Duel mesin gol di Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi salah satu sorotan utama ketika Timnas Indonesia harus menghadapi Irak dan Arab Saudi pada putaran keempat Zona Asia. Persaingan ini bukan sekadar soal strategi di lapangan, melainkan juga tentang ketajaman lini depan yang dimiliki masing-masing tim. Timnas Indonesia, dengan deretan penyerang muda dan pemain naturalisasi, harus siap menghadapi ujian besar dari para juru gedor lawan yang jauh lebih berpengalaman.
Dalam konteks sepak bola modern, keberhasilan sebuah tim tidak hanya diukur dari soliditas pertahanan atau kreativitas lini tengah, tetapi juga dari produktivitas lini serang. Irak dan Arab Saudi memiliki sejumlah nama besar yang sudah terbukti tajam di level internasional. Kehadiran penyerang berpengalaman seperti Aymen Hussein dan Salem Al Dawsari menjadi ancaman nyata bagi pertahanan Garuda.
Sementara itu, Indonesia menaruh harapan besar pada Ole Romeny yang baru saja pulih dari cedera. Striker berusia 25 tahun itu sempat menunjukkan performa impresif meski keterlibatan di level klub masih terbatas. Persaingan ketat ini membuka pertanyaan besar: siapa di antara Ole Romeny, Aymen Hussein, dan Salem Al Dawsari yang mampu tampil lebih garang di panggung kualifikasi Piala Dunia 2026?
Ketajaman Lini Depan Timnas Indonesia
Skuad asuhan Patrick Kluivert datang dengan komposisi penyerang yang masih mencari konsistensi. Egy Maulana Vikri dan Ramadhan Sananta tetap menjadi motor serangan Garuda. Egy, yang sudah memperkuat timnas sejak 2018, berhasil mencetak delapan gol dari 29 penampilan internasional. Ramadhan Sananta pun tidak kalah berbahaya dengan enam gol dari 22 pertandingan bersama Indonesia.
Nama baru yang mencuri perhatian adalah Ole Romeny. Striker kelahiran Belanda ini langsung menjadi andalan sejak mendapat kesempatan memperkuat Indonesia. Ia mencatat tiga gol dari empat penampilan internasional, sebuah catatan impresif bagi pemain yang baru beradaptasi. Namun, cedera yang sempat dialaminya membuat kondisi fisiknya belum sepenuhnya prima.
Dari enam laga sepanjang tahun 2025, Timnas Indonesia hanya mampu mencetak sembilan gol. Angka ini menunjukkan bahwa lini depan Garuda masih perlu pembenahan, terutama ketika menghadapi lawan dengan kualitas pertahanan yang solid. Ketergantungan pada Ole Romeny bisa menjadi pedang bermata dua, karena jika ia belum bugar sepenuhnya, efektivitas serangan Indonesia akan terhambat.
Andalan Produktif dari Arab Saudi
Timnas Arab Saudi terkenal dengan lini depan yang sarat pengalaman. Salem Al Dawsari, salah satu bintang terbesar Green Falcons, menjadi sosok sentral yang memimpin serangan. Pemain berusia 34 tahun itu telah mencatat 24 gol dari 95 penampilan internasional, membuktikan peran pentingnya di skuat.
Selain Salem, ada Saleh Al Shehri yang sudah mengukir 15 gol dari 43 laga internasional. Kehadirannya menambah variasi serangan Arab Saudi, terutama dalam duel udara dan eksekusi bola mati. Sementara itu, striker muda Firas Al Buraikan juga kerap menjadi pilihan dengan catatan 11 gol dari 57 pertandingan.
Meski begitu, kondisi kebugaran Salem Al Dawsari masih menjadi tanda tanya. Ia sempat mengalami cedera yang membuatnya diragukan tampil penuh di putaran keempat. Absennya Salem akan menjadi kerugian besar bagi Arab Saudi, mengingat pengalamannya kerap menjadi pembeda di laga-laga penting.
Sejauh ini, Arab Saudi sudah mencetak tujuh gol dari enam pertandingan sepanjang tahun 2025. Statistik ini menunjukkan efektivitas mereka dalam memaksimalkan peluang, meski menghadapi lawan dengan pertahanan disiplin.
Ancaman Serius dari Irak
Jika berbicara soal ketajaman, Timnas Irak tidak kalah mengerikan. Aymen Hussein menjadi nama yang paling menonjol. Striker berusia 29 tahun ini sudah mencetak 32 gol dari 85 laga internasional, sebuah catatan luar biasa yang menjadikannya salah satu penyerang paling produktif di Asia. Ketajamannya terbukti ketika mampu mencetak gol penting di Piala Asia maupun Kualifikasi Piala Dunia sebelumnya.
Selain Aymen, Irak juga memiliki Mohanad Ali yang sudah menorehkan 23 gol dari 58 penampilan bersama timnas. Meski usianya masih relatif muda, ia sudah menjadi bagian penting dalam strategi Graham Arnold. Penyerang yang kini bermain di Liga Uni Emirat Arab ini dikenal dengan kecepatan serta penyelesaian akhir yang klinis.
Produktivitas Irak sepanjang tahun 2025 menghasilkan tujuh gol dari enam pertandingan. Dua gol terakhir dicetak ke gawang Hong Kong, sementara satu lainnya terjadi saat mengalahkan Thailand. Angka ini menunjukkan bahwa mereka tetap konsisten dalam urusan mencetak gol meski lawan yang dihadapi cukup beragam.
Persaingan Ketajaman di Grup B
Jika melihat statistik dan pengalaman, jelas bahwa Indonesia berada di bawah Irak dan Arab Saudi dalam urusan lini depan. Ole Romeny memang memiliki potensi, tetapi jam terbangnya di level internasional masih kalah dibandingkan Aymen Hussein maupun Salem Al Dawsari.
Irak memiliki keunggulan dalam hal variasi serangan. Aymen Hussein dengan posturnya mampu menguasai duel udara, sementara Mohanad Ali memberikan opsi serangan cepat. Arab Saudi di sisi lain bertumpu pada pengalaman dan kreativitas Salem Al Dawsari.
Bagi Indonesia, tantangan terbesar bukan hanya menahan serangan lawan, tetapi juga memaksimalkan peluang kecil yang ada. Ketika menghadapi tim dengan pertahanan rapat, efisiensi menjadi kunci. Inilah yang harus segera diperbaiki oleh Patrick Kluivert agar Garuda tidak tertinggal dalam perebutan tiket ke Piala Dunia 2026.