AS Roma kembali menghadapi kenyataan pahit setelah kalah 0-1 dari Napoli dalam lanjutan Serie A, Senin (1/12/2025) dini hari WIB. Kekalahan tipis itu memperpanjang tren negatif Giallorossi saat menghadapi tim besar. Selain itu, skor 0-1 yang kembali terulang membuat pendukung Roma semakin gelisah karena pola kekalahan tersebut terus berulang musim ini.
Sebelumnya, Roma juga tumbang dari Inter Milan dan AC Milan dengan skor identik. Karena itulah muncul anggapan bahwa mereka sedang dihantui “kutukan 0-1”. Namun Gian Piero Gasperini menolak anggapan tersebut. Ia menilai masalah timnya bukan taktik, tetapi kondisi fisik yang terkuras akibat jadwal padat.
Energi Terkuras Usai Bermain di Liga Europa
Gasperini mengakui bahwa Roma tidak tampil pada standar terbaiknya saat melawan Napoli. Tempo permainan terlihat lambat, dan pengambilan keputusan para pemain sering terlambat. Most importantly, Roma baru saja menjalani laga berat melawan Midtjylland di Liga Europa hanya tiga hari sebelumnya. Karena itu, tim kelelahan dan sulit menjaga intensitas.
Pelatih asal Italia itu menegaskan bahwa Napoli sebenarnya tidak menciptakan banyak peluang. Namun ia kecewa karena timnya tidak memiliki energi cukup untuk membalas atau menekan lawan dengan ritme tinggi. “Kami membayar mahal pertandingan hari Kamis,” ujarnya dengan nada kecewa.
Selain itu, Gasperini menyoroti lambatnya pergerakan bola Roma. Perpindahan bola yang terlalu pelan membuat Napoli lebih mudah bertahan. Hal ini berbanding terbalik dengan ciri khas Roma selama beberapa pekan terakhir, yang biasanya tampil eksplosif dan agresif sejak awal laga.
Ia juga menambahkan bahwa timnya “tertatihtatih” sepanjang pertandingan. Karena itu, Roma sulit menemukan pola serangan yang efektif, meski mereka membutuhkan tiga poin untuk menjaga posisi di papan atas.
Laga Besar yang Justru Berjalan Membosankan
Pertemuan dua tim papan atas biasanya menghadirkan intensitas dan kualitas permainan tinggi. Namun laga ini jauh dari ekspektasi tersebut. Tempo kedua tim berjalan lambat dan tidak ada kreativitas berarti yang tercipta sepanjang 90 menit.
Gasperini menyebut bahwa pertandingan kontra Inter, Milan, dan Napoli memiliki dinamika berbeda. Tetapi khusus laga melawan Napoli, Roma seperti kehilangan identitas permainan. “Temponya lebih lambat dari kedua tim. Tidak menghibur,” katanya.
Besides that, minimnya peluang tercipta memperlihatkan bahwa kedua tim bermain terlalu hati-hati. Napoli cukup puas menjaga keunggulan tipis, sementara Roma sulit mengembangkan serangan meski tertinggal. Para pendukung jelas berharap lebih dari duel yang seharusnya menjadi salah satu big match paling ditunggu pekan ini.
Gasperini juga menyoroti bahwa kurangnya energi membuat Roma tidak bisa menekan dengan intensity seperti biasanya. Ia menegaskan bahwa performa ini tidak mencerminkan kemampuan terbaik mereka, melainkan efek dari kondisi fisik yang belum pulih sepenuhnya.
Dampak Kekalahan terhadap Persaingan di Papan Atas
Kekalahan dari Napoli membuat persaingan di papan atas makin ketat. Roma yang sebelumnya berada di posisi bagus, kini harus melihat rival-rivalnya menempel ketat. Jarak poin yang tipis membuat setiap hasil pertandingan terasa seperti laga eliminasi.
Gasperini memahami betul bahwa timnya tidak boleh lagi membuang poin penting. Karena kalender Serie A semakin padat, ia ingin skuatnya segera belajar dari kekalahan ini. “Musim ini sangat panjang dan sangat ketat,” tegasnya.
Therefore, ia meminta para pemain memanfaatkan waktu istirahat satu minggu sebelum kembali menghadapi jadwal berat setiap tiga hari. Menurutnya, pembenahan tak hanya soal strategi, tetapi juga pemulihan fisik. Roma membutuhkan kedua aspek tersebut agar tidak kembali terjebak dalam kekalahan tipis di laga besar.
Selain itu, Gasperini percaya timnya masih memiliki kapasitas besar untuk bersaing. Namun ia menekankan bahwa Roma harus tampil lebih klinis saat menghadapi tim kuat. Tanpa peningkatan tersebut, kutukan 0-1 bisa kembali menghantui mereka di pertandingan-pertandingan berikutnya.
Roma Harus Bangkit Sebelum Terlambat
Secara keseluruhan, kekalahan 0-1 dari Napoli menunjukkan dua hal penting: Roma kelelahan dan kurang efektif dalam menciptakan peluang. Mereka tertatih sepanjang laga dan gagal menampilkan permainan terbaik. Besides that, tren kekalahan tipis melawan Inter, Milan, dan kini Napoli menunjukkan bahwa Roma belum cukup tajam di laga-laga besar.
Karena itu, pertandingan berikutnya akan sangat menentukan arah musim Roma. Jika mereka mampu memanfaatkan waktu istirahat dan kembali menemukan ritme, peluang bersaing di papan atas tetap terbuka lebar. Namun jika masalah yang sama kembali muncul, kutukan 0-1 bisa terus menghantui perjalanan mereka musim ini.






