Luciano Spalletti telah resmi memulai petualangan barunya di Juventus dengan ambisi besar untuk mengembalikan kejayaan klub besar Italia tersebut. Harapan publik Turin begitu tinggi, terutama setelah beberapa musim terakhir Bianconeri tampil inkonsisten. Meski debutnya diawali dengan kemenangan 2-1 atas Cremonese, hasil imbang melawan Sporting CP di Liga Champions dan Torino dalam Derby della Mole menunjukkan masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Selain itu, peningkatan performa di beberapa pertandingan terakhir belum cukup untuk menutupi berbagai kelemahan yang tersisa. La Gazzetta dello Sport pun menyoroti empat masalah utama yang wajib segera dibenahi oleh Spalletti agar Juventus kembali bersaing di papan atas Serie A.
1. Kualitas Skuad yang Masih Belum Memadai
Masalah pertama dan paling mencolok adalah kualitas skuad yang belum merata. Banyak pengamat menilai bahwa Juventus saat ini jauh dari standar tim yang pernah mendominasi Italia di era sebelumnya. Hanya beberapa pemain seperti Kenan Yildiz dan Dusan Vlahovic yang dinilai layak menjadi andalan di level tertinggi.
Keterbatasan kualitas ini membuat Spalletti harus bekerja ekstra keras. Ia tidak bisa hanya mengandalkan individu, melainkan perlu membangun sistem yang mampu memaksimalkan potensi setiap pemain. Karena itu, ia mencoba menanamkan filosofi permainan berbasis penguasaan bola dan pressing agresif. Pendekatan tersebut diharapkan dapat menutupi kekurangan kualitas di beberapa posisi.
Meskipun demikian, tanpa tambahan pemain berkelas di bursa transfer, Spalletti akan kesulitan membawa Juventus kembali menantang klub-klub elite seperti Inter Milan dan AC Milan. Oleh sebab itu, peningkatan kualitas skuad menjadi prioritas utama bagi manajemen.
2. Produktivitas Gol yang Rendah
Selain persoalan kualitas, lini depan Juventus juga menghadapi masalah besar dalam hal produktivitas. Jonathan David, yang direkrut dengan harapan tinggi, belum mencetak satu pun gol sejak bulan Agustus. Sementara itu, Loic Openda masih menunggu momen pertamanya untuk membobol gawang lawan.
Satu-satunya pemain yang konsisten mencetak gol sejauh ini hanyalah Dusan Vlahovic. Ia sudah mengoleksi enam gol, tetapi masa depannya masih belum pasti karena kontraknya akan berakhir pada Juni mendatang. Situasi ini membuat Spalletti berada di posisi sulit. Ia perlu menemukan cara agar lini serangnya bisa lebih efisien tanpa terlalu bergantung pada satu pemain saja.
Karena itu, pelatih asal Italia tersebut kini menyiapkan beberapa opsi taktik baru. Salah satunya adalah penggunaan dua penyerang tengah atau formasi 4-3-3 untuk menciptakan variasi serangan. Dengan sistem baru ini, diharapkan peluang Juventus untuk mencetak gol akan meningkat secara signifikan.
3. Karakter Pemain yang Belum Kuat
Masalah berikutnya berkaitan dengan karakter dan mentalitas para pemain. Bermain untuk klub sebesar Juventus selalu membawa tekanan besar, baik dari media maupun para tifosi. Spalletti menyadari bahwa faktor mental memainkan peran penting dalam konsistensi performa.
Beberapa pemain terlihat mudah kehilangan fokus ketika menghadapi situasi sulit. Misalnya, saat melawan Sporting CP di Liga Champions, beberapa kesalahan kecil berujung pada hilangnya dua poin berharga. Oleh karena itu, Spalletti mencoba membangun budaya kerja yang lebih disiplin dan penuh tanggung jawab.
Selain latihan teknis, ia juga menekankan pentingnya komunikasi dan rasa percaya diri di ruang ganti. Karena pada akhirnya, sebuah tim juara tidak hanya membutuhkan taktik, tetapi juga mental baja untuk menghadapi tekanan.
4. Kedalaman Skuad yang Terbatas
Masalah terakhir yang perlu diperhatikan adalah kedalaman skuad. Juventus tampak kekurangan opsi di lini tengah. Cedera atau kelelahan pada pemain inti seperti Teun Koopmeiners dan Weston McKennie dapat langsung memengaruhi ritme permainan tim.
Spalletti sebenarnya memiliki beberapa alternatif, tetapi sebagian besar masih muda dan minim pengalaman. Oleh sebab itu, bursa transfer Januari akan menjadi momen penting bagi Juventus untuk memperkuat kedalaman tim. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Spalletti meminta tambahan satu gelandang box-to-box dan satu bek sayap untuk memperbaiki keseimbangan tim.
Jika manajemen bisa memenuhi kebutuhan tersebut, peluang Juventus untuk tampil konsisten di paruh kedua musim akan meningkat. Selain itu, rotasi pemain akan menjadi lebih fleksibel dan risiko cedera akibat kelelahan dapat diminimalkan.






