Monday, November 25, 2024
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsJuventus Ungguli AS Roma, Terus Kejar Inter di Klasemen Serie A 2023/2024

Juventus Ungguli AS Roma, Terus Kejar Inter di Klasemen Serie A 2023/2024

Di panggung Serie A 2023/2024, Juventus menyajikan pertandingan yang penuh ketegangan dan dramatika saat mereka melawan AS Roma dalam duel pekan ke-18. Allianz Stadium menjadi saksi bisu dari pertarungan sengit ini yang berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 bagi Si Nyonya Tua, menyemarakkan suasana pada Minggu (31/12/2023) dini hari WIB.

Pertandingan dimulai dengan intensitas yang tinggi, di mana Juventus lebih dominan dalam penguasaan bola, tetapi AS Roma tak gentar dan menciptakan sejumlah peluang berbahaya. Babak pertama berakhir dengan skor kacamata 0-0, tetapi kehangatan duel baru dimulai.

- Advertisement -
asia9QQ

Juve membuka lembaran baru di babak kedua dengan serangan cepat, dan mereka berhasil mencuri gol pada menit ke-47 melalui aksi gemilang Adrien Rabiot. Gol tersebut bukan hanya memecah kebuntuan, tetapi juga memberikan keunggulan yang amat berarti bagi tuan rumah.

AS Roma tak gentar meski tertinggal, dan mereka mencoba bangkit di sisa babak kedua. Namun, Juventus menunjukkan kelasnya dalam pertahanan, menjaga keunggulan mereka dengan penuh kematangan taktikal. Skor 1-0 pada akhirnya menjadi penentu kemenangan bagi Juventus, yang dengan tiga poin tambahan, memperkuat posisinya di peringkat dua klasemen Liga Italia 2023/2024.

Kemenangan ini bukan hanya sekadar tiga poin, tetapi juga sebuah pernyataan bahwa Juventus memiliki kualitas dan mentalitas juara dalam perburuan gelar Serie A. Allianz Stadium merayakan prestasi ini sebagai bukti keunggulan Juve, sementara AS Roma akan melihat pertandingan ini sebagai pengalaman berharga dalam perjalanan mereka di musim ini.

Babak Pertama: Pertempuran Intens di Allianz Stadium

Dalam babak pertama yang sarat ketegangan, Juventus dan AS Roma saling berhadapan di Allianz Stadium dengan intensitas sedang. Si Nyonya Tua langsung mengambil inisiatif serangan, memaksa Roma untuk fokus pada pertahanan mereka. Meskipun demikian, pada menit ke-15, kejutan muncul ketika Roma mendapatkan peluang matang pertama dalam pertandingan.

Melalui 30 menit pertama, Juventus semakin nyaman menguasai bola, menggiring serangan mereka dengan percaya diri. Beberapa upaya mereka berhasil menembus garis pertahanan Roma, tetapi sayangnya, penyelesaian akhir masih belum memuaskan. Pada menit ke-32, serangan membahayakan dari Dybala hampir saja menggetarkan gawang yang dikawal oleh Szczesny.

Pada menit ke-42, Juventus mendapatkan kesempatan matang kembali melalui skema lemparan ke dalam. Kostic mendapat peluang untuk melepaskan tembakan, namun tandukan Ndicka dengan sigap mengamankan gawang Patricio. Skor masih bertahan 0-0 hingga babak pertama berakhir.

Babak Kedua: Gol Rabiot Menentukan Pemenang

Babak kedua dimulai dengan kejutan cepat dari Juventus. Dalam beberapa menit awal, pergerakan Kostic di sisi kiri membuka peluang bagi Vlahovic untuk mengirimkan umpan ke arah Rabiot. Gelandang Juventus itu dengan dingin mengeksekusi tembakan ke sudut kiri bawah gawang Patricio, mengubah skor menjadi 1-0 untuk tuan rumah.

Gol tersebut membawa perubahan signifikan dalam dinamika pertandingan. Roma terpaksa membuka permainan mereka, sementara Juventus memilih tampil lebih defensif untuk menjaga keunggulan. Serangan-serangan yang dilancarkan oleh Roma tampaknya kesulitan menembus pertahanan yang kokoh.

Meskipun demikian, drama tidak berhenti di situ. Pada menit ke-89, Chiesa mencetak gol kedua untuk Juventus, tetapi sayangnya, wasit memutuskan untuk membatalkannya karena offside. Kecaman Roma terasa ketika tambahan waktu enam menit tidak cukup bagi mereka untuk membalas. Dengan skor akhir 1-0, Juventus berhasil mengamankan tiga poin berharga dalam pertandingan yang penuh gairah di Allianz Stadium.

Strategi Kedua Tim dalam Pertandingan

Juventus 3-5-2: Menata Kekuatan di Lapangan

Massimiliano Allegri memilih formasi 3-5-2 yang kuat untuk menerjang pertarungan melawan AS Roma di Allianz Stadium. Dengan Wojciech Szczesny berada di bawah mistar, lini pertahanan didominasi oleh trio tangguh: Danilo, Bremer, dan Gatti. Mereka menjadi pagar kokoh yang melindungi gawang Juventus dari ancaman Roma.

Di lini tengah, Allegri menempatkan gelandang-gelandang yang handal dan serba bisa. Filip Kostic dan Adrien Rabiot mendapatkan peran penting di sayap, memberikan dimensi serangan dan pertahanan. Bersama mereka, Manuel Locatelli, Weston McKennie, dan Tim Weah menjadi tulang punggung yang menjaga keseimbangan di lini tengah.

Lini serang Juventus ditempati oleh dua ujung tombak, yakni Alperen Yildiz dan Dusan Vlahovic. Kombinasi kecepatan dan ketajaman penyelesaian menjadi senjata utama mereka dalam merobek jala Roma. Kemampuan Yildiz untuk menciptakan peluang dan Vlahovic sebagai finisher murni menjadi ancaman serius bagi pertahanan lawan.

Pergantian pemain yang dilakukan Allegri memperkuat kedalaman skuat Juventus. Chiesa dan Milik yang masuk di paruh kedua memberikan variasi dan kejutan tambahan bagi serangan Si Nyonya Tua.

AS Roma 3-5-2: Mourinho Membangun Fondasi Taktikal

Jose Mourinho menanggapi tantangan Juventus dengan formasi 3-5-2 yang kuat dan terorganisir. Antonio Mirante di bangku cadangan, Paulo Patricio berdiri kokoh di bawah mistar sebagai kiper utama AS Roma.

Barisan pertahanan terdiri dari Ndicka, Llorente, dan Mancini. Mereka diharapkan untuk menjaga ketat serangan Juventus dan meminimalisir peluang gol lawan. Gaya bermain taktis Mourinho tercermin dalam penempatan pemain, dengan peran masing-masing pemain sangat terdefinisi.

Gelandang serbaguna seperti Nicolo Zalewski, Riccardo Bove, dan Leandro Paredes menjadi tulang punggung lini tengah Roma. Mereka diberi tugas untuk mengontrol ritme pertandingan dan memberikan dukungan baik ke serangan maupun pertahanan.

Lini serang Roma diisi oleh dua pemain berbahaya, Romelu Lukaku dan Paulo Dybala. Kombinasi kekuatan fisik dan kecepatan Lukaku bersanding dengan kreativitas dan keahlian Dybala dalam mencetak gol menjadi ancaman ganda bagi Juventus.

Pergantian yang dilakukan Mourinho dengan memasukkan Pellegrini, El Shaarawy, dan Azmoun menunjukkan upaya untuk merespons dinamika pertandingan dan mencari peluang penyamakan skor. Meskipun hasilnya tidak memuaskan, kekuatan dan taktik yang dibangun oleh Mourinho tetap terasa hingga peluit akhir.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments