Di tengah penghentian sementara Liga 2 2022/2023 musim 2022, akibat tragedi Kanjuruhan, Liga 1 Macet, beberapa pemain PSMS Medan malah dikabarkan hengkang dari tim. Beberapa pemain PSMS Medan yang dikabarkan hengkang pun dievaluasi. Namun hingga saat ini manajemen PSMS Medan belum mengumumkan hengkangnya beberapa pemain berjuluk Ayak Kinantan tersebut.
Sebelumnya, saat pertama kali tersiar kabar, Manajer PSMS Medan Mulyadi Simatupang mengaku belum bisa memastikan kabar tersebut karena tim masih diliburkan sementara. Mereka (tim) sedang liburan, nanti dia cek kembali. Belum ada komentar, nanti disampaikan. Terkait rumor pemain PSMS Medan keluar dari tim, Mulyadi berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut mengingat tim tersebut sedang berlibur.
Pembantaian Kanjuruhan di Malang yang menewaskan ratusan orang menyebabkan terhentinya sepak bola di Indonesia dan memang memaksa banyak klub membubarkan timnya. Otomatis, beberapa klub juga dibuat terkesima dengan kabar bahwa pertandingan masih berjalan dan pertandingan belum mencapai puncaknya.
Semua mengatakan, sepak bola ditangguhkan selama sekitar satu bulan. Beberapa klub juga memanfaatkan waktu ini, menganggap ini sebagai evaluasi karyawan mereka, dan memecat tim. Sementara itu, siapkan tim jika pertandingan dimainkan lagi kapan saja. Termasuk PSMS Medan yang merumahkan timnya sejak Oktober tahun lalu.
Mulyadi mengatakan timnya sedang cuti hingga nanti mereka mendapat kabar bahwa situasi di liga sudah clear. Ya intinya kita tunggu kejelasan (kapan pertandingan dilanjutkan).
Liga 1 Macet, PSMS Medan Peringati 25 Tahun Kepergian Legenda mereka, Ramli Yatim
Minggu 20 November 2022 merupakan pagi yang sangat spesial bagi para pecinta sepak bola di Sumatera Utara, khususnya Medan. Pagi itu, hampir seluruh legenda PSMS Medan berkumpul di stadion mini Kebun Bunga Medan. Mereka hadir tak lain untuk memperingati 25 tahun sejarah legenda sepak bola PSMS Medan dan atlet Sumut yang sangat terkenal saat itu, yakni Ramli Yatim.
Ramli Yatim lahir di Tebin Tinggi pada 12 Juli 1921 dan meninggal dunia pada 10 November 1997 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan. Dalam agenda acara yang diprakarsai putra Ramli Yatim, Ruslan Ramli Yatim itu juga digelar lomba pameran bertajuk “My Hero My Role Model”. Diikuti oleh tiga tim dari Pemprov Sumut, Pemkot Medan dan PSMS Legenda, pameran berlangsung penuh keakraban.
Ramli Yatim, bersama catatan yang dibagikan pengamat sepak bola Medan Indra Efendi Rangkuti kepada Redaksinews.id pada Senin 21 November 2022 mengisahkan masa keemasan itu. Ramli Yatim dan adik laki – lakinya Ramlan Yatim memulai karir sepak bola di perkebunan Matapao. Bakatnya kemudian membawanya ke kota Medan dan memulai karir di Medan Putera Club.
Ramli kemudian hijrah menjadi pemain di klub PO Polres Medan. Setelah itu, ia direkrut sebagai pemain utama PSMS Medan, dan namanya kemudian masuk ke timnas. Penggemar sepak bola milenial mungkin mengenal Bambang Pamungkas sebagai penyerang sundulan brilian Indonesia. Jauh sebelum Bepe, nama Ramli Yatim sudah melegenda di Asia bahkan Eropa.
Peringati 25 Tahun Kepergian Legenda PSMS Medan Ramli Yatim
Pada tahun 1953, sundulannya yang mematikan mengantarkan Sumut menjuarai PON III di Medan, setelah sundulannya membantu Sumut mengalahkan DKI Jakarta 3 – 1 di final untuk memperebutkan medali emas. Pada 27 Juli 1954, Ramli Yatim menunjukkan aksinya saat klub Austria GAK Graz berkunjung ke Medan untuk uji coba bersama PSMS.
GAK Graz Kiper tercengang saat bola melewati Jusuf Siregar di depan gawang GAK Graz dan Ramli terbang untuk melakukan sundulan. Bola jatuh ke gawang Gak Graz. Pada akhirnya GAK Graz harus menanggung malu untuk mengalahkan PSMS 3 – 0 berkat gol Ramli Yatim, Jusuf Siregar dan Djumadi.
Inilah yang terjadi saat klub Swiss Grasshoppers berkunjung ke Medan. Meski menang 4 – 2 atas PSMS, kiper Belalang itu sempat terguncang dengan ulah Ramli Yatim. Umpan silang Sjamsudin disambut dengan ‘sundulan’ dari giliran Ramli Yatim, yang berujung gol indah yang menuai tepuk tangan penonton. Pada tanggal 20 September 1956, timnas Indonesia yang sedang mempersiapkan diri untuk Olimpiade Meleborn 1956 mengadakan pertandingan uji coba melawan tim Jerman Timur di Jerman Timur.
Dalam laga tersebut, Ramli Yatim mencetak gol sundulan mematikan ke gawang Jerman Timur yang membuat penonton Jerman Timur terdiam. Namun pada akhirnya timnas harus mengakui keunggulan tim Jerman Timur dengan skor 1 – 3. Gol tersebut membuatnya menjadi pemain Indonesia terakhir yang membobol gawang Jerman Timur.
Peringati 25 Tahun Kepergian Legenda PSMS Medan Ramli Yatim
Salah satu kekuatannya yang tak ada bandingannya adalah kemampuannya mencetak gol dengan bagian belakang kepalanya dan mencetak gol. Kemampuan tersebut membuat pelatih timnas Yugoslavia saat itu, Tony Poganik, geleng – geleng kepala karena berisiko “membuatnya gila”, namun Ramli Yatim mampu menunjukkannya dengan “sundulan” mautnya sendiri.
Sulit mencari penggantinya di Medan. Kemampuan headingnya diteruskan oleh juniornya di PSMS Medan Azis Tanjung dan anak didiknya di PSMS yang kemudian menjadi bintang PSMS dan Timnas Tumsila, hingga mendapat julukan “Golden Head”. Sebagai pemain, Ramli Yatim sukses mengantarkan PSMS meraih kemenangan atas tim – tim kuat dari Eropa dan Asia, hingga mendapat julukan “The Killer”, dan sukses mengantarkan tim PON Sumut meraih medali emas PON tahun 1953 dan 1957.
Bersama timnas, Ramli Yatim mengantarkan timnas Indonesia lolos ke semifinal Asian Games 1954 di Manila. Dan lolos ke Olimpiade Melbourne 1956. Pada 13 Oktober 1950, Ramli Yatim dinobatkan sebagai “Pemain Terbaik” Indonesia oleh PSSI. Dalam pertandingan yang digelar di Kabupaten Malang setelah mengalahkan 2 pemain saat itu. Amung (BIVB) dan V.D Kaden (Persija).
Momen istimewa Ramli Yatim juga terjadi pada upacara pembukaan PON Medan tahun 1953. Ketika Presiden Sukarno menghadiahkan lukisan dirinya sebagai hadiah. (*)