Monday, June 2, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ChampionsFinal Liga Champions 2025: 5 Alasan Inter Milan Pantas Taklukkan PSG dan...

Final Liga Champions 2025: 5 Alasan Inter Milan Pantas Taklukkan PSG dan Raih Gelar Keempat

Final Liga Champions UEFA musim 2024/2025 akan menjadi panggung megah di Allianz Arena, Munchen, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB. Dua tim dengan karakter dan sejarah berbeda, Inter Milan dan Paris Saint-Germain (PSG), siap memperebutkan mahkota tertinggi di Eropa. Laga ini akan berlangsung mulai pukul 02.00 WIB, disiarkan langsung oleh SCTV dan beIN Sports 1.

PSG membawa ambisi besar demi meraih gelar pertama di ajang ini. Namun di sisi lain, Inter Milan datang dengan tekad membara untuk mengangkat trofi keempat mereka dan menegaskan kembali status sebagai klub elite Eropa.

- Advertisement -
asia9QQ

Meski PSG memiliki skuad bertabur bintang, ada banyak alasan kuat yang membuat Inter Milan diprediksi akan keluar sebagai pemenang. Berikut ini lima faktor utama yang bisa membuat Inter Milan mengubur mimpi PSG untuk menjadi juara Liga Champions.


1. Satu-Satunya Peluang Menutup Musim dengan Trofi

Inter Milan memasuki laga final ini dengan semangat dan tekanan yang lebih besar dibanding PSG. Mereka sudah gagal di dua ajang domestik: tersingkir di semifinal Coppa Italia oleh rival sekota, AC Milan, dan kehilangan gelar Serie A di pekan terakhir.

Dengan kondisi ini, final Liga Champions menjadi satu-satunya kesempatan Inter menutup musim dengan prestasi besar. Mereka akan bermain dengan motivasi ganda — bukan hanya demi trofi, tetapi juga demi reputasi dan penebusan.

Kondisi ini membuat setiap pemain Inter akan tampil habis-habisan sejak menit pertama. Tidak ada ruang untuk kesalahan, karena mereka sadar bahwa seluruh musim dipertaruhkan dalam 90 menit ini.


2. Jalur Berat dan Rekam Jejak Kuat di Eropa

Perjalanan Inter menuju final tidak bisa dianggap enteng. Mereka harus melewati tim-tim raksasa Eropa untuk sampai di titik ini. Di babak perempat final, mereka menyingkirkan juara Bundesliga, Bayern Munchen. Lalu di semifinal, mereka mengatasi tekanan untuk menaklukkan Barcelona — sang raja Eropa dengan lima trofi Liga Champions.

Kemenangan atas dua raksasa itu membuktikan ketangguhan mental dan kedalaman taktik Inter Milan. Mereka mampu beradaptasi melawan berbagai tipe lawan, dari yang ofensif hingga yang bertahan rapat.

Dengan pengalaman ini, Inter tahu bagaimana caranya menang melawan tim besar. Mereka tidak akan gentar menghadapi PSG, bahkan justru lebih siap dari segi perjalanan dan pembuktian.


3. Keunggulan Pengalaman dan Mentalitas Bertanding

Satu aspek penting yang membedakan kedua tim adalah pengalaman bermain di panggung final. Sebagian besar pemain Inter Milan telah merasakan final dua tahun lalu saat mereka berhadapan dengan Manchester City. Meski kalah kala itu, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga.

Inter kini diperkuat banyak pemain bermental baja seperti Lautaro Martínez, Nicolò Barella, Alessandro Bastoni, dan Hakan Çalhanoğlu. Mereka sudah terbiasa tampil dalam pertandingan dengan tekanan tinggi.

Sebaliknya, PSG banyak bertumpu pada pemain muda seperti Bradley Barcola, Warren Zaïre-Emery, dan Kylian Mbappé yang belum pernah mengangkat trofi Liga Champions. Meski berbakat, mereka belum tentu siap menghadapi tensi mental laga sekelas final.


4. Ancaman Mematikan dari Bola Mati

Ketika pertandingan berjalan ketat, situasi bola mati bisa menjadi pembeda. Inilah salah satu keunggulan utama Inter Milan. Berdasarkan data dari Opta, 42% gol Inter di Liga Champions musim ini berasal dari bola mati, baik itu tendangan bebas, sepak pojok, atau penalti.

Mereka memiliki eksekutor andal seperti Çalhanoğlu dan target man berbahaya seperti Francesco Acerbi dan Benjamin Pavard di kotak penalti lawan.

Sebaliknya, PSG justru memiliki catatan kurang baik soal pertahanan bola mati. Tim asuhan Luis Enrique menjadi salah satu yang paling banyak kebobolan dari situasi ini di Ligue 1. Celah inilah yang kemungkinan besar akan dimanfaatkan oleh Inter.


5. Gaya Bermain Realistis: Menang Meski Tak Dominan

Simone Inzaghi dikenal sebagai pelatih yang cerdas membaca lawan dan berani mengubah pendekatan bermain demi hasil akhir. Ia tidak terpaku pada penguasaan bola atau gaya atraktif. Tujuannya jelas — menang dengan cara apa pun.

Di atas kertas, PSG mungkin akan mendominasi penguasaan bola. Namun Inter lebih berpengalaman bermain dengan pendekatan bertahan rapat lalu melakukan serangan balik cepat dan efisien. Formasi 3-5-2 yang mereka terapkan sangat cocok untuk meredam serangan lawan dan menunggu celah.

Inter tidak membutuhkan banyak peluang. Mereka hanya butuh satu momen — satu kesalahan PSG atau satu bola mati — untuk mengunci pertandingan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments