Liga 1 Belum Bergulir, Marco Motta Memutuskan Pulang Kampung – Pemain Asing Persija Marco Motta sepertinya sudah tidak tahan lagi dengan nasib Liga 1 2021 yang masih menggantung. Daripada ‘menganggur’ di Indonesia, pemain 35 tahun tersebut akhirnya memutusknan untuk kembali ke Italia.
Marco Motta tiba di Indonesia pada 7 Juni lalu saat menjelang kickoff Liga 1 yang sebelumnya akan dipentaskan pada 9 Juli. Saat itu, Persija vs PSS Sleman akan menjadi laga pembuka ajang tersebut.
Dengan adanya aturan PPKM Darurat dari pemerintah pusat, kick off Liga 1 diundur ke akhir Juli. Terkini, ajang tersebut kembali ditangguhkan sampai ke akhir Agustus. Penundaan kompetisi bisa saja menjadi lebih lama jika aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diperpanjang.
Karena Liga 1 belum bergulir dan tidak ada kepastian, Marco Motta akhirnya memutuskan untuk kembali ke Negara asalnya, Italia. Eks Juventus tersebut sudah menyerah dengan situasi ketidakpastian kompetisi Liga 1 di Indonesia.
“Nasib Liga 1 masih belum jelas, sehingga saya memilih untuk pulang ke Italia saja. Saya juga merindukan keluarga saya disana,” kata Motta dalam pernyataannya di media sosial.
“Meski begitu, bukan berarti saya hengkang dari Persija. Saya akan tetap berseragam Macan Kemayoran. Keputusan saya ini sudah bulat. Saya mengikuti kata hati saja,” ujarnya menegaskan.
Saat Liga 1 belum bergulir, Motta dkk juga tidak memiliki aktivitas apapun sejak pemberlakukan PPKM Darurat. Penggawa Persija tidak melakukan kegiatan latihan maupun pertandingan.
Aturan PPKM Darurat diberlakukan akibat situasi COVID-19 yang tidak kunjung melandai. Motta berharap semoga situasi pandemi di Indonesia ini semakin membaik.
“Saya tentu saja berharap kita semua diberi kesehatan dan keselamatan di saat Liga 1 belum bergulir. Situasi seperti ni memang membuat kita jenuh dan lelah, dan saya sendiri merasakan hal itu” tutur pemain yang turut menjadi bagian skuad Juventus saat menjalani tur ke Jakarta pada 2014 lalu.
“Semoga saja kehidupan kembali berjalan normal dan kami bisa kembali melakukan aktivitas dengan leluasa,” ucapnya.
Liga 1 Belum Bergulir, Persija Tunggu Rampung Stadion JIS
Jakarta International Stadium (JIS) masih dalam proses pembangunan saat Liga 1 belum bergulir. Stadion yang akan menjadi kandang Persija ini kini sudah rampung 60 persen lebih.
Sejak dibangun pada akhir tahun 2019, stadion JIS sudah mulai terlihat bentuknya. Stadion yang bisa menampung 82 ribu penonton ini ditargetkan tuntas pada akhir tahun 2021.
Ini tentu saja menjadi penantian Persija Jakarta sejak lama sebagai pengganti Stadion Lebak Bulus. Sejak stadion itu digusur, Persija selalu kelimpungan saat harus bertanding di Jakarta karena Stadion Utama Gelora Bung Karno tidak selalu digunakan untuk kebutuhan sepakbola.
Stadion baru untuk Macan Kemayoran sudah dijanjikan sejak era Gubernur Joko Widodo, Basuki Tjahaja Purnama, dan kini Anies Baswedan. Dengan proses pembangunan Stadion JIS yang sudah lebih dari 60 persen itu tentu membuat Macan Kemayoran tidak sabar merumput di dalamnya.
“Meski Liga 1 belum bergulir, semoga rasa jenuh ini terobati dengan progress baik pembangunan stadion ini. Diharapkan sepak bola Jakarta semakin maju dan berkembang. Persija dan Jakarta harus menjadi barometer sepak bola di Indonesia,” kata Presiden Persija Mohamad Prapanca dalam rilis klub.
“Setelah sekian lama stadion ini menjadi wacana, akhirnya kota Jakarta punya stadion bertaraf internasional. Kami sudah menantikan ini sejak lama dan tidak sabar ingin berkeliling di dalamnya,” ujarnya menambahkan.
Stadion JIS ini nantinya akan dilengkapi dengan fasilitas kelas satu. Diantaranya ada dua lapangan latihan pendamping, rumput hybrid (gabungan rumput sintetis dan rumput alami), hingga penerapan teknologi retractable roof (atap buka-tutup).
Penggunaan rumput hybrid in sudah tidak asing di stadion-stadion Eropa. Pasalnya, rumput sintetis dan alami ini dinilai lebih awet, sehingga tidak perlu dana berlebih dalam perawatannya.
Dengan kapasitas penontonnya yang mencapai 82 ribu orang, JIS akan menjadi stadion terbesar di Indonesia. Bahkan, jumlah tersebut mengalahkan stadion Gelora Bung Karno yang bisa menampung maksimal 75 ribu penonton.
“Pembangunan ini tidak terlepas dari kerjasama dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, yaitu terkait sinkronisasi program dan dukungan. Bagaimanapun juga, Persija adalah ikon kota Jakarta,” tutur Prapanca.