Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati Hari Kartini sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan. Namun, semangat Kartini ternyata juga hidup dalam dunia sepak bola Indonesia. Di balik dominasi pria di dunia si kulit bundar, sejumlah perempuan tampil sebagai sosok sentral dalam kemajuan sepak bola nasional.
Mereka bukan hanya hadir sebagai simbol representatif. Lebih dari itu, para perempuan ini telah memberikan kontribusi nyata. Mulai dari membentuk klub hingga menjadi pengambil kebijakan di tingkat federasi dan internasional. Berikut adalah lima sosok “Kartini” sepak bola Indonesia yang telah membuktikan bahwa perempuan juga bisa berdiri di garis depan dalam perkembangan olahraga ini.
1. Ratu Tisha Destria
Ratu Tisha Destria merupakan salah satu tokoh penting dalam dunia sepak bola Indonesia. Namanya dikenal luas sejak menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI pada tahun 2017. Kala itu, ia menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tersebut dalam sejarah federasi sepak bola nasional.
Kepiawaian Tisha dalam manajemen sepak bola membawanya menapaki jenjang karier yang lebih tinggi. Ia kemudian terpilih sebagai Wakil Presiden Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF) pada tahun 2019. Posisi ini menunjukkan pengakuan terhadap kapasitasnya di tingkat internasional.
Saat ini, Tisha menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI periode 2023–2027. Ia bekerja berdampingan dengan Erick Thohir dan Zainudin Amali. Selain itu, ia juga ditunjuk sebagai Tenaga Ahli Menteri Pemuda dan Olahraga. Perannya tidak hanya strategis, tetapi juga berdampak langsung terhadap pembinaan sepak bola nasional.
2. Souraiya Farina Alhaddar
Souraiya Farina Alhaddar merupakan figur yang konsisten dalam memperjuangkan perkembangan sepak bola wanita di Indonesia. Ia telah terlibat dalam dunia sepak bola nasional sejak tahun 2006, dan kembali aktif di PSSI pada 2017 hingga 2022.
Kini, Souraiya mengabdikan dirinya di Asosiasi Sepak Bola Wanita Indonesia (ASBWI) sebagai Sekretaris Jenderal. Dalam perannya, ia aktif menginisiasi berbagai kompetisi sepak bola dan futsal putri di berbagai kelompok umur. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem kompetitif yang mendukung tumbuhnya talenta muda.
Selain berkiprah di organisasi, Souraiya juga menjabat sebagai Direktur klub Liga 1, Persik Kediri. Ini membuktikan bahwa kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada urusan administratif, tetapi juga dalam operasional klub sepak bola profesional.
3. Wiwi Hadhi Kusdarti
Jika berbicara tentang sejarah sepak bola putri Indonesia, maka nama Wiwi Hadhi Kusdarti tak boleh dilewatkan. Ia adalah sosok visioner yang mendirikan klub sepak bola putri pertama di Indonesia, yaitu Putri Priangan, pada tahun 1969.
Motivasi Wiwi bermula dari keresahannya atas minimnya teman bermain sepak bola wanita di Bandung. Ia kemudian menulis kepada surat kabar, dan gagasannya mendapat respons positif dari komunitas sepak bola lokal, termasuk Persib Bandung.
Hasilnya, Putri Priangan resmi terbentuk dan menjadi tonggak penting dalam sejarah sepak bola wanita di Indonesia. Dari inisiatif ini, lahirlah turnamen seperti Piala Kartini yang digelar pada awal 1980-an sebagai ajang kompetisi resmi sepak bola putri.
4. Shafira Ika Putri
Shafira Ika Putri adalah salah satu talenta terbaik sepak bola wanita Indonesia saat ini. Lahir di Bangka Belitung pada 21 April 2003, Ika dikenal sebagai sosok pekerja keras yang tidak pernah menyerah meskipun kompetisi putri sempat vakum selama enam tahun.
Perjalanan karier Ika dimulai bersama Tira-Persikabo Women, lalu berlanjut ke Arema FC Women dan Persis Solo Women. Ia juga pernah mencicipi pengalaman bermain di luar negeri bersama FC Ryukyu Ladies di Jepang. Itu menjadi bukti kemampuannya di level internasional.
Tak hanya itu, Ika juga kerap dipercaya memperkuat Timnas Indonesia Putri dan bahkan pernah menjadi kapten tim. Ia turut membawa Garuda Pertiwi menjuarai Piala AFF Putri 2024, sebuah pencapaian besar bagi sepak bola wanita Indonesia.
5. Esti Puji Lestari
Esti Puji Lestari adalah figur penting yang membawa nama Indonesia ke panggung sepak bola internasional. Ia merupakan perempuan pertama Indonesia yang menjadi chairman klub luar negeri, yakni United City FC dari Liga Filipina, sejak awal 2024.
Sebelumnya, Esti juga sempat menjadi manajer klub asal Tiongkok, Qingdao Red Lions, pada 2021. Ia dikenal sebagai pemimpin yang visioner dan penuh inovasi. Tak heran, pada tahun 2018, ia masuk dalam nominasi 50 pemimpin wanita berpengaruh se-Asia Pasifik.
Esti adalah mantan pemilik Persijap Jepara dan pendiri Persijap Kartini, tim sepak bola putri dari klub tersebut. Ia juga pernah menjadi manajer Persikabo Putri, yang sukses meraih posisi runner-up Liga 1 Putri 2019.