Javier Tebas Ungkap Peran Madrid Atas Perginya Messi dari Liga Spanyol – Presiden La Liga yakni Javier Tebas mengungkapkan bahwa Barcelona terlalu mudah untuk dirayu oleh Real Madrid. Perkataan tersebut seakan mengarah bahwa ada Peran Madrid atas perginya Messi.
Tudingan ini bermula ketika CVC, Perusahaan yang ada di Luksemburg menawarkan kerja sama kepada La Liga yang akan dicairkan klub. Gantinya CVC mendapat 11 persen pendapatan hak siar televisi La Liga.
Namun, meski kerja sama itu juga menguntungkan bagi Barcelona yang terlilit masalah keuangan dan terancam kehilangan Messi saat itu, mereka tidak menyetujuinya.
Barcelona, Madrid, Athletic Bilbao dan Real Oviedo menjadi klub yang menolak kerja sama tersebut karena dianggap merugikan untuk jangka panjang.
Durasi kontrak yang ditawarkan yakni 50 tahun. Bahkan pada bulan lalu, kerja sama CVC itu akhirnya disepakati namun nilai kesepakatannya turun menjadi 2,1 miliar euro.
Penyebab turunnya harga tersebut karena 4 klub yang sudah disebutkan di atas tidak ikut serta. Tebas yang sering menjadi sosok vokal dalam melakukan kritikan pedas, mengkalim Barcelona terpengaruh Madrid.
Pasalnya klub tersebut sudah menyetujui di awal, namun belakangan batal meski kondisinya sedang sangat terdesak kala itu.
Adanya permainan di balik ini semua ditudingkan oleh Tebas yang menganggap bahwa Presiden Barcelona yakni Joan Laporta memiliki sikap interior terhadap Florentino Perez, presiden Madrid.
“Saya rasa Barca memiliki sikap inferiority complex terhadap Florentino. Florentino adalah pria yang sangat cerdas dan Jose Angel Sanchez (CEO Madrid), adalah orang yang paling berempati di sepakbola Eropa,” ucap Tebas.
“Semua kemewahan dan pengetahuan yang ada, dipakai melawan seseorang (Laporta) yang sudah lebih baik dari 10 tahun tak berkecimpung di dunia sepakbola.”
“Barca mendukung kesepakatan dengan CVC sampai Real Madrid bilang tidak. Dalam 72 jam saja, semua berubah. Saya pikir itu ada kaitannya dengan Super League dan strategi yang dilakukan Real Madrid.”
Dari pernyataan secara keseluruhan, Tebas mengungkap bahwa peran Madrid atas perginya Messi sangat besar. Jika Barcelona kala itu mau setuju dengan perjanjian CVC maka klubnya selamat.
Sebab, uang yang didapatkan untuk Barcelona bisa berguna mengalokasikan gaji Lionel Messi yang dikatakan terlalu tinggi meski sudah dipotong sebesar 50 persen.
Ungkapan ini bisa saja terlontar dari Tebas karena saat kepergian Messi dirinya juga kerap dikaitkan sebagai penyebabnya. Ia dikatakan tidak fleksibel dalam menetapkan Financial Fair Play.
“Ya, (Kepergian Messi) seharusnya bisa dihindari. Saya bicara langsung dengan Laporta. Saya pikir di musim depan, dengan angka-angka yang dikeluarkan Barcelona, kita bisa tahu apakah Messi seharusnya bisa bertahan atau tidak,” lanjut Tebas.
Diketahui selama satu bulan Laporta memang menyatakan bahwa Messi akan baik-baik saja di Barcelona. Namun ucapan tersebut ternyata tidak nyata.
Itulah mengapa jika ia dikaitkan dengan kepergian megabintang Liga Spanyol ia tidak akan terima. Justru dirinya menyebut bahwa ada peran Madrid atas perginya Messi.
Benarkah Ada Peran Madrid Atas Perginya Messi?
Ini akan sulit ditebak karena memang perginya Messi membuat banyak pihak akhirnya membuat spekulasinya sendiri-sendiri.
Peran Madrid atas perginya Messi memang bisa saja ada, karena dikabarkan saat perpisahan Messi yang sangat emosional justru Presiden Barca dan Madrid dikabarkan makan bersama.
Bahkan ada salah satu tim Barcelona yang angkat bicara dan membuka banyak fakta tentang kepergian Messi dengan nada emosi.
Antara La Liga dan juga Barcelona akhirnya saling menyalahkan karena menganggap satu sama lain menjadi biang kepergian megabintang.
Efek buruk dari perginya Messi dipastikan berdampak besar bukan hanya bagi Barcelona namun La Liga, yang beberapa tahun terakhir harus kehilangan bintangnya.
Terbukti penjualan tiket Liga Spanyol khsusunya pertandingan Barcelona mengalami penurunan. Berebeda dengan PSG sebagai klub yang didatangi Messi justru banjir penonton dari seluruh dunia.
Mengenai peran Madrid atas perginya Messi tidak bisa disimpulkan begitu saja mengingat kasus ini masih baru terjadi sehingga banyak pihak masih panas.
Tebas yang dikenal sebagai sosok vokal juga pastinya dianggap biasa jika melontarkan kalimat pedas baik ke Liga lain atau bahkan klub di Liganya sendiri.
Kini peran Madrid atas perginya Messi sangat dipertanyakan, apakah itu benar adanya atau hanya Tebas yang tak ingin disalahkan?