Bek muda Manchester United, Leny Yoro, buka suara soal performa naik-turun timnya di musim 2025/2026. Ia membantah anggapan bahwa formasi tiga bek milik Ruben Amorim menjadi penyebab utama inkonsistensi Setan Merah. Menurutnya, ada faktor lain yang lebih berpengaruh terhadap performa tim.
Awal Musim yang Tidak Stabil
Manchester United mengawali musim ini dengan performa yang jauh dari kata konsisten. Beberapa kemenangan penting sempat mengangkat posisi mereka di klasemen, namun hasil imbang dan kekalahan mengejutkan membuat tim tersendat di papan tengah. Karena itu, banyak pihak mulai menyoroti keputusan Ruben Amorim yang tetap mempertahankan formasi 3-4-3 miliknya.
Sebagian analis menilai sistem tersebut tidak cocok dengan karakter pemain MU. Terlebih lagi, beberapa pemain disebut kurang memahami peran mereka dalam skema tiga bek yang menuntut kerja sama dan koordinasi tinggi. Namun, Yoro punya pandangan berbeda.
Menurutnya, bukan formasi yang salah, melainkan proses adaptasi yang masih berlangsung. “Saya rasa ini bukan masalah sistem permainan kami,” ujar Yoro, dikutip dari The Sun. Ia menegaskan bahwa seluruh pemain sebenarnya mampu bermain baik dalam sistem itu, hanya saja butuh waktu untuk benar-benar menyatu.
Butuh Waktu untuk Terbiasa
Leny Yoro menjelaskan bahwa timnya masih dalam tahap penyesuaian terhadap detail permainan yang diinginkan pelatih. Menurutnya, skema tiga bek justru membawa banyak keunggulan, terutama dalam menjaga keseimbangan antara lini belakang dan tengah.
“Kami bisa menang melawan tim dengan empat bek, jadi ini bukan soal formasi,” katanya. “Yang perlu kami lakukan hanyalah memperbaiki detail kecil, seperti transisi cepat dan posisi saat kehilangan bola.”
Ia juga menyinggung musim lalu, ketika publik menilai Manchester United tidak cocok dengan sistem tersebut. Akan tetapi, Yoro menilai bahwa pandangan itu kini sudah mulai bergeser. Karena musim ini, MU terlihat lebih solid meskipun hasil belum selalu berpihak pada mereka.
Selain itu, Yoro menambahkan bahwa taktik Amorim memberi fondasi kuat bagi tim untuk bermain menyerang tanpa kehilangan keseimbangan. Oleh sebab itu, ia yakin sistem ini akan membawa hasil lebih baik ketika semua pemain telah benar-benar memahami perannya masing-masing.
Merasa Nyaman di Skema Amorim
Menariknya, Leny Yoro justru merasa lebih nyaman bermain dalam sistem tiga bek. Sebagai bek tengah yang memiliki kecepatan dan kemampuan membaca permainan, formasi tersebut membuatnya lebih bebas membantu tim dalam membangun serangan dari belakang.
“Saya sama sekali tidak punya masalah dengan sistem ini,” ujarnya. “Saya justru menikmati bermain dalam skema tiga bek karena memberikan saya kebebasan lebih besar. Sayapun bisa membantu tim menyerang sekaligus menjaga area pertahanan.”
Pernyataan Yoro itu menunjukkan betapa ia percaya dengan filosofi permainan Amorim. Menurutnya, pelatih asal Portugal itu memiliki visi jelas tentang bagaimana Manchester United seharusnya bermain. Oleh karena itu, ia menilai fans sebaiknya bersabar karena hasil positif akan datang seiring waktu.
Selain itu, kenyamanan pemain dalam sistem tersebut menjadi modal penting bagi MU. Sebab, kepercayaan diri di antara pemain belakang berperan besar dalam menjaga kestabilan pertahanan. Dengan komunikasi dan koordinasi yang terus meningkat, lini belakang United diyakini akan semakin kuat.
Fokus ke Laga Berikutnya
Saat ini, Yoro dan rekan-rekannya tengah bersiap menghadapi Tottenham Hotspur di pekan ke-11 Premier League 2025/2026. Pertandingan tersebut dipastikan tidak mudah karena Spurs juga tengah berjuang memperbaiki posisi di klasemen.
Ruben Amorim disebut akan tetap mempertahankan skema tiga bek pada laga ini. Hal itu berarti Yoro berpeluang besar kembali menjadi starter di jantung pertahanan. Selain itu, kemenangan di London akan sangat penting karena bisa mengangkat moral tim sekaligus memperbaiki posisi mereka di klasemen.
“Setiap pertandingan selalu menjadi ujian bagi kami,” ujar Yoro. “Yang paling penting adalah kami terus berkembang dan memperbaiki diri.”
Pernyataan ini menunjukkan fokus pemain muda Prancis itu pada konsistensi dan perbaikan performa, bukan pada bentuk formasi. Karena bagi Yoro, rasa percaya diri dan kerja sama tim jauh lebih menentukan daripada struktur taktik semata.
Masalah Bukan di Formasi, tapi di Proses
Komentar Leny Yoro memperlihatkan keyakinan bahwa skema Ruben Amorim bukanlah akar masalah inkonsistensi Manchester United. Justru, sistem tersebut diyakini bisa membawa kestabilan jangka panjang jika dijalankan dengan disiplin dan pemahaman penuh.
Selain itu, dukungan pemain terhadap pelatih menjadi tanda positif bahwa ruang ganti MU tetap solid. Karena itu, harapan untuk melihat performa konsisten dari Setan Merah masih terbuka lebar, terutama jika para pemain mampu menerapkan strategi Amorim dengan lebih baik di laga-laga mendatang.






