Pertandingan Timnas Indonesia vs China di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi sorotan setelah skuad Garuda berhasil mencetak kemenangan penting dengan skor tipis 1-0. Laga yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (5/6/2025) malam, memperlihatkan perjuangan intens dari kedua tim. Gol tunggal Indonesia dicetak oleh striker naturalisasi, Ole Romeny, lewat eksekusi penalti yang tenang dan tepat sasaran.
Kemenangan ini bukan hanya mempertegas langkah Garuda di Grup F, tapi juga memperlihatkan kedewasaan tim di bawah arahan Patrick Kluivert. Mantan pemain Barcelona itu menunjukkan bagaimana Indonesia bisa tampil dominan tanpa harus selalu mendominasi penguasaan bola.
China, yang datang dengan reputasi sebagai salah satu kekuatan Asia Timur, justru kesulitan menghadapi tekanan dan kecepatan permainan Indonesia. Serangan-serangan balik mereka tak banyak membuahkan hasil karena pertahanan Garuda tampil solid sepanjang pertandingan.
Berikut ulasan lengkap statistik pertandingan yang mengungkap bagaimana Indonesia mampu mengendalikan laga dan mengamankan tiga poin penuh di hadapan puluhan ribu suporter.
Indonesia Ciptakan Lebih Banyak Peluang Meski Kalah dalam Penguasaan Bola
Salah satu hal menarik dari laga ini adalah dominasi peluang yang dimiliki Indonesia. Meski secara statistik penguasaan bola lebih banyak dimiliki China (52,1%), skuad Garuda lebih efektif dalam menciptakan peluang.
Timnas Indonesia tercatat melakukan 13 percobaan tembakan ke gawang lawan. Tiga di antaranya tepat sasaran, termasuk penalti yang dikonversi menjadi gol oleh Ole Romeny. Sementara itu, China hanya mampu menghasilkan lima tembakan dengan satu yang mengarah ke gawang.
Efisiensi ini menunjukkan bahwa permainan direct dan progresif Indonesia cukup berhasil dalam menekan pertahanan China. Dalam beberapa momen, lini tengah Garuda mampu dengan cepat mengalirkan bola ke lini depan, menciptakan tekanan beruntun yang merepotkan lawan.
Distribusi Bola: China Unggul, Tapi Indonesia Lebih Tajam
Dalam urusan distribusi, China memang unggul tipis. Mereka mencatat 373 umpan dengan akurasi mencapai 84,5%. Sebagai perbandingan, Indonesia mencatat 351 umpan dengan akurasi 80,3%. Meski demikian, efektivitas dalam membangun serangan menjadi pembeda nyata.
Indonesia sering kali memanfaatkan transisi cepat, memotong jalur umpan China dan melakukan penetrasi dari sisi sayap. Beberapa kali, pola ini berhasil membuka ruang dan menghasilkan peluang.
Akurasi umpan yang sedikit lebih rendah tidak menjadi masalah karena pendekatan yang digunakan Kluivert memang lebih dinamis dan vertikal. Dalam pertandingan seperti ini, kualitas serangan jauh lebih penting dibanding kuantitas umpan.
Lini Belakang Garuda Tampil Disiplin dan Kompak
Kunci dari kemenangan Indonesia juga terletak pada organisasi pertahanan yang solid. Timnas Indonesia mencatatkan 17 tekel bersih serta 16 sapuan penting sepanjang pertandingan. Aksi bertahan ini menunjukkan betapa tangguhnya pertahanan Indonesia saat menghadapi tekanan di menit-menit akhir.
Di sisi lain, meskipun China melakukan 26 sapuan, hal itu mencerminkan tekanan bertubi-tubi dari Indonesia yang memaksa mereka bertahan lebih dalam. Skema bertahan Indonesia tidak hanya mengandalkan bek tengah, tetapi juga kerja kolektif dari seluruh lini.
Nama-nama seperti Rizky Ridho dan Jordi Amat tampil disiplin dalam menghalau serangan, sementara gelandang bertahan seperti Ricky Kambuaya turut berperan penting dalam menutup ruang tembak.
Ole Romeny Jadi Penentu Kemenangan Lewat Penalti Presisi
Momen krusial dalam pertandingan ini terjadi ketika Indonesia mendapat hadiah penalti. Wasit menunjuk titik putih setelah pelanggaran di kotak terlarang, dan Ole Romeny dengan tenang menjalankan tugasnya.
Penyerang berusia 24 tahun itu kembali membuktikan diri sebagai pemain yang efektif. Ini menjadi gol ketiganya dalam tiga penampilan awal bersama Timnas Indonesia, sebuah pencapaian luar biasa untuk pemain baru.
Lebih dari sekadar gol, Romeny juga aktif terlibat dalam pressing dan membuka ruang bagi rekan-rekannya. Ia bukan tipikal striker statis, melainkan pekerja keras di lini depan.
Performa Kolektif yang Terus Meningkat
Laga melawan China membuktikan bahwa Timnas Indonesia berada di jalur yang benar. Performa kolektif yang rapi, strategi matang dari pelatih, serta mental bertanding tinggi menjadi fondasi utama keberhasilan ini.
Para pemain muda yang dipadukan dengan pemain naturalisasi menunjukkan chemistry yang semakin kuat. Kombinasi seperti ini penting untuk mengarungi babak ketiga kualifikasi yang semakin berat.
China bukan tim sembarangan. Namun, Indonesia berhasil mengatasi tekanan dengan kedewasaan permainan. Jika konsistensi ini terus dijaga, bukan tidak mungkin skuad Garuda akan melaju lebih jauh di turnamen ini.