Real Madrid dihajar PSG dengan skor telak 4-0, menjadi penutup musim 2024/2025 yang sangat mengecewakan bagi skuad Los Blancos. Kekalahan ini terjadi di ajang semifinal Piala Dunia Antarklub 2025, yang seharusnya menjadi peluang bagi mereka menambah koleksi trofi bergengsi. Alih-alih menang, Real Madrid malah dipermalukan secara menyakitkan oleh wakil Prancis.
Musim ini memang jauh dari kata sempurna bagi Real Madrid. Tim asuhan Xabi Alonso tersebut tidak hanya gagal mempertahankan konsistensi, tetapi juga mengalami sejumlah kekalahan memalukan di berbagai kompetisi. Mulai dari El Clasico, Liga Champions, hingga turnamen internasional seperti Piala Dunia Antarklub, Madrid kerap tampil di bawah ekspektasi.
Sejumlah kekalahan besar tersebut menunjukkan bahwa Real Madrid memiliki banyak lubang yang belum tertutup secara taktis maupun teknis. Cedera pemain kunci, inkonsistensi formasi, dan kurangnya kreativitas di lini tengah menjadi masalah yang belum terselesaikan.
Berikut ini rangkuman lengkap empat kekalahan telak yang dialami Real Madrid sepanjang musim 2024/2025:
1. El Clasico: Real Madrid 0-4 Barcelona
Pertemuan pertama melawan Barcelona musim ini menjadi awal mimpi buruk bagi Los Blancos. Bermain di kandang sendiri, Santiago Bernabeu, mereka dihajar empat gol tanpa balas oleh rival abadinya.
Gol-gol Barcelona dicetak oleh Robert Lewandowski (dua gol), Lamine Yamal, dan Raphinha. Tak hanya kekalahan, laga ini juga mengakhiri rekor tak terkalahkan Madrid dalam 42 pertandingan terakhir di semua kompetisi.
Lini belakang Madrid benar-benar tak berdaya menghadapi tekanan tinggi Barcelona. Gagalnya Carlo Ancelotti membendung agresivitas lawan saat itu menjadi awal penurunan performa tim.
2. Final Supercopa de España: Barcelona 5-2 Real Madrid
Beberapa bulan berselang, Madrid kembali dibuat tak berdaya oleh Barcelona dalam partai final Supercopa de España. Meski sempat unggul lebih dulu lewat gol cepat Kylian Mbappé, keunggulan tersebut hanya bertahan sejenak.
Barcelona langsung membalas dengan lima gol, masing-masing dicetak oleh Lamine Yamal, Robert Lewandowski (penalti), Raphinha (dua gol), dan Alejandro Balde. Madrid hanya mampu memperkecil skor lewat tendangan bebas Rodrygo.
Hasil ini menyakitkan karena terjadi di partai final, memperlihatkan bagaimana rapuhnya pertahanan Madrid saat menghadapi tekanan besar.
3. Liga Champions: Arsenal 3-0 Real Madrid
Real Madrid mengalami kekalahan pahit lainnya di perempat final Liga Champions saat menghadapi Arsenal di Emirates Stadium. Tanpa ide dan visi yang jelas, mereka tak mampu mengimbangi permainan cepat dan presisi The Gunners.
Arsenal mencetak gol melalui dua eksekusi dari Declan Rice serta satu tambahan dari Mikel Merino. Kelemahan Madrid terlihat jelas: kurangnya koordinasi antarlini serta minimnya kreativitas dalam membangun serangan.
Di leg kedua yang berlangsung di Bernabeu, mereka kembali kalah 1-2. Agregat akhir 1-5 menjadi bukti bahwa Madrid musim ini belum siap bersaing di level tertinggi Eropa.
4. Piala Dunia Antarklub: PSG 4-0 Real Madrid
Laga terakhir musim menjadi mimpi buruk terbesar. Menghadapi PSG di semifinal Piala Dunia Antarklub, Madrid kalah telak 0-4. Fabian Ruiz mencetak dua gol awal, disusul Ousmane Dembele dan Goncalo Ramos untuk menutup pesta gol PSG.
Madrid tampil tanpa arah sejak menit awal. Tekanan tinggi PSG langsung membuat lini belakang Madrid goyah. Kesalahan demi kesalahan pun tak terhindarkan, dan mereka tak mampu memberikan perlawanan berarti.
Untuk Xabi Alonso, yang baru memulai masa kepelatihannya di Madrid, hasil ini jadi alarm keras. Banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan jika ingin mengembalikan dominasi klub di level dunia.
Evaluasi Musim 2024/2025: Apa yang Salah?
Musim ini memberikan pelajaran penting bagi Real Madrid. Meskipun bertabur bintang, skuad mereka tampak kehilangan identitas permainan yang solid. Beberapa faktor penyebab keterpurukan Madrid antara lain:
-
Cedera pemain kunci seperti Courtois dan Militao di awal musim yang membuat kestabilan lini belakang terganggu.
-
Kurangnya kedalaman skuad, terutama di posisi gelandang bertahan, membuat Madrid mudah dikendalikan lawan.
-
Kehilangan konsistensi dalam formasi dan taktik di bawah pelatih baru, yang terlihat belum sepenuhnya menemukan formula terbaik.
-
Kelelahan jadwal padat yang menyebabkan rotasi pemain tidak optimal.
Tantangan Musim Depan
Real Madrid harus belajar dari musim penuh luka ini. Kekalahan telak dari PSG hanyalah puncak dari berbagai masalah yang mengakar. Manajemen klub perlu melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari perombakan skuad, pendekatan taktik baru, hingga peningkatan mental bertanding.
Musim 2025/2026 akan menjadi ujian berat. Namun, dengan sumber daya yang dimiliki serta sejarah sebagai klub besar, Real Madrid tetap berpotensi bangkit — asal mereka mau berubah secara total. Para fans kini menantikan aksi nyata, bukan hanya janji.