Kompetisi BRI Liga 1 2024/2025 resmi ditutup pada Sabtu, 24 Mei 2025 dengan hasil akhir klasemen yang sangat kompetitif. Pekan ke-34 menandai berakhirnya musim yang penuh kejutan dan momen dramatis. Salah satu pencapaian paling mencolok datang dari Persib Bandung, yang sukses keluar sebagai juara Liga 1 musim ini.
Di bawah arahan pelatih Bojan Hodak, Maung Bandung menunjukkan konsistensi luar biasa. Mereka mengumpulkan 69 poin dari 34 pertandingan dan memastikan gelar juara sejak pekan ke-31. Persib juga mencatat pertahanan solid dan lini depan yang tajam, membuat mereka sulit dikalahkan sepanjang musim.
Keberhasilan ini mengantarkan Persib untuk mewakili Indonesia di ajang kualifikasi play-off Liga Champions AFC musim depan. Prestasi ini menjadi bukti dari program pembinaan dan strategi jangka panjang yang matang dari manajemen klub.
Dewa United Tampil Gemilang dan Lolos ke Kompetisi Asia
Dewa United menjadi salah satu kejutan besar di musim ini. Klub yang masih tergolong baru di Liga 1 ini berhasil finis sebagai runner-up klasemen akhir, dengan performa stabil dari pekan ke pekan.
Dengan raihan poin yang mengesankan, Dewa United lolos ke babak play-off Liga Challenge AFC 2025/2026. Keberhasilan mereka tak lepas dari peran pemain-pemain kunci seperti Alex Martins dan manajemen tim yang disiplin dalam menyusun strategi.
Prestasi ini menjadikan Dewa United sebagai klub yang patut diperhitungkan di musim-musim mendatang. Mereka berhasil membuktikan bahwa konsistensi dan kerja keras bisa mengantarkan klub ke level yang lebih tinggi.
Malut United Cetak Sejarah di Musim Debut
Satu lagi cerita menarik datang dari klub promosi Malut United. Dalam musim debutnya di Liga 1, Malut sukses mencetak sejarah dengan finis di peringkat ketiga klasemen akhir. Ini adalah prestasi luar biasa yang jarang terjadi bagi tim pendatang baru.
Skuad asuhan pelatih muda ini bermain tanpa beban namun tetap taktis dan solid. Malut United bahkan mampu menumbangkan beberapa tim besar, termasuk Persib dan Bali United dalam laga kandang mereka.
Sementara itu, tim promosi lainnya, PSBS Biak, juga menampilkan permainan yang cukup kompetitif. Mereka finis di posisi ke-9 dengan 48 poin. Hasil ini menunjukkan bahwa klub-klub baru mampu bersaing secara langsung, bahkan mendobrak dominasi tim-tim mapan.
Tiga Tim Tersingkir dari Kasta Tertinggi
Namun tidak semua tim merayakan akhir musim ini dengan suka cita. Tiga klub harus terdegradasi ke Liga 2, yaitu PSIS Semarang, Barito Putera, dan PSS Sleman.
PSIS Semarang menjadi juru kunci klasemen, dengan hanya mengoleksi 25 poin. Sementara Barito Putera dan PSS Sleman juga gagal meraih poin maksimal di laga-laga krusial mereka, meskipun sempat menang di pekan terakhir.
Degradasi ini menjadi tamparan keras bagi ketiga klub tersebut. Mereka akan menjalani kompetisi Liga 2 musim depan dan harus segera berbenah. Baik dari segi pemain, manajemen, hingga strategi permainan, semuanya perlu ditinjau ulang agar dapat kembali promosi ke Liga 1.
Perebutan Gelar Top Skor Liga 1 Berlangsung Ketat
Persaingan di papan atas tak hanya terjadi antar tim, tetapi juga antar penyerang. Musim ini, Alex Martins Ferreira dari Dewa United berhasil keluar sebagai top skor Liga 1 dengan koleksi 26 gol.
Ia tampil konsisten sepanjang musim dan menjadi ujung tombak utama Dewa United. Gol-golnya banyak membantu klub meraih hasil maksimal di berbagai pertandingan krusial.
Di posisi kedua, terdapat dua nama yang sama-sama mencetak 18 gol, yaitu Gustavo Almeida dari Persija Jakarta dan Tyronne del Pino dari Persib Bandung. Keduanya dikenal memiliki penyelesaian akhir yang tajam dan visi bermain yang baik.
Pemain PSS Sleman, Gustavo Tocantins, mencetak 16 gol. Sementara itu, Dalberto dari Arema FC mencatatkan 15 gol dan tampil konsisten meskipun timnya tidak berada di posisi teratas klasemen.
Musim 2024/2025 Jadi Cerminan Dinamika Liga 1 yang Meningkat
Musim ini menunjukkan bahwa kompetisi di Liga 1 semakin kompetitif dan tak mudah diprediksi. Klub-klub promosi mampu bersinar, sedangkan tim besar tidak luput dari tekanan degradasi.
Dengan adanya teknologi VAR dan kehadiran wasit asing yang diterapkan sepanjang musim, kualitas liga juga mengalami peningkatan signifikan. Ini menjadi fondasi kuat bagi Liga 1 untuk terus berkembang, baik secara teknis maupun komersial, pada musim-musim berikutnya.