Situasi tidak menyenangkan kembali menghampiri Juventus di kompetisi Eropa saat ini. Klub asal Turin itu lagi-lagi harus berurusan dengan UEFA karena dugaan pelanggaran Financial Fair Play (FFP). Setelah sempat mendapat sanksi larangan tampil di Eropa pada 2024, kini ancaman baru muncul dan berpotensi lebih berat.
Penyelidikan terbaru ini dibuka atas kemungkinan pelanggaran dalam periode tiga tahun terakhir. Jika terbukti bersalah, Juventus bisa saja dilarang mendaftarkan pemain baru untuk musim 2026–2027. Bagi klub sebesar mereka, hukuman seperti ini jelas akan sangat merugikan.
Awal Mula Penyelidikan Baru
Masalah ini bermula ketika Juventus merilis laporan keuangan terbarunya. Dalam laporan tersebut, pihak klub mengakui adanya potensi pelanggaran terhadap aturan UEFA Football Earning Rule, sebuah parameter baru yang menilai stabilitas finansial klub dari sisi pendapatan dan pengeluaran sepak bola murni.
Karena temuan itu, UEFA resmi membuka proses penyelidikan pada 18 September 2025. Menariknya, periode yang diselidiki kali ini tergolong baru, yakni mencakup musim 2022/23 hingga 2024/25. Ini berarti, pelanggaran yang diteliti bukan bagian dari kasus lama yang sempat membuat Juventus dihukum pada 2024 lalu.
Dengan demikian, federasi ingin memastikan bahwa Si Nyonya Tua telah menjalankan seluruh ketentuan keuangan sesuai peraturan terbaru. Namun, fakta bahwa Juventus sendiri mengakui adanya potensi pelanggaran membuat posisi mereka kini cukup sulit.
Potensi Hukuman Berat dari UEFA
Apabila penyelidikan ini membuktikan adanya pelanggaran, Juventus bisa menerima dua jenis sanksi utama. Pertama, denda finansial yang kemungkinan tidak terlalu besar dibandingkan dengan hukuman kedua.
Sanksi kedua jauh lebih berbahaya, karena menyangkut pembatasan pendaftaran pemain baru di kompetisi Eropa. Artinya, Juventus tidak dapat menurunkan pemain rekrutan baru dalam ajang seperti Liga Champions, Liga Europa, maupun Conference League musim 2026–27.
Kondisi ini tentu akan menyulitkan pelatih dalam merancang skuad, terutama jika klub tengah menjalani masa transisi atau membutuhkan regenerasi pemain. Selain itu, larangan tersebut juga bisa berdampak langsung terhadap daya tarik Juventus di bursa transfer, karena pemain bintang cenderung enggan bergabung dengan klub yang tidak bebas berkompetisi secara penuh.
Dampak Besar bagi Rencana Masa Depan
Bila hukuman pembatasan benar diberlakukan, efeknya tidak hanya dirasakan di ruang ganti. Secara finansial, Juventus juga akan mengalami tekanan tambahan karena berkurangnya potensi pendapatan dari kompetisi UEFA.
Selain itu, proyek restrukturisasi klub di bawah kepemimpinan Laurent Comolli, CEO baru yang menggantikan manajemen lama, bisa terganggu. Juventus sebenarnya tengah berupaya menyeimbangkan kembali neraca keuangan setelah beberapa tahun mengalami defisit akibat transfer besar dan pengeluaran tinggi.
Lebih jauh, situasi ini juga mengancam reputasi klub yang sedang berusaha membangun kembali kepercayaan publik dan sponsor. Oleh karena itu, manajemen kini berfokus untuk bekerja sama dengan UEFA agar dapat menjelaskan laporan keuangannya secara lebih transparan.
Masalah Lama yang Belum Usai
Sebelumnya, Juventus sudah dijatuhi sanksi oleh UEFA berupa larangan tampil di UEFA Conference League musim 2024/25. Hukuman tersebut diberikan sebagai bentuk “pembersihan catatan” dari kasus manipulasi laporan keuangan di masa lalu.
Saat itu, Juventus juga sempat mengalami pengurangan poin di Serie A, yang berakibat fatal terhadap posisi mereka di klasemen. Namun, banyak pihak menilai bahwa federasi Eropa tampaknya masih belum sepenuhnya yakin akan perbaikan finansial klub asal Turin tersebut.
Dengan adanya penyelidikan baru ini, jelas bahwa bayang-bayang pelanggaran lama masih menghantui Juventus. Meskipun manajemen bersikeras bahwa tidak ada pelanggaran signifikan, fakta bahwa UEFA membuka kembali kasus membuat publik mempertanyakan kredibilitas laporan finansial klub.
Keyakinan Juventus dan Langkah Pencegahan
Terlepas dari semua rumor, pihak Juventus tetap optimistis. Dalam pernyataan resminya, klub menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama penuh dengan UEFA untuk memberikan klarifikasi terhadap setiap temuan.
Selain itu, Juventus juga berencana melakukan audit internal tambahan agar proses keuangan di masa mendatang bisa lebih transparan. Mereka berharap langkah ini dapat mempercepat selesainya penyelidikan sekaligus menghindari sanksi berat.
Sementara hasil penyelidikan diperkirakan baru keluar pada musim semi 2026, Juventus kini berusaha menjaga fokus di lapangan. Tim asuhan Massimiliano Allegri harus memastikan performa mereka tetap stabil agar tidak terganggu oleh masalah nonteknis seperti ini.