancaman besar di udara.

Therefore, kombinasi taktik cerdas dan keunggulan fisik inilah yang membuat United berhasil mengubah kelemahan lama menjadi kekuatan baru.

Peran Penting Carlos Fernandes

Namun, kesuksesan ini tidak bisa dilepaskan dari peran Carlos Fernandes, asisten pelatih yang dibawa Amorim dari Sporting Lisbon. Fernandes dipercaya untuk menangani skema bola mati setelah sebelumnya tanggung jawab tersebut dipegang oleh Andreas Georgson.

Awalnya, keputusan Amorim menuai banyak kritik. Banyak pihak menilai bahwa Fernandes belum memiliki pengalaman cukup di Premier League. Nevertheless, Amorim tetap memberikan kepercayaan penuh kepada asistennya itu. Dan keputusan itu ternyata sangat tepat.

Dalam beberapa bulan terakhir, kerja Fernandes mulai membuahkan hasil luar biasa. Ia berhasil menciptakan variasi eksekusi sepak pojok yang tak mudah ditebak. Kadang United melakukan umpan pendek, kadang langsung mengarahkan bola ke titik penalti untuk dimanfaatkan oleh pemain-pemain tinggi mereka.

Besides that, Fernandes juga mempelajari pola bertahan tim-tim lawan secara detail, sehingga setiap eksekusi sepak pojok United terasa seperti strategi yang direncanakan dengan cermat. Pendekatan analitis inilah yang membedakannya dari pelatih bola mati lain. Kini, Fernandes mulai disandingkan dengan Nicolas Jover, pelatih spesialis bola mati Arsenal yang selama ini menjadi panutan di Inggris.

Dampak Besar bagi Perebutan Gelar

Perkembangan ini tentu memberi dampak besar bagi ambisi Manchester United untuk kembali bersaing di papan atas. Dalam sepak bola modern, detail kecil seperti sepak pojok bisa menjadi pembeda antara tim juara dan tim biasa. Amorim memahami hal itu dengan sangat baik.

Because of this strategic shift, United kini tidak hanya bergantung pada kreativitas lini tengah atau ketajaman penyerang. Mereka juga memiliki alternatif berbahaya melalui bola mati. Hal ini menjadikan United lebih fleksibel dalam menghadapi lawan dengan gaya bertahan rapat.

Selain memberi keuntungan kompetitif, keberhasilan ini juga meningkatkan kepercayaan diri para pemain. Maguire dan De Ligt, yang sempat diragukan karena performa inkonsisten, kini menjadi pilar utama dalam sistem Amorim. Sementara itu, Sesko semakin dikenal sebagai striker yang komplet — kuat, cepat, dan berbahaya di udara.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments