Liga Champions UEFA merupakan puncak kejayaan dalam dunia sepak bola klub yang telah menjadi legenda dan target semua pemain bola. Kompetisi ini selalu menjadi ajang pembuktian bagi para pemain terbaik dunia. Banyak nama besar seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, hingga Zinedine Zidane telah menorehkan sejarah di pentas bergengsi tersebut. Namun, di balik sorotan para juara, terdapat legenda-legenda besar yang justru tidak pernah mengangkat trofi Liga Champions, meski karier mereka dipenuhi pencapaian luar biasa.
1. Gianluigi Buffon
Gianluigi Buffon dikenal sebagai simbol ketangguhan dan kesetiaan dalam dunia sepak bola. Selama karier panjangnya, ia menjadi pilar utama Juventus dan bahkan membawa Italia menjuarai Piala Dunia 2006. Meskipun begitu, Buffon tak pernah merasakan manisnya mengangkat trofi Liga Champions.
Kiper legendaris ini tiga kali mencapai final, tepatnya pada tahun 2003, 2015, dan 2017. Namun, dalam setiap kesempatan tersebut, Buffon selalu harus menelan kekalahan pahit. Juventus tumbang di tangan AC Milan, Barcelona, dan Real Madrid. Karena itu, meskipun kariernya dipenuhi gelar domestik dan prestasi internasional, Buffon tetap belum berhasil menaklukkan Eropa.
2. Pavel Nedved
Pavel Nedved merupakan motor utama Juventus pada awal 2000-an. Dengan energi luar biasa dan kemampuan menembak yang mematikan, ia menjadi salah satu gelandang paling berpengaruh di Eropa. Sayangnya, nasib kurang berpihak padanya di tahun 2003.
Nedved harus absen di final Liga Champions setelah menerima kartu kuning di semifinal melawan Real Madrid. Tanpa sang maestro di lini tengah, Juventus hanya mampu bermain imbang 0-0 dan akhirnya kalah adu penalti dari AC Milan. Walau begitu, Nedved tetap memperoleh Ballon d’Or di tahun yang sama, meski trofi Liga Champions tetap menjauh dari genggamannya.
3. Eric Cantona
Eric Cantona adalah simbol kebangkitan Manchester United di era 1990-an. Gaya bermainnya yang berani dan karismatik membuatnya menjadi idola di Old Trafford. Namun, takdir berkata lain. Cantona pensiun pada tahun 1997, dua tahun sebelum MU meraih Treble bersejarah pada 1999.
Karena itu, meski perannya besar dalam membangun fondasi kejayaan Manchester United, ia tidak pernah merasakan malam magis di final Liga Champions. Ironisnya, klub yang ia bantu bangun menjadi raksasa Eropa justru mencapai puncaknya sesaat setelah kepergiannya.
4. Dennis Bergkamp
Dennis Bergkamp dikenal sebagai pemain yang memadukan kecerdasan, visi, dan sentuhan magis di lapangan. Ia sukses membawa Arsenal ke era modern dengan gaya bermain indah yang dikenang hingga kini. Namun, karier gemilangnya tidak pernah disertai gelar Liga Champions.
Kesempatan terbaik datang pada musim 2005/2006 ketika Arsenal mencapai final melawan Barcelona. Sayangnya, Bergkamp yang sudah berusia 37 tahun tidak tampil di pertandingan tersebut. Arsenal kalah 1-2, dan Bergkamp harus menutup karier Eropanya tanpa trofi yang didambakan.
5. Roberto Baggio
Roberto Baggio adalah wajah sepak bola Italia di era 1990-an. Dengan bakat luar biasa dan karisma yang unik, ia menjadi ikon sepak bola dunia. Namun, nasib baik seolah enggan berpihak kepadanya dalam kompetisi Eropa.
Baggio sempat membela tiga klub raksasa Italia: Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Namun, cedera yang sering datang serta ketatnya persaingan di Serie A membuatnya gagal meraih trofi Liga Champions. Meskipun begitu, warisan Baggio tetap abadi — ia membuktikan bahwa keindahan sepak bola tidak selalu diukur dari trofi semata.
6. Zlatan Ibrahimovic
Zlatan Ibrahimovic dikenal sebagai pemain yang hampir memenangkan segalanya di tingkat domestik. Ia pernah menjuarai liga di Belanda, Italia, Spanyol, dan Prancis. Namun, ironisnya, Liga Champions tetap menjadi satu-satunya piala yang luput dari genggamannya.
Kesempatan emas datang saat ia membela Barcelona pada musim 2009/2010. Akan tetapi, Ibrahimovic hengkang ke AC Milan setahun sebelum Barcelona menjuarai Liga Champions. “Saya tidak butuh Liga Champions untuk membuktikan siapa saya,” ujarnya dengan percaya diri. Meski demikian, fakta bahwa ia tak pernah menaklukkan Eropa tetap menjadi noda kecil dalam kariernya yang luar biasa.
7. Ronaldo
Sebelum Cristiano Ronaldo, dunia mengenal satu nama yang begitu ikonik: Ronaldo Luís Nazário de Lima. Striker asal Brasil ini merupakan perpaduan sempurna antara kekuatan, kecepatan, dan teknik tinggi. Ia pernah bermain untuk klub-klub besar seperti Barcelona, Inter Milan, dan Real Madrid.
Sayangnya, meskipun Real Madrid sempat menjuarai Liga Champions di awal 2000-an, Ronaldo tidak bermain di final karena cedera. Kesialan dan waktu yang tidak berpihak membuatnya tak pernah mengangkat trofi tersebut. Namun, dengan dua Ballon d’Or dan gelar Piala Dunia, Ronaldo tetap dikenang sebagai salah satu striker terbaik sepanjang masa.






