Juventus terancam gagal total pada musim 2025/2026 setelah kembali menuai hasil mengecewakan di Serie A. Pada laga terbaru melawan Hellas Verona, Bianconeri hanya mampu bermain imbang 1-1 meski sempat unggul lebih dahulu melalui Francisco Conceicao. Penalti Gift Orban pada babak kedua membuat tim asuhan Igor Tudor kehilangan dua poin penting dan semakin memperlihatkan rapuhnya konsistensi mereka.
Hasil seri ini bukan sekadar insiden kecil, melainkan cerminan dari masalah struktural yang sedang menghantui Juventus. Bursa transfer musim panas lalu tidak menghadirkan solusi nyata, justru mempertegas kelemahan mendasar: kedalaman skuad yang terbatas dan kualitas rotasi yang meragukan. Dengan jadwal padat di Serie A, Liga Champions, dan Coppa Italia, peluang untuk bersaing dalam tiga kompetisi besar terlihat makin tipis bila situasi ini terus dibiarkan.
Musim baru seharusnya menjadi momentum kebangkitan Juventus setelah performa naik turun dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kenyataan di lapangan justru berbeda. Minimnya penguatan di lini tengah dan depan membuat mereka rawan tergelincir. Jika tidak ada perubahan signifikan, Juventus bukan hanya kehilangan peluang meraih trofi, tetapi juga berisiko tersingkir dari persaingan papan atas Serie A lebih cepat dari perkiraan.
Tengah Rapuh, Rotasi Terbatas
Masalah terbesar Juventus saat ini ada di sektor gelandang. Kepergian Nicolo Fagioli dan Douglas Luiz tidak diimbangi dengan kedatangan pemain sepadan. Fabio Miretti memang masih ada, tetapi kepercayaan manajemen terhadapnya sangat tipis. Bahkan sempat muncul kabar bahwa ia ditawarkan ke Napoli sebagai bagian dari negosiasi transfer.
Weston McKennie pun kerap jadi korban rotasi posisi tanpa peran jelas. Sementara itu, Teun Koopmeiners yang awalnya digadang-gadang sebagai pembelian penting kini justru lebih sering duduk di bangku cadangan. Saat duel melawan Verona, Locatelli dan Khephren Thuram kesulitan mengontrol permainan, tetapi Juventus tak punya opsi untuk mengubah situasi.
Koopmeiners sempat diturunkan lebih dalam untuk menjaga keseimbangan, namun gagal memberi dampak positif. Vasilije Adzic yang dimainkan di lini tengah pun belum mampu menunjukkan kontribusi signifikan. Kondisi ini jelas membuat Juventus sangat rentan ketika menghadapi lawan dengan intensitas tinggi.
Cedera Bisa Jadi Titik Runtuh
Krisis Juventus juga terlihat jelas di sektor serangan. Ketergantungan berlebihan pada Kenan Yildiz semakin mencolok. Pemain muda tersebut memang memiliki potensi besar, tetapi beban terlalu berat bisa menghambat perkembangan permainannya. Sementara itu, Edon Zhegrova masih membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya dari cedera.
Francisco Conceicao sejauh ini menjadi satu-satunya motor serangan yang konsisten, namun ia juga tidak bisa terus-menerus diandalkan tanpa dukungan berarti dari rekan setimnya. Di sektor sayap, Andrea Cambiaso dan Joao Mario minim pelapis. Situasi ini memaksa Tudor bereksperimen dengan menempatkan Pierre Kalulu lebih maju, padahal stok bek tengah yang dimiliki tim hanya lima pemain untuk tiga posisi utama.
Jika badai cedera benar-benar melanda, Juventus bisa mengalami keruntuhan instan. Dengan kedalaman skuad yang rapuh, absennya satu atau dua pemain kunci akan berimbas besar pada stabilitas tim. Hal ini sudah mulai terlihat dari hasil inkonsisten di awal musim.
Bursa Transfer Januari Jadi Penentu
Satu-satunya harapan Juventus untuk menyelamatkan musim ini terletak pada bursa transfer Januari 2026. Klub harus bergerak cepat mendatangkan pemain baru, terutama di sektor tengah dan depan. Tanpa tambahan tenaga segar, sangat sulit membayangkan Juventus mampu bersaing di Serie A, apalagi di Liga Champions yang menuntut konsistensi tinggi.
Manajemen Juventus perlu mengambil langkah berani. Jika mereka terus mengandalkan skuad yang ada, hasil musim ini bisa berakhir tanpa satu pun gelar. Lebih buruk lagi, posisi mereka di klasemen Serie A bisa terancam, yang berakibat pada hilangnya tiket Liga Champions musim depan.
Jadwal Berat Menanti
Laga melawan Atalanta pada 27 September 2025 akan menjadi ujian besar berikutnya. Setelah itu, Juventus juga harus bersiap menghadapi rangkaian pertandingan padat, termasuk duel krusial di Eropa. Dengan kondisi skuad yang rapuh, setiap pertandingan berpotensi menjadi bumerang jika rotasi tidak berjalan efektif.
Igor Tudor dituntut mencari solusi cepat. Namun, tanpa dukungan nyata dari manajemen dalam bentuk perekrutan pemain baru, strategi pelatih bisa saja berakhir sia-sia. Juventus butuh lebih dari sekadar motivasi; mereka butuh perombakan taktis dan komposisi skuad yang lebih dalam.
Risiko Musim Tanpa Gelar
Melihat situasi terkini, Juventus menghadapi risiko nyata mengakhiri musim 2025/2026 tanpa trofi. Bukan hanya karena persaingan di Serie A semakin ketat dengan Napoli, Inter Milan, dan AC Milan tampil solid, tetapi juga karena kelemahan internal yang belum teratasi. Tanpa perubahan, Juventus bisa mengalami kegagalan total yang akan menjadi pukulan telak bagi reputasi klub sekaliber mereka.
Bianconeri masih punya waktu untuk memperbaiki keadaan, tetapi kesempatan itu semakin sempit. Jika manajemen tidak segera bertindak, musim ini akan menjadi salah satu yang paling mengecewakan dalam sejarah modern Juventus.