Kylian Mbappe kembali menegaskan statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia setelah meraih penghargaan European Golden Boot 2024/2025. Penghargaan ini diraihnya berkat catatan impresif 44 gol di semua kompetisi, dengan 31 di antaranya tercipta di ajang La Liga. Prestasi tersebut sekaligus menjadi bukti bahwa keputusannya meninggalkan Paris Saint-Germain untuk bergabung dengan Real Madrid merupakan langkah tepat.
Meski Real Madrid belum meraih trofi besar musim ini, performa individu Mbappe tetap menjadi sorotan utama dunia sepak bola. Karena itu, penghargaan Sepatu Emas terasa begitu istimewa bagi pemain asal Prancis tersebut, terutama mengingat ini adalah musim perdananya di Santiago Bernabeu.
Keputusan Tepat Pindah ke Real Madrid
Bergabung dengan klub sebesar Real Madrid tentu menghadirkan ekspektasi besar. Banyak pihak mempertanyakan apakah Mbappe mampu menanggung beban sejarah klub yang telah melahirkan banyak legenda. Namun, performanya di lapangan justru menjawab semua keraguan itu. Ia tidak hanya menjadi mesin gol, tetapi juga simbol kebangkitan Los Blancos setelah periode transisi panjang.
Selain itu, kemampuan Mbappe beradaptasi dengan cepat terhadap gaya permainan La Liga menunjukkan kematangannya sebagai pemain. Setiap pertandingan memperlihatkan betapa besar pengaruhnya dalam serangan Madrid — baik melalui kecepatan, visi bermain, maupun kemampuan finishing yang mematikan.
Namun, di tengah euforia dan pujian, Mbappe tetap menampilkan sisi rendah hati. Ia menegaskan bahwa dirinya belum layak dibandingkan dengan sosok yang pernah menjadi ikon di Bernabeu: Cristiano Ronaldo.
Ogah Dibandingkan dengan Cristiano Ronaldo
Bagi banyak penggemar, Mbappe dianggap sebagai pewaris sah Cristiano Ronaldo di Real Madrid. Gaya bermain agresif, produktivitas tinggi, dan statusnya sebagai bintang global membuat perbandingan tersebut terasa alami. Meskipun begitu, Mbappe memilih untuk tidak menganggap dirinya setara dengan sang legenda asal Portugal.
Dalam wawancaranya bersama Marca, pemain berusia 26 tahun itu dengan tegas menyatakan bahwa Ronaldo berada di level yang berbeda. “Semua orang tahu bahwa Cristiano adalah referensi di Madrid, nomor satu. Saya baru di sini selama satu setengah tahun, sementara ia menghabiskan sembilan tahun dan memenangkan segalanya. Jadi, saya tidak bisa membandingkan diri dengan apa yang sudah ia capai,” ujar Mbappe.
Pernyataan itu menunjukkan kedewasaan dan kesadaran diri yang tinggi. Ia memahami bahwa menjadi bintang Real Madrid bukan berarti meniru jejak pendahulunya, melainkan menciptakan jalannya sendiri menuju kesuksesan. Karena itu, Mbappe lebih memilih fokus pada kontribusinya bagi tim daripada terjebak dalam perbandingan yang tidak perlu.
Fokus Ciptakan Kisah Sendiri di Bernabeu
Alih-alih hidup dalam bayang-bayang Ronaldo, Mbappe menegaskan tekadnya untuk menulis sejarahnya sendiri di Real Madrid. Ia percaya bahwa setiap pemain memiliki jalan berbeda untuk mencapai puncak karier. “Jalan saya berbeda. Saya ingin sukses dengan cara saya sendiri. Hanya disebut di samping Cristiano saja sudah merupakan kebanggaan besar,” ungkapnya.
Pernyataan itu menggambarkan mentalitas juara yang dimiliki Mbappe. Ia tetap ambisius, tetapi tidak kehilangan kerendahan hati. Keinginannya untuk membawa Real Madrid meraih lebih banyak trofi menjadi bukti bahwa ia tidak puas hanya dengan pencapaian pribadi.
Selain itu, Mbappe juga dikenal sebagai pemain yang mampu mengangkat performa rekan setimnya. Dalam banyak kesempatan, ia kerap memberi assist atau membuka ruang bagi pemain lain untuk mencetak gol. Inilah yang membuatnya tidak hanya berperan sebagai pencetak gol utama, tetapi juga sebagai pemimpin di lini depan.
Tantangan Berikutnya untuk Sang Bintang
Setelah berhasil meraih Sepatu Emas Eropa, tantangan berikutnya bagi Mbappe adalah membawa Real Madrid kembali ke puncak kejayaan, baik di La Liga maupun di Liga Champions. Dengan usianya yang masih 26 tahun, perjalanan kariernya di Bernabeu baru saja dimulai.
Oleh karena itu, konsistensi akan menjadi kunci utama. Jika Mbappe mampu mempertahankan performa seperti musim ini, bukan mustahil namanya kelak akan berdiri sejajar dengan para legenda besar klub — termasuk Cristiano Ronaldo.
Pada akhirnya, Mbappe telah membuktikan bahwa keberhasilan sejati tidak hanya diukur dari jumlah gol, tetapi juga dari kemampuan seorang pemain untuk tetap membumi di tengah sorotan dunia. Keberaniannya untuk menolak dibandingkan dengan legenda justru memperlihatkan karakter kuat seorang pemimpin sejati di lapangan hijau.






