Enzo Maresca menghadapi dilema besar di sektor sayap kiri Chelsea, posisi yang kini dipenuhi dengan berbagai opsi setelah Mykhailo Mudryk harus menepi akibat sanksi doping. Kehilangan winger asal Ukraina itu sempat menjadi pukulan telak, namun klub langsung bergerak cepat dengan merekrut dua talenta muda berbakat, Alejandro Garnacho dan Jamie Gittens. Kedua nama ini datang dengan ekspektasi besar, mengingat investasi signifikan yang digelontorkan manajemen.
Namun, perjalanan mereka tidak langsung mulus. Hingga enam pekan pertama Premier League musim ini, baik Garnacho maupun Gittens belum menyumbangkan kontribusi nyata berupa gol ataupun assist. Performa yang belum stabil ini membuat Maresca cenderung lebih mengandalkan Pedro Neto, winger Portugal yang memiliki pengalaman dan konsistensi lebih baik. Neto tampil reguler dan menjadi pilihan utama di skema barunya.
Meski rotasi masih berjalan, sektor kiri kini justru menjadi area paling kaya opsi di tengah badai cedera yang menghantam Chelsea. Cole Palmer dan Liam Delap harus menepi, tetapi sisi kiri tetap solid berkat keberadaan Neto, Garnacho, dan Gittens. Maresca harus pandai meramu strategi agar keberlimpahan opsi ini tidak berubah menjadi persoalan baru.
Filosofi Taktik Winger ala Enzo Maresca
Dalam sistem permainan Maresca, peran winger tidak hanya sebatas pelengkap serangan. Mereka menjadi elemen vital dalam menjaga lebar permainan sekaligus mempercepat transisi dari bertahan ke menyerang. Sang pelatih menuntut winger untuk kuat dalam duel satu lawan satu, agresif, serta konsisten bergerak vertikal.
Kolaborasi antara winger dan bek sayap juga menjadi faktor penentu. Di sisi kiri, Neto maupun Garnacho dan Gittens dituntut bisa membangun sinergi dengan Marc Cucurella agar serangan dari flank lebih efektif. Filosofi ini membuat hanya pemain dengan mobilitas tinggi dan kecerdasan taktik mumpuni yang bisa bertahan dalam sistem Maresca.
Pedro Neto: Stabilitas yang Menenangkan
Pedro Neto muncul sebagai sosok paling siap menjawab kebutuhan Chelsea. Dengan kemampuan membawa bola sejauh delapan meter rata-rata per aksi, ia menjadi motor penting dalam transisi cepat. Neto juga lebih memilih menuntaskan serangan dengan crossing matang daripada memaksa melepaskan tembakan dari jarak jauh.
Kehadiran Neto sangat penting untuk menyeimbangkan lini depan Chelsea, terutama saat Joao Pedro tidak berperan sebagai finisher murni. Ia mampu menyuplai umpan-umpan berbahaya dan menjaga ritme permainan tetap stabil. Dalam beberapa laga, Neto juga terbukti menjadi penggerak serangan balik cepat yang menjadi ciri khas Maresca.
Meski begitu, tantangan utama adalah manajemen menit bermain. Dengan jadwal padat di Premier League, Liga Champions, hingga kompetisi domestik, beban Neto bisa meningkat tajam. Rotasi yang efektif mutlak diperlukan agar performanya tetap terjaga sepanjang musim.
Alejandro Garnacho: Eksplosivitas yang Masih Belum Stabil
Berbeda dengan Neto, Alejandro Garnacho membawa elemen kejutan melalui kecepatannya. Dengan rata-rata 3,4 tembakan per laga, ia menunjukkan naluri menyerang yang tinggi. Gaya khasnya adalah melakukan penetrasi dari sayap kiri lalu melepaskan tembakan dengan kaki kanan.
Dalam laga kontra Brentford, pergerakannya sempat memicu gol Moises Caicedo meski tidak tercatat sebagai asis. Garnacho jelas punya potensi besar, tetapi kelemahannya adalah terlalu mengandalkan opsi individu. Hal ini membuat serangan Chelsea terkadang mudah ditebak.
Untuk berkembang, Garnacho harus belajar memanfaatkan overlap Cucurella atau mencari variasi serangan lain. Dengan peningkatan kerja sama tim, agresivitasnya bisa lebih maksimal tanpa membuat pola serangan monoton.
Jamie Gittens: Dribbler yang Masih Beradaptasi
Jamie Gittens datang dengan reputasi sebagai dribbler ulung dari Borussia Dortmund. Catatan 8,7 percobaan dribel per 90 menit di Bundesliga menjadi bukti kualitasnya. Namun, di Premier League ia masih kesulitan menemukan ritme yang sama.
Faktor fisikalitas dan intensitas liga Inggris membuat Gittens membutuhkan waktu adaptasi. Dalam laga melawan Brentford, ia sempat menunjukkan kilasan kualitasnya, tetapi secara keseluruhan belum konsisten. Kepercayaan diri menghadapi bek tangguh masih menjadi PR utama.
Jika berhasil beradaptasi, Gittens bisa menjadi solusi bagi Chelsea saat menghadapi tim dengan pertahanan rapat. Kreativitasnya dalam membongkar blok rendah bisa memberi dimensi baru dalam serangan Maresca.
Mencari Kombinasi Ideal
Keberadaan Neto, Garnacho, dan Gittens memberikan Maresca tiga profil winger berbeda. Neto adalah sosok stabil dengan efisiensi tinggi, Garnacho membawa agresivitas dan ledakan, sementara Gittens menawarkan unpredictability melalui dribel.
Maresca berpeluang mengoptimalkan ketiganya sesuai konteks pertandingan. Neto bisa jadi pilihan utama untuk kestabilan, Garnacho sebagai supersub yang memberi dampak instan, dan Gittens sebagai senjata melawan tim bertahan rapat.