Saturday, July 12, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga IndonesiaGerald Vanenburg Fokus ke Brunei, Bukan Malaysia: Strategi Tenang Timnas U-23 di...

Gerald Vanenburg Fokus ke Brunei, Bukan Malaysia: Strategi Tenang Timnas U-23 di Piala AFF 2025

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, menegaskan bahwa lawan utama mereka di Piala AFF U-23 2025 bukanlah Malaysia, melainkan fokus laga per laga, dimulai dari Brunei Darussalam.

Sikap pelatih asal Belanda itu menjadi sorotan menjelang bergulirnya turnamen yang digelar di Indonesia tersebut. Meski hasil undian mempertemukan Garuda Muda dengan musuh bebuyutan Malaysia di fase grup, Vanenburg menolak terbawa arus rivalitas emosional. Bagi Vanenburg, semua lawan layak dihormati dan harus diperlakukan dengan pendekatan yang sama secara teknis maupun taktis.

- Advertisement -
asia9QQ

Alih-alih menghabiskan energi untuk memikirkan satu laga dengan nuansa rivalitas tinggi, ia memilih merancang strategi menyeluruh untuk melewati semua pertandingan grup dengan efektif. Ia menekankan bahwa timnya tidak boleh terjebak euforia lawan satu negara saja dan justru mengabaikan lawan lainnya.

Melalui pendekatan yang tenang, Vanenburg menunjukkan karakter kepelatihan modern yang lebih mengutamakan akurasi persiapan ketimbang emosi. Hal ini juga terlihat dalam keputusan-keputusan penting yang ia ambil sejak awal pemusatan latihan.


Tidak Ingin Terjebak Rivalitas Emosional

Gerald Vanenburg dengan tegas meminta seluruh pemain Timnas U-23 Indonesia untuk tidak terpengaruh oleh atmosfer panas yang kerap mengiringi duel kontra Malaysia. Meski sejarah mencatat bahwa pertemuan antara dua negara ini selalu menyedot perhatian, Vanenburg bersikap tenang dan tidak memandang laga itu lebih penting dari lainnya.

“Saya senang melawan siapa pun, termasuk Malaysia. Tapi pertandingan pertama itu sama pentingnya dengan pertandingan kedua dan ketiga,” ujar Vanenburg kepada awak media saat memantau sesi latihan di Stadion Madya, Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Menurutnya, terlalu fokus pada satu pertandingan akan membuat tim kehilangan kendali atas target besar mereka di turnamen. Fokus yang terlalu sempit justru bisa mengganggu proses adaptasi taktik secara menyeluruh.

Vanenburg juga menambahkan bahwa pemain muda harus diajarkan untuk profesional, bukan emosional. “Kami tidak perlu terlalu memikirkan Malaysia U-23. Kita harus bermain dengan kepala dingin di setiap pertandingan,” katanya lagi.


Laga Perdana Jadi Prioritas

Bagi Vanenburg, kemenangan di laga pembuka melawan Brunei Darussalam jauh lebih krusial daripada berdebat soal gengsi menghadapi Malaysia. Ia menilai bahwa start positif sangat penting untuk membangun kepercayaan diri skuad muda Indonesia.

Pelatih berusia 61 tahun itu telah menyusun peta jalan turnamen dengan sangat rapi, dan menempatkan pertandingan kontra Brunei sebagai landasan performa tim di fase grup. Ia meyakini bahwa menganggap enteng lawan mana pun bisa menjadi bumerang.

“Kami harus fokus pada pertandingan pertama melawan Brunei. Itu prioritas kami saat ini. Kalau laga itu kami lewati dengan baik, langkah ke pertandingan berikutnya akan lebih ringan,” jelas Vanenburg.

Ia juga menyatakan bahwa fokus parsial seperti ini membuat tim bisa berkembang lebih baik dan terhindar dari tekanan berlebihan yang tak perlu. “Langkah demi langkah. Setelah Brunei, baru fokus ke laga selanjutnya, dan akhirnya ke Malaysia,” tegasnya.


Perampingan Skuad Jadi Bagian Rencana

Dalam persiapan menuju turnamen, Vanenburg juga melakukan sejumlah keputusan strategis, termasuk memangkas jumlah pemain di pemusatan latihan. Tiga nama telah dipastikan dicoret, yakni Ahmad Wadil, Frengky Missa, dan Rahmat Syawal.

Keputusan ini diambil berdasarkan kebutuhan taktikal dan penyesuaian komposisi terbaik untuk menghadapi fase grup. Vanenburg mengaku puas dengan proses seleksi sejauh ini, meski mengakui banyak pemain yang punya kualitas serupa.

“Kami ingin pemain yang tidak hanya bagus secara individu, tetapi juga paham sistem. Jadi seleksi ini bukan hanya soal kemampuan, tapi juga kecocokan dengan rencana permainan,” jelasnya.

Perampingan ini juga merupakan langkah efisiensi agar tim inti bisa lebih fokus dalam menjalani latihan dan membangun chemistry. “Skuad inti harus cepat terbentuk agar taktik bisa dijalankan lebih matang,” sambung Vanenburg.


Strategi Tenang, Target Maksimal

Gerald Vanenburg bukan tipe pelatih yang suka dengan retorika atau provokasi sebelum pertandingan. Ia lebih memilih pendekatan tenang, fokus, dan penuh kalkulasi. Strategi ini telah ia terapkan sejak awal pemusatan latihan dan terlihat mulai memberikan dampak positif pada keseimbangan skuad.

Meski tidak menunjukkan euforia berlebihan menghadapi Malaysia, bukan berarti Vanenburg meremehkan kekuatan lawan. Ia justru menghormati semua tim di Grup A dan percaya bahwa kemenangan hanya bisa diraih dengan persiapan maksimal.

“Kami tidak mau lengah. Semua tim harus kami anggap kuat. Kalau kami fokus di tiap laga, hasilnya akan datang,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments