Jeremy Monga mendadak mencuri perhatian, di mana remaja yang baru berusia 15 tahun itu mencatatkan sejarah penting saat menjalani debut di ajang Premier League bersama Leicester City. Dalam laga menghadapi Newcastle United pada Selasa (8/4/2025) dini hari WIB, Monga mencatatkan namanya sebagai pemain termuda kedua yang tampil di kasta tertinggi sepak bola Inggris.
Momen ini bukan hanya istimewa karena usianya yang masih belia. Penampilan Monga juga mencuri perhatian karena ia mengenakan jersey yang berbeda dari rekan-rekan satu timnya. Jersey yang dipakainya tidak menampilkan logo sponsor utama Leicester, yakni BC Game—sebuah platform kasino berbasis kripto. Fenomena ini memicu pertanyaan di kalangan pecinta bola, dan tentu saja memiliki alasan hukum di baliknya.
Aturan Ketat: Mengapa Monga Tampil Tanpa Sponsor?
Dalam debutnya yang bersejarah, Jeremy Monga menggunakan seragam tanpa embel-embel sponsor judi. Hal ini bukan tanpa alasan. Di Inggris, anak di bawah usia 18 tahun dilarang untuk terlibat dalam promosi produk yang mengandung unsur perjudian, termasuk sponsor yang berasal dari industri kasino daring.
BC Game, sponsor utama Leicester City musim ini, termasuk dalam kategori yang tidak boleh dipromosikan oleh pemain di bawah umur. Karena Monga masih berusia 15 tahun, klub harus menyiapkan jersey khusus yang sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku. Langkah ini menjadi bentuk kepatuhan terhadap regulasi perlindungan anak dalam dunia olahraga profesional.
Tindakan Leicester ini menuai apresiasi, karena memperlihatkan komitmen mereka terhadap etika dan perlindungan pemain muda. Meskipun tampil tanpa sponsor, aksi Monga di lapangan tetap mencuri perhatian dan menunjukkan bahwa talenta tidak membutuhkan iklan untuk bersinar.
Performa Percaya Diri di Tengah Kekalahan
Leicester City harus mengakui keunggulan Newcastle United dengan skor telak 0-3 di King Power Stadium. Namun, debut Jeremy Monga tetap menjadi titik terang dalam malam yang kelam bagi The Foxes. Pemain muda tersebut masuk ke lapangan pada menit ke-74, menggantikan Bilal El Khannouss.
Monga, yang lahir pada tahun 2009, menunjukkan permainan yang cukup berani. Meski hanya memiliki waktu sekitar 15 menit di lapangan, ia mampu menunjukkan sentuhan yang matang dan kecerdasan dalam membaca permainan. Hal ini menunjukkan bahwa Monga bukan hanya hadir karena kebutuhan darurat, melainkan karena ia benar-benar punya kapasitas untuk bersaing di level tertinggi.
Dengan nomor punggung 93 di punggungnya, ia menjadi sosok yang sangat kontras di tengah tim senior Leicester yang rata-rata sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di level profesional.
Dukungan Penuh dari Ruud van Nistelrooy
Manajer Leicester City, Ruud van Nistelrooy, menjadi sosok kunci di balik keputusan memainkan Monga. Mantan striker legendaris Belanda itu menyatakan bahwa ia sangat terkesan dengan kemampuan Monga sejak pertama kali melihatnya berlatih bersama skuad muda Leicester.
Van Nistelrooy dikenal memiliki perhatian besar terhadap pemain muda dan memberi kesempatan kepada talenta muda tanpa melihat usia semata. Dalam konferensi pers usai pertandingan, ia menyampaikan keyakinannya bahwa Monga bisa menjadi bagian penting dari masa depan klub.
“Usia bukanlah penghalang. Jika seorang pemain cukup bagus, maka ia layak mendapatkan kesempatan. Saya melihat potensi luar biasa dalam diri Jeremy,” ucap Van Nistelrooy.
Dibalik Sinar Terang: Tantangan Besar Menanti Monga
Meski mencuri perhatian dengan debutnya, Jeremy Monga masih memiliki tantangan besar di depan mata. Salah satu kendala utama adalah kewajiban pendidikannya. Sebagai anak 15 tahun yang masih menempuh pendidikan formal, waktu Monga untuk berlatih bersama tim utama sangat terbatas.
Van Nistelrooy menyebutkan bahwa pihak klub berupaya menciptakan keseimbangan antara pengembangan karier sepak bola dan pendidikan Monga. Tim pelatih bekerja sama dengan keluarga dan sekolah untuk menyusun jadwal yang memungkinkan pemain muda ini berkembang tanpa mengorbankan pendidikannya.
Kondisi ini tentu membuat proses transisi ke tim utama menjadi lebih kompleks. Namun dengan dukungan yang tepat, Monga diharapkan bisa berkembang secara bertahap tanpa tekanan yang berlebihan.
Monga dan Rekor yang Nyaris Terpecahkan
Walau penampilannya cukup bersejarah, Jeremy Monga belum menjadi pemain termuda dalam sejarah Premier League. Gelar tersebut masih dipegang oleh Ethan Nwaneri dari Arsenal, yang debut pada usia 15 tahun dan 181 hari pada tahun 2022.
Meski demikian, debut Monga tetap menjadi tonggak penting yang membuka jalan bagi perjalanan karier profesionalnya. Ia kini telah resmi masuk radar pencinta sepak bola Inggris, dan bahkan sudah dikabarkan menjadi incaran beberapa klub besar Eropa seperti Manchester City, Chelsea, hingga Real Madrid.
Di usianya yang masih sangat muda, Monga kini mengemban harapan besar. Ia menjadi simbol regenerasi dan bukti bahwa talenta muda masih sangat potensial untuk diorbitkan ke pentas tertinggi, asal didukung dengan pembinaan yang tepat.