Franco Mastantuono resmi bergabung dengan Real Madrid tepat di hari ulang tahunnya yang ke-18 pada Kamis, 14 Agustus 2025. Transfer gelandang muda berbakat asal River Plate ini menjadi salah satu kabar besar di bursa transfer musim panas. Keputusan tersebut ternyata sangat dipengaruhi oleh komunikasi langsung dengan pelatih Los Blancos, Xabi Alonso, yang memberikan sentuhan personal dalam pendekatannya.
Real Madrid sukses memenangkan persaingan sengit dengan PSG yang sebelumnya menjadi kandidat terkuat untuk mendatangkan Mastantuono. Proses perekrutan ini sebenarnya telah disepakati sejak Juni lalu, namun sesuai aturan, pengumuman resmi baru bisa dilakukan setelah sang pemain mencapai usia 18 tahun.
Dalam konferensi pers perkenalan di Valdebebas, Mastantuono menyebut telepon dari Alonso menjadi titik balik yang membuatnya mantap bergabung dengan Madrid. Menurutnya, pembicaraan itu menunjukkan rasa percaya dan visi yang dimiliki pelatih terhadap perannya di tim. Momen tersebut bahkan mengalahkan godaan PSG, yang sempat memberikan perhatian serius melalui pelatih Luis Enrique. Dengan impian masa kecil untuk membela Real Madrid, Mastantuono akhirnya menjadikan Santiago Bernabeu sebagai tujuan karier berikutnya.
Sentuhan Personal Xabi Alonso
Mastantuono menceritakan betapa spesialnya ketika Alonso menghubunginya secara langsung. “Pelatih menelepon saya. Itu momen yang sangat penting karena ia menunjukkan kepercayaan besar,” ujarnya.
Ia enggan membeberkan detail isi percakapan tersebut, namun mengaku bahwa cara Alonso menyampaikannya membuatnya terkesan. “Itu percakapan pribadi, tetapi sangat memengaruhi keputusan saya. Cara beliau berbicara sangat berarti bagi saya,” tambahnya.
Sebelum tawaran dari Madrid mengikatnya, Mastantuono nyaris bergabung dengan PSG. Bahkan, ia telah berbicara langsung dengan Luis Enrique. Namun, perbedaan pendekatan dalam komunikasi menjadi penentu arah masa depannya.
Pendekatan PSG dan Pesan Luis Enrique
Ketertarikan PSG terhadap Mastantuono bukan sekadar rumor. Sebagai pemain termuda yang pernah membela timnas Argentina di laga kompetitif, ia sudah mencuri perhatian banyak klub papan atas Eropa. Mastantuono mengakui bahwa pembicaraannya dengan Luis Enrique berjalan positif.
“Banyak tim yang tertarik kepada saya, dan saya menghargai itu,” ungkapnya. “Saya beruntung bisa berbicara dengan Luis Enrique. Dia menyampaikan pesannya dengan sangat jelas.”
Ia juga tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Enrique atas kemenangan PSG di Piala Super Eropa. Baginya, Enrique adalah pelatih hebat yang patut dihormati. Meski demikian, pendekatan personal Alonso dan peluang bermain di klub impian tetap menjadi alasan yang sulit untuk ditolak.
Peresmian di Valdebebas dan Pujian Florentino Perez
Acara peresmian Mastantuono berlangsung di fasilitas latihan Real Madrid di Valdebebas. Presiden klub, Florentino Perez, hadir langsung dan memberikan sambutan yang penuh pujian. Ia menyebut Mastantuono sebagai salah satu talenta terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Perez bahkan menarik perbandingan dengan legenda Madrid, Alfredo Di Stefano, yang sama-sama pernah bermain untuk River Plate sebelum bersinar di Spanyol. Pujian tersebut menambah rasa percaya diri sang gelandang muda untuk memulai petualangan barunya di La Liga.
Peran dan Harapan di Real Madrid
Dalam wawancaranya, Mastantuono menggambarkan dirinya sebagai pemain menyerang berkaki kiri yang lebih sering beroperasi di sisi kanan lapangan. Ia berjanji akan bermain dengan semangat seperti seorang penggemar yang membela klub impiannya.
“Bergabung dengan Real Madrid adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya tidak suka banyak bicara tentang diri saya, biar orang lain yang menilai,” kata Mastantuono. “Saya akan memberikan segalanya agar para fans merasa terhubung dengan saya.”
Nomor punggung 30 akan menjadi identitas barunya di Madrid. Angka tersebut diyakini memiliki makna khusus dan menjadi simbol awal perjalanan kariernya di Eropa.
Tantangan Musim Perdana
Musim 2025/2026 akan menjadi ujian besar bagi Mastantuono. Ia harus beradaptasi dengan intensitas dan ekspektasi tinggi di salah satu klub terbesar dunia. Dengan skuad penuh bintang, persaingan memperebutkan posisi inti di lini tengah Madrid akan ketat.
Namun, dukungan dari pelatih dan pengalaman bermain di kompetisi besar bersama River Plate diyakini akan membantunya beradaptasi. Banyak pihak menilai musim ini bisa menjadi langkah awal yang menentukan masa depannya di level tertinggi.
Kesimpulan: Keputusan yang Tepat untuk Masa Depan
Kisah transfer Franco Mastantuono menunjukkan bahwa faktor personal dalam negosiasi sering kali menjadi penentu, bahkan di tengah tawaran besar dari klub elite. Telepon Xabi Alonso yang sarat makna mampu menggeser peluang PSG dan mengikat sang pemain ke Santiago Bernabeu.
Dengan talenta, mentalitas, dan dukungan penuh dari manajemen, Mastantuono memiliki modal kuat untuk berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik dunia di masa depan. Bagi Real Madrid, ini bukan sekadar perekrutan pemain muda, melainkan investasi jangka panjang yang bisa memberi dampak besar dalam beberapa musim mendatang.
