Meskipun harus mengakui keunggulan Timnas Indonesia U-19 dengan skor 0-2 pada lanjutan Grup A Piala AFF U-19 2024, Pelatih Timnas Kamboja U-19, Phea Sopheaktra, tetap memberikan apresiasi kepada para pemainnya. Menurutnya, anak asuhnya menunjukkan performa yang solid dan determinasi tinggi sepanjang pertandingan.
“Saya sangat bangga dengan performa yang ditunjukkan oleh para pemain. Mereka menunjukkan semangat juang yang luar biasa dan mampu bertahan dengan baik selama 90 menit,” ujar Phea Sopheaktra dalam konferensi pers setelah pertandingan.
Phea Sopheaktra menekankan bahwa meskipun hasil akhir tidak berpihak pada timnya, namun usaha dan kerja keras yang ditunjukkan oleh para pemain layak mendapat apresiasi. Strategi bertahan yang diterapkan berhasil menahan serangan gencar dari Timnas Indonesia U-19, terutama di babak pertama.
“Pertandingan ini adalah ujian besar bagi kami. Anak-anak mampu menunjukkan kemampuan bertahan yang sangat baik, dan itu tidaklah mudah ketika menghadapi tim sekuat Indonesia,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Phea Sopheaktra juga menyoroti bahwa bagi sebagian besar pemainnya, pertandingan ini merupakan pengalaman internasional pertama mereka. Ia berharap pengalaman ini dapat menjadi pelajaran berharga yang membantu mereka berkembang lebih jauh sebagai pemain sepak bola profesional.
“Ini adalah pengalaman internasional pertama bagi sebagian besar pemain kami. Saya berharap mereka bisa belajar dari pengalaman ini dan terus berkembang di masa depan,” tambahnya.
Pintar Dalam Banyak Hal
Pelatih Timnas Kamboja U-19, Phea Sopheaktra, yang juga menjabat sebagai pelatih Tiffy Army FC, menolak anggapan bahwa kemenangan Indonesia U-19 atas timnya hanya karena keberuntungan. Menurut Sopheaktra, anak asuh Indra Sjafri bermain cerdas dengan memanfaatkan kelemahan pertahanan timnya.
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Timnas Indonesia U-19 sempat mengalami kesulitan menghadapi pertahanan berlapis yang diterapkan oleh Kamboja U-19, yang dikenal dengan julukan “Angkot Warrior.” Meski begitu, Indonesia berhasil memecah kebuntuan melalui eksekusi sepak sudut yang dilakukan oleh Kafiatur.
“Indonesia memang kesulitan menembus pertahanan kami dalam permainan terbuka, tapi itu bukan berarti mereka tidak mampu. Mereka memanfaatkan peluang dari set-piece dengan sangat baik, dan itulah yang membuat mereka unggul,” ujar Phea Sopheaktra setelah pertandingan.
Sopheaktra mengakui bahwa timnya berusaha untuk bertahan dengan baik, terutama dalam mengantisipasi umpan-umpan silang dari Indonesia. Namun, kecerdikan Indonesia dalam situasi bola mati menjadi kunci sukses mereka dalam pertandingan ini.
“Kami mencoba bertahan sebaik mungkin di belakang, mengantisipasi setiap umpan silang mereka. Tetapi bukan berarti Indonesia lemah dalam situasi open-play. Itu karena kami berhasil menghentikannya,” tegas Sopheaktra.
Menurut Sopheaktra, kemampuan Indonesia untuk memanfaatkan situasi bola mati menunjukkan kecerdikan taktis dan keunggulan strategi yang diterapkan oleh Indra Sjafri. Ini membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kelemahan lawan.
Laga Perpisahan Phea Sopheaktra
Pelatih Timnas Kamboja U-19, Phea Sopheaktra, menegaskan bahwa timnya akan bermain all-out dalam laga terakhir mereka melawan Filipina, meskipun peluang untuk lolos ke babak selanjutnya sudah sangat tipis. Sopheaktra mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri turnamen dengan hasil yang baik, terutama karena pertandingan ini akan menjadi laga perpisahannya bersama tim Kamboja U-19.
“Kami akan terus mempersiapkan diri hingga pertandingan terakhir. Kami telah merancang taktik dan menganalisis cara bermain Filipina. Kamipun juga fokus pada pemulihan kondisi fisik para pemain secepat mungkin agar bisa tampil optimal,” jelas Phea Sopheaktra dalam konferensi pers.
Turnamen Piala AFF U-19 2024 ini ternyata menjadi momen penting bagi Sopheaktra, yang telah memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Kamboja U-19 setelah turnamen usai. Ia berencana untuk kembali ke klubnya, Tiffy Army FC, setelah menyelesaikan tugasnya di tim nasional.
“Turnamen ini juga bisa dikatakan sebagai perpisahanku dengan Kamboja U-19. Jika saya gagal membawa tim ini berprestasi di turnamen ini. Maka saya akan mundur dari jabatan pelatih dan kembali ke klubku, Tiffy Army FC,” ungkapnya dengan nada tegas.
Phea Sopheaktra, yang dikenal dengan kacamata khasnya, bertekad untuk memberikan yang terbaik dalam pertandingan terakhirnya. Ia berharap bisa memberikan kenangan indah dan prestasi yang membanggakan bagi Timnas Kamboja U-19. Sekaligus menutup kariernya di tim ini dengan cara yang baik.