FIFA pernah mencurigai Bahrain terlibat dalam kegiatan yang tidak wajar terkait ambisi mereka untuk lolos ke Piala Dunia, terutama ketika mereka bertemu dengan Timnas Indonesia dalam laga Kualifikasi Piala Dunia. Salah satu pertandingan yang menarik perhatian adalah pertemuan antara Bahrain dan Indonesia di Riffa pada 10 Oktober 2023, yang menuai kontroversi.
Kontroversi Pertandingan Bahrain vs Indonesia
Pertandingan antara Timnas Indonesia dan Bahrain yang berlangsung di Riffa berakhir dengan skor 2-2, namun ada banyak perdebatan terkait keputusan wasit Ahmed Al-Kaf. Kemenangan 2-1 sebenarnya sudah berada di tangan Timnas Indonesia, tetapi keputusan wasit yang memperpanjang waktu tambahan hingga lebih dari 6 menit memicu amarah di pihak Indonesia. Gol penyeimbang yang dicetak oleh Bahrain pada menit ke-90+9 menjadi puncak kontroversi tersebut.
Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, bahkan harus menerima kartu merah dari wasit asal Oman ini, yang semakin memperkeruh suasana. Menurut aturan IFAB Laws of the Game 2024-2025 dalam Pasal 7, wasit memang berhak menambahkan waktu tambahan (injury time) jika ada insiden selama pertandingan. Namun, dalam kasus ini, banyak pihak merasa wasit Ahmed Al-Kaf terlalu memihak Bahrain dengan memberikan waktu tambahan yang tidak semestinya.
Aturan Tambahan Waktu yang Diperdebatkan
Menurut aturan FIFA, waktu tambahan harus dihitung berdasarkan peristiwa yang terjadi di lapangan, seperti pergantian pemain, penanganan cedera, selebrasi gol, dan lain-lain. Namun, tidak ada peristiwa signifikan yang terjadi selama waktu tambahan yang ditetapkan oleh wasit. Tim Indonesia merasa dirugikan karena hanya ada insiden kecil berupa kartu kuning untuk Marselino Ferdinan pada menit ke-90+4, yang tidak cukup untuk menambah waktu lebih dari 6 menit.
Keputusan ini dianggap menguntungkan Bahrain karena mereka berhasil menyamakan kedudukan. Hal ini secara tidak langsung membantu menjaga peluang mereka lolos ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Bahrain dan Ambisi Lolos ke Piala Dunia
Timnas Bahrain dikenal sangat ambisius untuk tampil di Piala Dunia. Sejak pertama kali mengikuti Kualifikasi Piala Dunia pada tahun 1978. Sejak saat itu, mereka belum pernah berhasil lolos ke turnamen tertinggi sepak bola dunia. Dalam upaya mereka kali ini, Bahrain berharap bisa mencatatkan sejarah baru dengan tampil di Piala Dunia 2026.
Selain Bahrain, ada beberapa negara dari Asia Barat yang juga belum pernah tampil di Piala Dunia, seperti Oman, Palestina, dan Jordania. Keinginan kuat Bahrain untuk lolos kerap kali menimbulkan kontroversi, termasuk dalam pertandingan melawan Indonesia di masa lalu.
Kontroversi Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2014
Salah satu insiden paling kontroversial yang melibatkan Bahrain terjadi pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014. Pada 29 Februari 2012, Bahrain menjamu Indonesia di Riffa dalam pertandingan penentuan. Bahrain membutuhkan kemenangan besar untuk membalikkan defisit gol dan membuka peluang mereka maju ke putaran keempat.
Pertandingan tersebut berakhir dengan skor yang mencengangkan, yakni 10-0 untuk kemenangan Bahrain. Hasil ini menimbulkan kecurigaan, terutama dari pihak FIFA. Meski Bahrain menang besar, mereka tetap gagal lolos ke putaran keempat karena rival mereka, Qatar. Mereka berhasil bermain imbang 2-2 melawan Iran di pertandingan lain, yang memastikan Qatar unggul satu poin di klasemen akhir grup.
FIFA Lakukan Investigasi
FIFA tidak tinggal diam setelah hasil mencurigakan 10-0 tersebut. Juru bicara FIFA saat itu menyatakan bahwa federasi sepak bola dunia ini akan melakukan penyelidikan untuk memastikan integritas pertandingan tetap terjaga. “FIFA akan melakukan pemeriksaan rutin terhadap pertandingan ini dan hasilnya,” demikian pernyataan resmi dari FIFA.
Investigasi ini dilakukan karena hasil pertandingan yang dianggap tidak wajar. Terutama mengingat sejarah pertemuan kedua tim sebelumnya yang tidak pernah menghasilkan selisih skor sebesar itu. Timnas Indonesia kala itu memang dalam kondisi yang tidak ideal karena harus menurunkan pemain-pemain yang minim pengalaman. Hal ini terjadi akibat larangan yang diberikan oleh PSSI kepada sejumlah pemain senior yang terlibat dalam kompetisi liga terpisah.
Meskipun FIFA melanjutkan penyelidikan, tidak ada bukti kuat yang ditemukan terkait dugaan pelanggaran atau pengaturan skor. Bahrain lolos dari sanksi, meski hasil pertandingan tersebut tetap menjadi kontroversi di mata banyak pengamat sepak bola.
Apa Selanjutnya untuk Bahrain?
Seiring berjalannya waktu, Bahrain tetap berusaha keras untuk mencapai impian mereka tampil di Piala Dunia. Namun, bayang-bayang kontroversi seperti ini selalu mengikuti langkah mereka. Pertandingan melawan Indonesia, baik di masa lalu maupun sekarang, menjadi salah satu titik kritis dalam perjalanan panjang mereka di Kualifikasi Piala Dunia.
Dengan ambisi besar untuk tampil di Piala Dunia 2026, Bahrain harus berhati-hati dalam menjaga integritas mereka agar tidak lagi terseret dalam kontroversi yang dapat merugikan reputasi mereka di kancah sepak bola internasional.