Wednesday, May 14, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeHot NewsHarry Kane Sukses Patahkan Kutukan, Tapi 5 Pemain Top Ini Masih Menanti...

Harry Kane Sukses Patahkan Kutukan, Tapi 5 Pemain Top Ini Masih Menanti Trofi Pertama Mereka

Memenangkan trofi besar dalam dunia sepak bola adalah pencapaian yang tak semua pemain bisa raih, bahkan mereka yang dianggap sebagai bintang top. Harry Kane, striker andalan tim nasional Inggris, akhirnya memecah kebuntuan panjangnya dengan mengangkat trofi Bundesliga bersama Bayern Munchen pada Mei 2025. Kemenangan ini menjadi penegas bahwa kesabaran dan kerja keras bisa membuahkan hasil, meski harus menanti bertahun-tahun.

Namun, di balik kisah sukses Kane, masih banyak pemain top lainnya yang hingga kini belum pernah mencicipi manisnya gelar bergengsi. Meskipun memiliki kemampuan luar biasa dan kontribusi besar di klub maupun tim nasional, mereka masih belum beruntung dalam hal prestasi kolektif. Siapa saja para bintang tersebut?

- Advertisement -
asia9QQ


Gregor Kobel

Sebagai penjaga gawang utama Borussia Dortmund, Gregor Kobel telah menjadi sosok yang tangguh di bawah mistar gawang. Kiper asal Swiss ini dikenal dengan refleks cepat dan kemampuan membaca permainan yang luar biasa. Ia bahkan menjadi pilihan utama saat Dortmund mencapai final Liga Champions 2024, walau pada akhirnya kalah dan kembali gagal mengangkat trofi.

Sejauh ini, Kobel sudah dua kali masuk dalam Tim Terbaik Bundesliga, sebuah pencapaian individu yang membanggakan. Namun, itu belum cukup untuk menutupi kekosongan gelar dalam kariernya. Dortmund, meski selalu kompetitif, belum mampu menaklukkan dominasi Bayern di Jerman.

Dengan usia yang masih 27 tahun, Kobel punya waktu untuk mengejar gelar. Tapi jika ambisinya adalah trofi, mungkin saatnya mempertimbangkan pindah ke klub dengan peluang lebih besar.


Jordan Pickford

Jordan Pickford telah menjadi pilihan utama timnas Inggris selama hampir satu dekade. Ia tampil luar biasa di Piala Dunia dan Euro, termasuk membawa Inggris ke final Euro 2020 dan semifinal Piala Dunia 2018. Di bawah tekanan tinggi, Pickford sering tampil sebagai pahlawan.

Namun, bersama Everton, peluangnya meraih trofi sangat kecil. Klub asal Merseyside itu berkutat di papan bawah klasemen Premier League dan terus berjuang menghindari degradasi. Sementara di level klub, Pickford belum pernah mendekati final kompetisi besar.

Pada usia 31 tahun, waktunya semakin sempit. Jika ingin menambah trofi dalam CV-nya, mungkin inilah saat yang tepat untuk pindah ke klub papan atas. Jika tidak, satu-satunya harapan tinggal di timnas Inggris, yang kini ditangani oleh Thomas Tuchel dan punya ambisi besar.


Son Heung-min

Son Heung-min adalah salah satu pemain terbaik asal Asia yang pernah merumput di Eropa. Bersama Tottenham Hotspur, ia menjadi simbol konsistensi dan loyalitas. Kecepatannya, kemampuan mencetak gol, dan etos kerja tinggi menjadikan Son sebagai pemain yang dicintai fans.

Namun, satu hal yang terus menghantuinya adalah ketiadaan trofi di level klub. Ia pernah meraih medali emas Asian Games 2018 bersama Korea Selatan U-23, namun itu bukanlah kompetisi senior yang diperhitungkan secara global. Di Spurs, Son nyaris juara saat tim mencapai final Liga Champions 2019, tetapi harus puas sebagai runner-up.

Kini di usia 32 tahun, waktu tidak lagi menjadi sekutu. Jika ingin mengakhiri karier dengan gelar besar, Son perlu mengambil langkah berani untuk meninggalkan Tottenham dan bergabung dengan klub yang lebih berpeluang juara.


Dimitri Payet

Dimitri Payet dikenal sebagai gelandang elegan dengan kemampuan teknis luar biasa. Ia pernah menjadi sorotan dunia saat tampil cemerlang di Euro 2016, di mana Prancis harus puas sebagai runner-up. Payet juga pernah membawa Marseille ke final Liga Europa pada 2018, namun kembali kalah.

Kini di usia 38 tahun, Payet memilih jalur berbeda dengan bermain di Brasil bersama Vasco Da Gama. Keputusannya terasa emosional, di tengah gelombang pemain Eropa yang hijrah ke Timur Tengah demi gaji tinggi. Vasco sendiri tidak menunjukkan tanda-tanda akan menjadi kekuatan besar, dengan hanya finis di posisi 10 di Brasileirao.

Melihat situasi ini, kecil kemungkinan Payet akan meraih gelar sebelum pensiun. Ia mungkin akan dikenang sebagai salah satu pemain terbaik yang tak pernah meraih trofi utama.


Robert Sanchez

Robert Sanchez memutuskan bergabung dengan Chelsea dari Brighton pada 2023 dengan harapan meningkatkan peluang meraih trofi. Sebagai kiper utama The Blues, ia sempat tampil di final Piala Liga 2024. Sayangnya, Chelsea gagal meraih kemenangan, memperpanjang penantian gelar bagi Sanchez.

Kini, harapan tinggal bertumpu pada partisipasi Chelsea di final UEFA Conference League musim ini. Namun, tekanan semakin besar karena manajer anyar Enzo Maresca dikabarkan mulai mencari kiper baru. Jika Sanchez gagal tampil impresif dan gagal meraih trofi, posisinya bisa berada di ujung tanduk.

Gelar Conference League mungkin bukan yang paling prestisius, namun bisa menjadi pembuka jalan bagi Sanchez untuk memulai koleksi trofi di level klub.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments