Siapa saja pelatih yang telah dipecat pada musim 2024/2025? Menjadi pelatih adalah pekerjaan yang penuh tekanan dan risiko. Di tengah harapan tinggi, klub sering kali memutuskan mengganti pelatih sebagai solusi instan untuk mengubah nasib tim. Musim 2024/2025 pun tidak berbeda, dengan beberapa nama besar harus mengakhiri kontrak mereka lebih awal dari yang diharapkan. Artikel ini akan membahas daftar pelatih yang dipecat dari liga-liga elite Eropa, mulai dari Premier League hingga Ligue 1. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya.
Premier League (4 Pelatih)
Premier League dikenal sebagai liga yang paling kompetitif, dan tekanannya tidak mengenal kompromi. Erik ten Hag menjadi korban pertama setelah Manchester United kalah 2-1 dari West Ham United. Kekalahan ini memicu perubahan besar di Old Trafford, dengan Ruben Amorim, mantan pelatih Sporting Lisbon, menggantikan posisinya.
Nasib serupa dialami Steve Cooper dari Leicester City. Meski timnya masih berada di luar zona degradasi, kekalahan dari Chelsea menjadi akhir dari masa jabatannya. Ruud van Nistelrooy, yang sebelumnya menjabat sebagai pelatih sementara di Manchester United, kemudian dipercaya untuk memimpin Leicester.
Dua nama lain yang masuk daftar pemecatan adalah Gary O’Neil dari Wolverhampton Wanderers dan Russell Martin dari Southampton. Performa buruk mereka, termasuk kekalahan besar Southampton dari Tottenham, menjadi alasan utama keputusan ini.
Pelatih yang dipecat di Premier League:
- Erik ten Hag (Manchester United)
- Steve Cooper (Leicester City)
- Gary O’Neil (Wolverhampton Wanderers)
- Russell Martin (Southampton)
La Liga (4 Pelatih)
La Liga juga tidak luput dari pergantian pelatih. Luis Carrion menjadi pelatih pertama yang dipecat setelah Las Palmas terpuruk di dasar klasemen. Diego Martinez kemudian mengambil alih tugas tersebut. Perubahan juga terjadi di Real Valladolid, dengan Paulo Pezzolano digantikan oleh Diego Cocca.
Luis Garcia dari Alaves menjadi nama berikutnya yang harus angkat kaki. Eduardo Coudet kemudian ditunjuk sebagai pengganti. Di Valencia, Ruben Baraja harus meninggalkan posisinya setelah performa tim yang mengecewakan di awal musim.
Pelatih yang dipecat di La Liga:
- Luis Carrion (Las Palmas)
- Paulo Pezzolano (Real Valladolid)
- Luis Garcia (Alaves)
- Ruben Baraja (Valencia)
Serie A (5 Pelatih)
Di Italia, Daniele De Rossi menjadi pelatih pertama yang dipecat setelah gagal memberikan kemenangan dalam empat pertandingan awal AS Roma. Ivan Juric sempat menggantikannya, tetapi ia juga tidak bertahan lama karena hasil buruk yang terus berlanjut. Claudio Ranieri akhirnya dipercaya untuk mengembalikan stabilitas di Roma.
Luca Gotti dari Lecce dan Alberto Gilardino dari Genoa juga harus meninggalkan posisi mereka karena hasil yang mengecewakan. Alessandro Nesta dari Monza menjadi pelatih lain yang dipecat di Serie A musim ini.
Pelatih yang dipecat di Serie A:
- Daniele De Rossi (AS Roma)
- Ivan Juric (AS Roma)
- Luca Gotti (Lecce)
- Alberto Gilardino (Genoa)
- Alessandro Nesta (Monza)
Bundesliga (2 Pelatih)
Bundesliga tidak ketinggalan dengan perombakan pelatih. Peter Zeidler menjadi korban pertama setelah Bochum hanya mampu meraih satu poin dari tujuh pertandingan awal. Pellegrino Matarazzo dari Hoffenheim juga harus meninggalkan klub karena Hoffenheim terpuruk di posisi ke-15. Christian Ilzer kemudian ditunjuk sebagai pengganti.
Pelatih yang dipecat di Bundesliga:
- Peter Zeidler (Bochum)
- Pellegrino Matarazzo (Hoffenheim)
Ligue 1 (3 Pelatih)
Di Ligue 1, Michel Der Zakarian dari Montpellier menjadi pelatih pertama yang dipecat setelah kekalahan telak dari Marseille. Jean-Louis Gasset kembali untuk memimpin tim. Rennes juga mengganti Julien Stephan dengan Jorge Sampaoli setelah performa buruk di awal musim. Olivier Dall’Oglio dari Saint-Etienne menjadi nama terakhir yang dipecat sejauh ini.
Pelatih yang dipecat di Ligue 1:
- Michel Der Zakarian (Montpellier)
- Julien Stephan (Rennes)
- Olivier Dall’Oglio (Saint-Etienne)
Penutup
Pemecatan pelatih di liga-liga top Eropa musim 2024/2025 menunjukkan betapa dinamisnya dunia sepak bola profesional. Tekanan untuk meraih hasil instan sering kali mengorbankan stabilitas jangka panjang. Meski keputusan ini tidak selalu memberikan solusi yang diharapkan, perubahan tersebut menjadi bagian integral dari upaya klub untuk bertahan dan bersaing di level tertinggi. Akankah para pelatih yang dipecat ini akan memberikan perubahan di masa depan untuk karir mereka? Mari kita tunggu!