Masyarakat Indonesia memiliki beberapa klub sepak bola di luar negeri. Bahkan, beberapa sekarang bekerja di kasta tertinggi di negara mereka. Para pengusaha dan konglomerasi Indonesia ini biasa mengakuisisi sebagian atau sebagian besar saham klub sepak bola asing. Mereka juga kerap membawa unsur Indonesia ke klub yang mereka peroleh. Salah satu fenomena saat itu adalah Erick Thohir mengambil mayoritas saham raksasa Italia Inter. Dia bahkan dinobatkan sebagai presiden klub ibukota mode. Saat ini sudah ada beberapa Klub-klub sepak bola milik Indonesia di luar negeri. Ini Daftar Klub Luar Negeri Milik Orang Indonesia :
Brisbane Roar
Klub-klub milik Indonesia, salah satunya adalah Brisbane Roar. Didirikan pada tahun 1957, klub Australia ini awalnya dikenal sebagai Hollandia-Inala sebelum berganti nama menjadi Brisbane Lions dan kemudian Brisbane Roar. Grup Bakrie mengakuisisi 70% saham klub pada Oktober 2011. Grup Bakrie diketahui memiliki saham milik Cercle Sportif Vise atau CS Vise (Belgia) dan Indonesia Futbol SAD (Uruguay).
Klub-klub Luar Negeri Milik Orang Indonesia : Oxford United
Salah satu klub sepak bola tertua di Inggris, Oxford United, resmi berdiri pada tahun 1893. Saat itu, klub tersebut masih amatir bernama Headington. Pada September 2021, pengusaha Indonesia Erick Thohir dan Andindya Bakrie membeli 51% saham Oxford United. Proses pembelian saham tersebut telah disetujui oleh Liga Sepak Bola Inggris (EFL). Erick Thohir juga membeli saham mayoritas di DC United pada 2012, jauh sebelum membeli Oxford United. DC United adalah klub sepak bola Amerika yang bermarkas di Washington, DC. Selain itu, Erick Thohir memegang saham di Inter Milan, Italia.
FC Verbroedering Dender
Sebuah klub Belgia bernama FC Verbroedering Dender, yang sahamnya diakuisisi oleh Sihar Sitorus. Politisi dan pengusaha Indonesia itu membeli saham Verbroedering Dender pada 2018. Sihar memutuskan untuk membeli klub luar negeri tersebut karena dia menginginkan perkembangan pemain muda yang baik. Karena itu, mereka juga memiliki peluang bagus untuk bersaing. Selain itu, Belgia adalah negara sepakbola yang lebih menarik daripada negara lain. Tak hanya di luar negeri, Sihar juga dikenal banyak mengasuh klub di Tanah Air. Beberapa klub sepak bola tersebut adalah Nusaina FC Ambon, Klub Sepak Bola Pro Duta dan Medan United FC.
Tranmere Rovers
Santini Group, jaringan bisnis milik keluarga Wanandi, mengakuisisi saham di klub Tranmere Rovers. Klub ini dikenal karena bermain di Liga Premier. Namun, belum diketahui pasti berapa banyak saham yang diakuisisi Grup Santini. Segera setelah akuisisi resmi saham oleh Grup Santini, klub meningkat dengan memperkuat infrastruktur di Prenton Park dan mengembangkan nilai klub di tingkat internasional.
Klub-klub Luar Negeri Milik Orang Indonesia : Lecce
Salah satu Klub besar asal Italia, diakuisisi oleh Alvin Sariaatmadja, yang membentuk konsorsium. Alvin, bersama dengan konsorsiumnya, menguasai 10% saham Leece karena ada pemegang saham lain yang berencana melepaskan kepemilikan mereka. Sebelumnya, nama Raffi Ahmad dikabarkan telah mengambil alih saham Lecce setelah terlihat kemeja Lecce dengan nama Raffi tertulis di atasnya. Hal ini tidak dikonfirmasi atau dibantah oleh Lecce Prima, salah satu media Italia. Lecce akan bermain di kasta tertinggi Liga Italia musim ini. Lecce akan bersaing dengan klub papan atas liga Italia seperti AC Milan, Inter Milan dan Juventus.
CF Estrela Amadora SAD
Klub Portugal ini juga menjadi tujuan para pebisnis Indonesia. Pakuan Football Enterprise secara resmi mengakuisisi CF Estrela Amadora SAD pada Mei 2022. Klub ini berada di tengah klasemen untuk musim 2021-2022. Sedangkan Pakuan sendiri merupakan perusahaan yang fokus pada bisnis sepak bola milik Dodi Irwano Suparno dan Jaino Matos. Diharapkan banyak pemain Indonesia yang bisa menorehkan prestasi dan bermain di Liga Portugal melalui akuisisi ini.
Klub-klub Luar Negeri Milik Orang Indonesia : Como 1907
Como 1907, sebuah klub Italia yang didirikan pada Mei 1907. Meluncurkan halaman Como Football, sebuah klub yang didirikan karena banyak anak muda menikmati bermain sepak bola pada musim semi 1906. Pada tahun 2019, Como 1907 diwakili ke PT Djarum oleh Michael Bambang Hartono, seorang pengusaha asal Indonesia. Saat ini, Como 1907 bermain di Serie B paling bergengsi di Italia. Setelah saham Djarum dibeli, klub besar itu menghadapi banyak masalah. Contohnya termasuk pengelolaan sarana dan prasarana stadion yang terbengkalai, bisnis klub dan pengembangan pemain.
CD Polillas Ceuta
Berikutnya adalah CD Polillas Ceuta dari Spanyol, yang juga diakuisisi oleh pengusaha Indonesia. Batavia Sports Group (BSG) mengakuisisi klub pada September 2020. BSG diketahui bermitra dengan salah satu akademi sepak bola, ASIOP. Sebelum mengakuisisi BSG, Polillas disebut-sebut pernah mengalami krisis keuangan akibat goncangan pandemi Covid-19. Dengan mengakuisisi klub Spanyol tersebut, diharapkan para pemain muda Indonesia bisa dengan mudah bermain di luar negeri khususnya Liga Spanyol.***