Ironi Manchester United terlihat jelas pada gelaran Liga Champions musim 2025/2026. Ketika klub-klub elite Eropa menunjukkan dominasi mereka, mantan pemain Setan Merah justru bersinar bersama tim baru. Sementara itu, Manchester United hanya bisa menjadi penonton setelah gagal lolos ke kompetisi antarklub terbesar di benua biru. Situasi ini semakin menambah daftar panjang kritik terhadap manajemen klub yang dianggap salah langkah dalam melepas sejumlah pemain penting.
Pada matchday kedua, banyak sorotan tertuju pada Bayern Munchen dan Real Madrid yang sama-sama berpesta lima gol. Arsenal juga melanjutkan start sempurna bersama Martin Odegaard, sedangkan PSG berhasil menundukkan Barcelona dalam duel sengit. Bahkan kejutan datang dari Qarabag, wakil Azerbaijan, yang sukses mengalahkan Copenhagen 2-0 setelah sebelumnya menumbangkan Benfica. Namun, di balik semua itu, perhatian terbesar publik sepak bola justru tertuju pada empat nama eks Manchester United. Mereka adalah Anthony Elanga, Marcel Sabitzer, Rasmus Hojlund, dan Marcus Rashford.
Keempatnya tampil memukau di klub masing-masing pada pekan kedua. Penampilan kontras ini seakan menampar kondisi Manchester United yang sedang terpuruk. Pasalnya, pemain-pemain tersebut pernah dianggap gagal berkembang di Old Trafford, tetapi kini mereka menunjukkan kualitas sebenarnya di panggung Liga Champions.
Anthony Elanga Bersinar di Newcastle
Anthony Elanga, winger asal Swedia, menjadi salah satu sorotan besar di matchday kedua. Pemain berusia 23 tahun itu pernah digadang sebagai bintang masa depan Manchester United, tetapi minim kesempatan bermain membuatnya dilepas ke Newcastle United pada musim 2023/2024.
Di St. James’ Park, Elanga menemukan panggung barunya. Saat Newcastle membantai Union St. Gilloise dengan skor 4-0, Elanga tampil luar biasa meski tidak mencetak gol atau assist. Pergerakannya yang lincah dan kontribusi besar dalam membangun serangan membuatnya dinobatkan sebagai Man of the Match.
Penampilan Elanga menegaskan bahwa keputusannya meninggalkan Old Trafford merupakan langkah tepat. Newcastle kini memiliki senjata baru di lini depan, sementara Manchester United hanya bisa menyaksikan eks pemainnya menuai pujian.
Marcel Sabitzer Jadi Motor Borussia Dortmund
Nama lain yang juga bersinar adalah Marcel Sabitzer. Gelandang asal Austria ini pernah memperkuat Manchester United pada musim 2022/2023 dengan status pinjaman dari Bayern Munchen. Meski tampil cukup solid, manajemen United memilih tidak mempermanenkannya.
Kini, keputusan tersebut terasa seperti kesalahan besar. Sabitzer menjelma menjadi motor permainan Borussia Dortmund. Saat Dortmund mengalahkan Athletic Bilbao 4-1, ia tampil impresif di lini tengah bersama Jobe Bellingham. Satu assist berhasil ia catat, dan performanya membuatnya terpilih sebagai Man of the Match.
Kepemimpinan, visi bermain, serta kemampuan distribusi bola Sabitzer memberi warna baru bagi Dortmund. Sementara itu, Manchester United justru masih berjuang menemukan gelandang yang benar-benar konsisten mengatur permainan.
Rasmus Hojlund Menajam di Napoli
Rasmus Hojlund menjadi kisah lain yang mengundang perhatian. Striker muda Denmark itu sempat kesulitan menunjukkan ketajaman di Manchester United. Sering dicap boros peluang, ia akhirnya dilepas dan bergabung dengan Napoli.
Bersama klub Serie A tersebut, Hojlund justru berkembang pesat. Pada laga kontra Sporting CP, ia mencetak dua gol dari dua peluang yang dimilikinya. Efektivitas luar biasa itu membuatnya dinobatkan sebagai Man of the Match.
Kini, Hojlund mulai dianggap sebagai salah satu striker muda paling berbahaya di Eropa. Napoli sangat diuntungkan dengan kehadirannya, sementara United kembali menyesali keputusannya melepas pemain dengan potensi besar.
Marcus Rashford Unjuk Kualitas di Barcelona
Berbeda dengan tiga nama sebelumnya, Marcus Rashford bukanlah wajah baru di Liga Champions. Namun, kisahnya bersama Barcelona tetap menarik. Setelah pindah dari Manchester United, Rashford langsung menjadi bagian penting dalam proyek besar Blaugrana.
Meski Barcelona kalah 1-2 dari PSG pada matchday kedua, Rashford tetap memberi kontribusi besar. Ia mencatatkan assist untuk gol Ferran Torres. Catatan tersebut memperpanjang rekor Rashford dengan tiga laga beruntun selalu menyumbangkan assist.
Rashford kini semakin menunjukkan kematangan permainan. Di sisi lain, United kehilangan pemain yang dulu menjadi ikon akademinya. Kehilangan Rashford menambah daftar panjang pemain berkualitas yang justru tampil lebih baik setelah meninggalkan Old Trafford.
Refleksi untuk Manchester United
Fakta bahwa empat mantan pemain mereka tampil gemilang di Liga Champions menjadi refleksi keras bagi Manchester United. Klub sebesar Setan Merah tidak seharusnya hanya menjadi penonton, apalagi ketika eks pemainnya bersinar di kompetisi yang mereka rindukan.
Keputusan melepas Elanga, Sabitzer, Hojlund, dan Rashford kini terlihat sebagai langkah tergesa-gesa. Manajemen dan pelatih harus segera melakukan evaluasi mendalam. Jika tidak, Manchester United akan terus terjebak dalam siklus inkonsistensi yang sudah berlangsung selama beberapa musim terakhir.