Saturday, June 29, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsKepanasan dan Pingsan, Wasit di Copa America 2024 Tak Kuat Suhu Terlalu...

Kepanasan dan Pingsan, Wasit di Copa America 2024 Tak Kuat Suhu Terlalu Tinggi

Pada laga Copa America 2024 antara Peru dan Kanada yang berlangsung di Stadion Children’s Mercy Park Kansas pada Rabu (26/6/2024) pagi WIB, sebuah insiden yang tidak lazim terjadi pada wasit Humberto Panjoj. Saat memimpin pertandingan ini yang awalnya berjalan dengan lancar, Panjoj tiba-tiba terjatuh akibat kondisi suhu yang sangat panas di lapangan.

Insiden ini terjadi pada babak pertama pertandingan, ketika Panjoj tampak mengalami masalah kesehatan akibat cuaca yang ekstrem. Kondisi panas yang melanda Stadion Children’s Mercy Park memberikan tantangan ekstra bagi semua yang terlibat dalam pertandingan ini, termasuk wasit Panjoj.

- Advertisement -
asia9QQ  width=

Tim medis segera memberikan pertolongan kepada Panjoj di tepi lapangan. Meskipun terlihat tidak sadarkan diri sejenak, namun Panjoj berhasil mendapatkan perawatan yang tepat waktu. Kejadian ini mengingatkan akan pentingnya persiapan dan penanganan kondisi cuaca yang ekstrem dalam acara olahraga. Terutama turnamen besar seperti Copa America.

Sebagai hasil dari insiden ini, Panjoj tidak dapat melanjutkan tugasnya sebagai wasit dalam pertandingan tersebut dan harus digantikan oleh wasit cadangan. Meskipun demikian, pertandingan berlanjut dengan tertib dan akhirnya Kanada berhasil memenangkan pertandingan dengan skor tipis 1-0 berkat gol yang dicetak oleh Jonathan David.

Insiden ini juga menjadi pengingat bagi penyelenggara turnamen untuk selalu memperhatikan faktor-faktor eksternal seperti cuaca dan kesiapan fisik semua yang terlibat dalam pertandingan, termasuk para wasit. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengelolaan risiko dalam penyelenggaraan event olahraga tingkat internasional.

Suhu Menyentuh 101 Derajat

Humberto Panjoj, wasit yang memimpin pertandingan antara Peru dan Kanada pada Copa America 2024, mengalami nasib malang ketika ia pingsan pada fase akhir babak pertama. Kejadian ini menyebabkan pertandingan harus dihentikan untuk waktu yang cukup lama, memberikan momen dramatis di luar aksi lapangan yang intens.

Insiden ini terjadi ketika Panjoj tiba-tiba terjatuh akibat kelelahan dan kepanasan. Pada saat itu, kiper Kanada, Maxime Crepeau, segera memberikan bantuan awal. Tindakan cepat Crepeau diikuti oleh masuknya tim medis yang memberikan perawatan intensif kepada Panjoj. Meskipun telah mendapatkan perawatan, kondisi Panjoj tidak memungkinkan dirinya untuk melanjutkan tugas sebagai wasit.

Panjoj kemudian dibawa keluar lapangan menggunakan tandu, dan tugasnya sebagai hakim garis diambil alih oleh Ricardo Fabian, wasit pinggir. Pergantian wasit ini memastikan bahwa pertandingan dapat dilanjutkan dengan kendali yang memadai, meskipun waktu yang terhenti cukup signifikan.

Menurut laporan dari The New York Times, suhu di area stadion pada saat itu sangat panas. Yaitu mencapai 91 derajat Fahrenheit dengan kelembapan 51%. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa suhu terasa lebih panas, sekitar 101 derajat Fahrenheit, terutama di bagian lapangan yang terik di mana Panjoj bertugas.

Ronald Araujo Juga Jadi Korban Panas di Copa America 2024

Copa America 2024 menghadapi tantangan besar dengan kondisi cuaca yang ekstrem, mengingat turnamen ini berlangsung di musim panas dengan suhu dan kelembapan yang tinggi. Otoritas penyelenggara sudah menyadari faktor ini dan memberikan perhatian khusus sejak awal, namun tetap saja beberapa insiden tidak dapat dihindari.

Sebelum insiden yang menimpa wasit Humberto Panjoj, kondisi cuaca panas juga telah mempengaruhi pemain di lapangan. Bek Timnas Uruguay, Ronald Araujo, menjadi salah satu korban cuaca ekstrem ini. Araujo tidak dapat melanjutkan pertandingan pada babak kedua akibat panas dan dehidrasi yang dialaminya.

Ketika diwawancarai, Araujo menjelaskan pengalamannya: “Ketika babak pertama berakhir, saya merasa sedikit pusing dan ketika saya sampai di ruang ganti, tekanan darah saya turun. Dokter mengatakan bahwa saya mengalami sedikit dehidrasi dan saya tidak dapat melanjutkan laga,” ungkapnya.

Kasus yang dialami Araujo menunjukkan betapa seriusnya dampak cuaca panas terhadap para pemain dan ofisial selama turnamen ini. Suhu yang tinggi dan kelembapan yang menyengat tidak hanya mengganggu performa di lapangan tetapi juga membahayakan kesehatan para atlet.

Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa penanganan cuaca ekstrem dan perlunya perhatian ekstra. Yakni terhadap kesehatan para atlet dan ofisial selalu menjadi prioritas utama dalam penyelenggaraan setiap kompetisi olahraga tingkat internasional. Dengan demikian, penyelenggara diharapkan untuk terus meningkatkan strategi dan pendekatan dalam mengatasi tantangan yang ditimbulkan. Terlebih oleh faktor-faktor cuaca dalam turnamen mendatang.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments