Iran terancam dicoret dari Piala Dunia 2026, dan hal ini berpotensi membawa konsekuensi besar, termasuk bagi Timnas Indonesia. Iran yang telah mengamankan tiket ke putaran final Piala Dunia mendatang kini berada dalam ancaman serius karena kebijakan politik dan imigrasi Amerika Serikat—salah satu tuan rumah turnamen. Menurut laporan media internasional seperti Bein Sports dan El Paso Times, Iran bisa jadi negara pertama yang dikeluarkan dari Piala Dunia setelah berhasil lolos dari babak kualifikasi.
Situasi pelik ini tidak hanya menjadi perhatian Asia, tetapi juga dunia. Jika benar Iran tidak diizinkan bertanding di Piala Dunia 2026, Federasi Sepak Bola Asia (AFC) kemungkinan akan mendistribusikan ulang kuota perwakilan Asia. Indonesia, yang baru saja mencetak sejarah dengan lolos ke putaran keempat kualifikasi, mungkin menjadi salah satu negara yang diuntungkan jika skenario ini terjadi.
Namun, potensi keuntungan ini tetap bergantung pada keputusan resmi FIFA, kesiapan tim, dan performa Indonesia di babak kualifikasi berikutnya. Berikut ulasan lengkap tentang krisis yang dihadapi Iran dan dampaknya untuk Timnas Indonesia.
Alasan Iran Terancam Dicoret dari Piala Dunia 2026
Meskipun Iran telah memastikan satu tempat di putaran final Piala Dunia 2026, partisipasi mereka kini dalam tanda tanya besar. Hal ini terjadi karena Iran termasuk dalam daftar negara yang warganya dilarang memasuki Amerika Serikat berdasarkan kebijakan imigrasi saat ini. Selain itu, konflik geopolitik antara Iran dan Israel yang makin memanas turut memperkeruh situasi.
Laporan Bein Sports mengungkapkan bahwa FIFA sedang melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika Serikat untuk mencari solusi yang memungkinkan Iran tetap tampil. Opsi lain yang dipertimbangkan adalah membiarkan Iran bertanding tanpa kehadiran suporter mereka. Namun hingga kini belum ada keputusan final yang diumumkan FIFA secara resmi.
Jika kesepakatan tidak tercapai, Iran berisiko dicoret dari daftar peserta meski sudah lolos, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam sejarah modern Piala Dunia.
Peluang Tambahan untuk Timnas Indonesia
Jika Iran benar-benar dilarang tampil, AFC kemungkinan akan mendapatkan satu kuota tambahan untuk wakil Asia. Saat ini, format Piala Dunia 2026 telah diperluas menjadi 48 tim, termasuk delapan jatah untuk zona Asia.
Dengan Indonesia yang kini berada di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026, potensi untuk mendapatkan slot langsung atau ke babak play-off bisa terbuka lebar. Terutama bila Iran digantikan oleh negara Asia lainnya yang berada di peringkat bawah klasemen kualifikasi sebelumnya.
Namun, peluang tersebut tidak bisa serta-merta diraih tanpa kerja keras. Timnas Indonesia harus membuktikan performa yang solid dan konsisten di grup mereka yang terdiri dari tim-tim kuat seperti Arab Saudi, Irak, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman. Dalam kompetisi seberat ini, kualitas permainan menjadi penentu utama, bukan hanya keberuntungan akibat dinamika politik.
Peta Persaingan di Putaran Keempat: Indonesia Harus Fokus
Indonesia tergabung dalam grup yang sangat kompetitif di putaran keempat. Untuk bisa lolos secara langsung ke Piala Dunia 2026, Indonesia setidaknya harus finis di peringkat dua besar. Jika hanya mencapai peringkat ketiga, masih ada peluang lewat babak play-off antarbenua.
Potensi tambahan slot karena Iran dicoret memang bisa meringankan tekanan. Namun, itu bukan alasan bagi skuad Garuda untuk bersantai. Pelatih Shin Tae-yong harus tetap menyiapkan tim sebaik mungkin, termasuk strategi dan rotasi pemain untuk menghadapi jadwal yang padat dan keras.
Kesempatan ini akan sia-sia jika Indonesia gagal menunjukkan performa kompetitif melawan lawan-lawannya di babak berikutnya. Konsistensi, kedalaman skuad, dan kesiapan mental menjadi kunci utama meraih mimpi ke Piala Dunia.
Menunggu Keputusan Resmi FIFA
FIFA diharapkan segera memberikan keputusan resmi terkait status Iran. Hingga saat ini, belum ada sinyal pasti apakah Iran akan benar-benar dicoret atau diberi pengecualian khusus. Yang jelas, jika keputusan itu terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan Iran, tetapi juga negara-negara lain di Asia, termasuk Indonesia.
Spekulasi seputar sanksi untuk Iran juga menjadi contoh nyata bagaimana olahraga internasional tidak bisa lepas dari dinamika politik global. Piala Dunia, meskipun bersifat universal, tetap harus tunduk pada kebijakan negara tuan rumah.