Para penggemar Bristol Rovers merasa harus menyampaikan permintaan maaf kepada Elkan Baggott, yang belakangan ini menjadi sasaran kritik pedas dari netizen Indonesia di berbagai platform media sosial. Hal ini terjadi setelah Baggott tidak bisa memperkuat Timnas Indonesia U-23 dalam laga penting.
PSSI telah mengajukan permohonan kepada Ipswich Town agar mengizinkan Elkan Baggott bermain dalam pertandingan playoff Olimpiade 2024 melawan Guinea. Saat itu, musim kompetisi 2023/2024 sudah berakhir bagi Ipswich Town, dan masa peminjaman Baggott di Bristol Rovers pun telah selesai.
Meskipun begitu, pemain berusia 21 tahun tersebut tidak kunjung tiba untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23. Akibatnya, Timnas Indonesia U-23 harus menerima kekalahan tipis 0-1 dari Guinea, sehingga gagal mendapatkan tiket terakhir untuk tampil di Olimpiade 2024.
Banyak netizen salah memahami situasi ini dan beranggapan bahwa Elkan Baggott sengaja menolak panggilan Timnas Indonesia U-23. Mereka menyebarkan narasi bahwa bek yang lahir di Thailand tersebut lebih memilih liburan bersama kekasihnya daripada membela negara.
Sebagai akibatnya, akun Instagram Elkan Baggott dibanjiri oleh berbagai komentar negatif dari netizen yang tidak memahami kondisi dilematis yang dihadapi oleh bek muda tersebut. Namun, menariknya, Baggott justru mendapatkan pujian dari pengamat sepak bola Inggris yang mengapresiasi profesionalismenya.
Rekrutan Penting: Analisis Pengamat Sepak Bola Inggris tentang Elkan Baggott di Bristol Rovers
Dua pundit sepak bola lokal Inggris, Ross Halls dan Max Alderson dari GasCast Podcast, memberikan pandangan mendalam mengenai perkembangan Elkan Baggott selama masa peminjamannya di Bristol Rovers yang berkompetisi di League One.
Elkan Baggott bergabung dengan tim asuhan Matt Taylor pada hari terakhir bursa transfer Januari, dan selama masa pinjamannya, ia tampil dalam 14 pertandingan serta mencetak satu gol untuk klub yang dijuluki The Gas tersebut.
Halls dan Alderson membahas berbagai aspek dari masa kerja Baggott di Bristol Rovers, termasuk momen-momen penting, area yang perlu ditingkatkan, kemungkinan kembalinya ke klub tersebut, serta masa depannya di Ipswich Town.
“Saat saya tahu Bristol Rovers merekrut tiga pemain pada hari terakhir bursa transfer Januari 2024, jujur saja saya harus mencari tahu siapa saja mereka di internet. Saya melihat ada satu bek dengan postur tinggi besar, pemain yang sangat kita butuhkan,” ujar Alderson.
“Memang sulit bagi tim di League One untuk mendapatkan bek berpengalaman yang berusia 30-an. Kami paham bahwa pada akhirnya, kami akan merekrut pemain muda dengan status pinjaman. Namun, Elkan memiliki fisik yang mengesankan, dan saya melihat dia berpotensi tampil sebaik yang kami harapkan.”
“Tentu saja kami sangat senang bisa mendatangkannya. Dia menambah kekuatan penting di lini belakang, terutama karena banyak bek kami yang cedera saat itu. Dia adalah tambahan yang sangat diterima dan disambut baik oleh tim,” tambah Halls.
Masa peminjaman Baggott di Bristol Rovers tidak hanya memberikan kesempatan baginya untuk mendapatkan pengalaman berharga di level yang kompetitif, tetapi juga membantu tim dalam menghadapi krisis cedera di lini pertahanan. Pengalaman ini akan menjadi modal berharga bagi perkembangan karir Baggott di masa depan, baik di Bristol Rovers maupun Ipswich Town.
Rating Performa Elkan Baggott di Bristol Rovers
Max Alderson dari GasCast Podcast memberikan ulasan positif tentang performa Elkan Baggott selama masa peminjamannya di Bristol Rovers. Dalam penilaiannya, Alderson memberikan poin 7 dari 10 untuk Baggott, menyoroti bagaimana bek muda ini mampu bangkit setelah awal yang kurang memuaskan.
“Saya rasa dia layak mendapatkan poin 7/10. Dia tidak memulai musimnya dengan baik, tetapi fans memberikan dukungan besar buat Elkan untuk bangkit,” kata Alderson.
Alderson mengakui bahwa debut Baggott tidak berjalan mulus. “Laga pertama Elkan bermain sangat buruk. Kemudian dia masuk sebagai pemain pengganti, juga bermain buruk. Lalu saat laga tandang melawan Stevenage, dia starter lagi, baru 15 menit sudah kebobolan dua kali. Setelah itu kami merasa ‘Oke, itu adalah laga terakhirnya, itu adalah kali terakhir kami akan menyaksikannya bermain lagi’.”
Namun, periode cedera yang dialami Baggott ternyata menjadi titik balik penting. “Elkan sempat cedera, dan itulah momen di mana ia bisa mengenal rekan setimnya, mengenal bek dan kiper terutama. Ketika sembuh, dia menjelma menjadi monster, menjadi lebih kuat, dan performanya meningkat tajam.