Sunday, July 13, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga Eropa LainnyaDominasi PSG Tanpa Mbappe: Era Baru yang Lebih Menyeramkan Bersama Luis Enrique

Dominasi PSG Tanpa Mbappe: Era Baru yang Lebih Menyeramkan Bersama Luis Enrique

Dominasi PSG tanpa Mbappe di bawah kepemimpinan Luis Enrique menunjukkan bahwa kolektivitas bisa mengalahkan kekuatan individu. Dalam beberapa bulan terakhir, Paris Saint-Germain tampil luar biasa di berbagai kompetisi, termasuk Piala Dunia Antarklub 2025. Tanpa kehadiran Kylian Mbappe, yang kini berseragam Real Madrid, justru performa PSG semakin eksplosif dan konsisten.

Tim ini menjadikan kekompakan sebagai senjata utama. Luis Enrique membangun sistem permainan yang mengandalkan pressing tinggi dan rotasi antarlini. Bukan sekadar menang, PSG bahkan menghancurkan lawan-lawannya dengan skor mencolok. Real Madrid menjadi korban terbaru dalam semifinal Piala Dunia Antarklub setelah kebobolan dua gol dalam delapan menit pertama, sebelum akhirnya takluk 0-4.

- Advertisement -
asia9QQ

Sebelumnya, raksasa Eropa lain seperti Arsenal, Inter Milan, Atletico Madrid, dan Bayern Munchen juga mengalami nasib serupa. Semua ini terjadi tanpa kehadiran ikon terbesar mereka selama satu dekade terakhir. Fakta ini menegaskan bahwa PSG di era Enrique bukan hanya kuat, tapi jauh lebih menakutkan secara kolektif dan sistematis. Berikut ulasan lengkap mengenai kekuatan PSG saat ini yang membuat mereka menjadi favorit juara.


PSG Tak Terbendung di Panggung Dunia

Luis Enrique membawa PSG menapaki panggung tertinggi Eropa dan dunia tanpa hambatan berarti. Musim lalu, mereka menjuarai Liga Champions dengan performa luar biasa, mengalahkan Arsenal di semifinal dengan agregat 3-1 dan membantai Inter Milan 5-0 di final.

Momentum tersebut terus berlanjut di ajang Piala Dunia Antarklub 2025. Atletico Madrid dipaksa tunduk 4-0, Bayern Munchen disingkirkan 2-0, dan Real Madrid dihabisi tanpa balas 4-0. PSG menunjukkan dominasi dari lini ke lini, dengan permainan intens dan efisien sejak menit awal.

Tidak ada lagi ketergantungan pada satu bintang. Tim ini bermain dengan kepercayaan diri tinggi dan gaya bermain yang terorganisir rapi. Luis Enrique mampu menyulap skuad PSG menjadi unit yang sulit dihentikan, bahkan oleh klub-klub besar Eropa sekalipun.


Taktik Khas Enrique: Tiki-Taka Vertikal dan Tekanan Kolektif

Keberhasilan PSG tak lepas dari pendekatan taktik Luis Enrique yang menonjolkan tiki-taka vertikal dan pressing tinggi. Ini bukan tiki-taka konvensional seperti era Barcelona, melainkan versi yang lebih agresif dan langsung.

Seluruh pemain diminta terlibat aktif dalam menekan lawan sejak wilayah sendiri. Baik Kvaratskhelia, Ousmane Dembele, hingga Bradley Barcola, semuanya bekerja keras tanpa bola dan cepat melakukan transisi saat menyerang.

Lini serang bukan diisi oleh target man klasik, tetapi oleh pemain-pemain cepat dan kreatif yang mampu membuka ruang dan menciptakan peluang secara mandiri. Hasilnya, PSG terlihat hidup di setiap pertandingan dan mampu mendikte tempo sesuai keinginan mereka.


Tanpa Mbappe, PSG Justru Tampil Lebih Kompak

Ironisnya, ketiadaan Kylian Mbappe justru membuka jalan bagi PSG untuk bertransformasi menjadi tim yang lebih terstruktur. Luis Enrique kini tak perlu menyesuaikan taktik dengan satu pemain tertentu. Ia bebas merancang sistem yang sesuai dengan filosofinya.

Kehadiran Khvicha Kvaratskhelia sebagai pengganti Mbappe pada Januari terbukti menjadi keputusan tepat. Pemain asal Georgia tersebut langsung nyetel dengan gaya permainan PSG dan berkontribusi besar dalam transisi cepat.

Luis Enrique menekankan pentingnya kerja kolektif dan menantang semua pemain untuk keluar dari zona nyaman. Ia ingin setiap individu berkembang seiring dengan pertumbuhan tim secara keseluruhan. Pendekatan ini menjadikan PSG lebih solid dan tidak bergantung pada satu titik serangan.


Lini Tengah Dinamis, Mesin Utama PSG

Trio Joao Neves, Fabian Ruiz, dan Vitinha menjadi nyawa permainan PSG. Ketiganya tidak dibatasi pada peran tertentu. Mereka bertugas menekan, mendikte tempo, serta menjadi penghubung antarlini dengan pergerakan dinamis.

Tiki-taka vertikal ala Enrique mengharuskan lini tengah menciptakan overload dan memanfaatkan ruang sempit secara cepat. Kombinasi ini membuat PSG nyaris selalu unggul dalam penguasaan bola dan mampu mengatur tempo sesuai strategi.

Fabian Ruiz, misalnya, tak hanya mencetak gol penting, tapi juga menginisiasi serangan dari tengah. Kombinasi ini membuat lawan kesulitan membendung laju serangan PSG yang datang bergelombang.


Kedalaman Skuad yang Menjadi Ancaman Tambahan

Kekuatan PSG tidak hanya terletak pada sebelas pemain utama, tetapi juga dari kedalaman skuad yang luar biasa. Dari bangku cadangan, Enrique bisa memainkan pemain-pemain seperti Kang-in Lee, Gonçalo Ramos, hingga Barcola yang tetap memberikan tekanan tinggi.

Rotasi pemain berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas permainan. Ini memungkinkan PSG tetap segar di setiap laga penting, termasuk saat menghadapi jadwal padat seperti Piala Dunia Antarklub.

Dengan kedalaman skuad seperti ini, PSG tidak hanya menjadi favorit juara, tetapi juga menjadi simbol efisiensi dan kestabilan taktik yang sangat jarang ditemukan di tim-tim papan atas lainnya.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments