Kemenangan Manchester United atas Sunderland menjadi bukti nyata bahwa skuad asuhan Ruben Amorim mulai menemukan ritme permainan terbaiknya. Kemenangan Manchester United atas Sunderland dengan skor 2-0 di Old Trafford pada Sabtu (4/10) malam WIB menjadi momentum penting untuk mengembalikan kepercayaan diri tim setelah beberapa hasil kurang memuaskan.
Dua gol dari Mason Mount di menit ke-8 dan Benjamin Sesko di menit ke-31 memastikan tiga poin berharga bagi Setan Merah. Amorim, yang sempat dikritik karena inkonsistensi performa, akhirnya mampu membuktikan kapasitasnya sebagai pelatih yang berani dan adaptif.
Kemenangan ini tidak hanya sekadar hasil positif, tetapi juga menampilkan berbagai aspek penting dari permainan Manchester United: mulai dari peningkatan kualitas serangan, soliditas pertahanan, hingga keputusan taktis yang matang dari sang pelatih. Selain itu, laga ini menjadi panggung bagi beberapa pemain untuk membuktikan diri, termasuk kiper muda Senne Lammens yang tampil menawan di laga debutnya.
Berikut lima pelajaran penting yang bisa diambil dari kemenangan Manchester United atas Sunderland pada pekan ke-7 Premier League musim 2025/2026.
1. Manchester United Tampil Gemilang di Laga Wajib Menang
Laga melawan Sunderland terasa seperti ujian mental bagi Manchester United dan Ruben Amorim. Setelah beberapa pekan di bawah tekanan, skuad Setan Merah menunjukkan permainan agresif, disiplin, dan penuh semangat sejak menit pertama.
Mason Mount tampil menonjol dengan gol pembuka yang lahir dari skema umpan cepat yang dimulai oleh Bruno Fernandes. Amad Diallo juga patut diapresiasi karena perannya di sisi kanan pertahanan yang sangat aktif membantu serangan.
Pertandingan ini menandai perubahan besar dalam mentalitas tim. Amorim berhasil memadukan keseimbangan antara kontrol permainan dan efektivitas serangan. Kemenangan ini pun menjadi bukti bahwa United mampu tampil dominan dalam laga yang harus mereka menangkan.
2. Debut Cemerlang Senne Lammens
Salah satu sorotan terbesar datang dari penjaga gawang muda, Senne Lammens. Didatangkan dari Club Brugge dengan nilai transfer £18,2 juta, Lammens akhirnya mendapat kepercayaan tampil sebagai starter.
Meski baru debut, ia tampil tenang dan penuh percaya diri. Beberapa kali ia melakukan penyelamatan penting, terutama saat menahan tembakan Granit Xhaka di awal babak kedua. Catatan clean sheet pada laga debutnya menegaskan bahwa Lammens punya potensi besar menjadi kiper utama United untuk jangka panjang.
Keputusan Amorim menurunkannya terbukti tepat. Lammens tidak hanya menambah rasa aman di lini belakang, tetapi juga memberikan energi baru bagi pertahanan Manchester United yang sebelumnya kerap disorot karena kebobolan mudah.
3. Benjamin Sesko Menunjukkan Ketajaman yang Kembali
Benjamin Sesko perlahan mulai menunjukkan performa yang diharapkan sejak direkrut dengan harga tinggi. Golnya ke gawang Sunderland merupakan bukti ketenangan dan kemampuan penyelesaian akhir yang matang.
Sesko kini mencatat dua gol beruntun di Premier League, menandakan kebangkitannya setelah awal musim yang sulit. Kerja samanya dengan Bryan Mbeumo terlihat menjanjikan, terutama dalam transisi cepat dari lini tengah ke depan.
Selain mencetak gol, Sesko juga aktif dalam pressing tinggi dan pergerakan tanpa bola. Ia memberi ancaman konstan bagi pertahanan Sunderland dan membuat duet bek lawan kesulitan menjaga pergerakan dinamisnya. Amorim tentu berharap tren positif ini terus berlanjut.
4. Robin Roefs Jadi Sorotan di Pihak Sunderland
Meski Sunderland kalah, performa gemilang kiper muda mereka, Robin Roefs, layak diacungi jempol. Ia tampil luar biasa dengan enam penyelamatan penting, termasuk satu peluang emas dari Bruno Fernandes yang nyaris menjadi gol ketiga United.
Tanpa aksi heroik Roefs, Sunderland kemungkinan akan kalah dengan margin lebih besar. Performa impresifnya menjadi satu-satunya titik terang bagi tim tamu dalam pertandingan ini. Banyak pengamat menilai bahwa Roefs menunjukkan potensi besar untuk menjadi salah satu kiper terbaik Premier League di masa depan.
5. Keputusan Taktis Amorim Berbuah Manis
Kemenangan ini juga menjadi ajang pembuktian bagi Ruben Amorim. Dalam tekanan besar, ia berani melakukan perubahan dengan menurunkan Lammens dan mempertahankan sistem 3-4-3 yang sempat dikritik. Namun, kali ini formasi tersebut berjalan efektif.
Amad Diallo dan Luke Shaw bermain disiplin di sisi sayap, sementara Bruno Fernandes berperan lebih dalam untuk mengatur tempo. Amorim juga menempatkan Mason Mount lebih bebas di belakang Sesko, yang terbukti efektif dalam menciptakan peluang.
Kemenangan 2-0 ini bukan hanya soal tiga poin, tetapi tentang bagaimana Amorim mengembalikan rasa percaya diri tim dan memantapkan fondasi taktik untuk sisa musim.