Cristian Chivu resmi ditunjuk sebagai pelatih anyar Inter Milan, menggantikan Simone Inzaghi yang mundur usai musim kompetisi berakhir. Keputusan manajemen ini menghadirkan angin segar di ruang ganti Nerazzurri, khususnya bagi beberapa pemain yang sebelumnya kesulitan mendapatkan menit bermain di bawah kepemimpinan Inzaghi.
Sebagaimana dilaporkan oleh Gazzetta dello Sport, Chivu berkomitmen memberikan kesempatan setara kepada seluruh pemain dalam skuadnya. Tidak ada nama yang langsung tersingkir dari proyek barunya untuk musim kompetisi 2025/2026. Semua pemain akan dinilai kembali performanya selama masa persiapan pramusim.
Beberapa nama yang sempat tersisih kini punya peluang besar untuk kembali bersinar. Tiga pemain yang paling berpotensi memanfaatkan momen kebangkitan ini adalah Davide Frattesi, Stefan de Vrij, dan Carlos Augusto. Ketiganya sebelumnya sempat berada di ujung daftar jual Inter, namun kehadiran Chivu bisa mengubah jalan karier mereka secara signifikan.
Davide Frattesi Siap Unjuk Gigi di Era Chivu
Davide Frattesi merupakan salah satu pemain yang merasakan dampak besar dari kehadiran Simone Inzaghi musim lalu. Meski didatangkan dengan ekspektasi tinggi dari Sassuolo, gelandang berusia 25 tahun itu sering kali hanya menjadi pilihan cadangan karena dominasi Nicolo Barella dan Henrikh Mkhitaryan di lini tengah.
Minimnya menit bermain memunculkan spekulasi bahwa Frattesi akan dilepas pada bursa transfer musim panas 2025. Namun kini, dengan hadirnya Cristian Chivu, semua kemungkinan terbuka lebar. Chivu dikenal sebagai pelatih yang menyukai gelandang box-to-box yang agresif, tipe permainan yang memang menjadi kekuatan utama Frattesi.
Dengan kecepatan, stamina, dan naluri mencetak gol dari lini kedua, Frattesi berpotensi menjadi sosok kunci dalam skema permainan Chivu yang lebih dinamis. Apabila mampu tampil konsisten selama sesi pramusim, Frattesi bukan hanya akan bertahan di Inter, tetapi juga bisa menjadi starter reguler untuk menghadapi kompetisi ketat Serie A dan Liga Champions.
Stefan de Vrij Dapat Kesempatan Kedua
Nama lain yang bisa memetik manfaat dari perubahan pelatih ini adalah Stefan de Vrij. Bek tengah asal Belanda itu beberapa musim terakhir kerap dikabarkan akan dilepas Inter. Kehilangan kecepatan dan penurunan performa membuatnya kalah bersaing dengan Alessandro Bastoni dan Benjamin Pavard dalam skema tiga bek Inzaghi.
Namun, Chivu yang pernah menjadi bek tengah tangguh di masa aktif bermainnya, diketahui sangat menghargai pemain berpengalaman seperti De Vrij. Chivu bahkan diyakini ingin memanfaatkan kecerdasan taktis De Vrij dalam membangun serangan dari lini belakang, sesuatu yang selama ini menjadi kekuatan utama sang pemain.
Dengan bekal pengalaman panjang di Serie A serta pemahaman positioning yang solid, De Vrij bisa mendapatkan peran strategis sebagai mentor bagi bek-bek muda Inter. Jika diberi kepercayaan kembali mengisi lini pertahanan utama, De Vrij berpeluang memperpanjang masa baktinya di Giuseppe Meazza.
Carlos Augusto Berpeluang Geser Federico Dimarco
Pemain ketiga yang paling diuntungkan dengan kedatangan Chivu adalah Carlos Augusto. Pemain asal Brasil itu sejauh ini kesulitan mendapatkan menit bermain reguler karena kalah bersaing dengan Federico Dimarco di sektor bek kiri. Di bawah asuhan Inzaghi, Dimarco tampil konsisten sebagai andalan utama, membuat Augusto harus puas tampil sebagai pemain pengganti.
Namun, performa Dimarco di paruh kedua musim lalu mengalami penurunan. Ini bisa menjadi celah bagi Augusto untuk menunjukkan kualitasnya di era baru Chivu. Sang pelatih kabarnya tengah menilai opsi untuk lebih menyeimbangkan antara aspek menyerang dan bertahan di sisi kiri, karakteristik yang dimiliki Augusto.
Kemampuan bertahan yang disiplin serta kecepatan overlap-nya bisa menjadikannya pilihan utama apabila berhasil tampil stabil di laga-laga awal musim nanti. Bila mampu menjaga konsistensi, Carlos Augusto berpotensi menjadi bek kiri utama Nerazzurri dalam proyek jangka panjang Inter Milan.
Revolusi Skuad di Bawah Chivu
Cristian Chivu memang datang dengan misi besar membangun kembali dominasi Inter di Italia maupun Eropa. Dengan latar belakang sebagai legenda klub dan pengalaman melatih tim muda Inter, Chivu memahami filosofi klub secara mendalam. Ia ingin menghadirkan skuad yang lebih kompetitif namun tetap memanfaatkan potensi internal yang selama ini kurang dimaksimalkan.
Langkah Chivu memberikan kesempatan kedua bagi para pemain tersisih juga menunjukkan pendekatan humanis dalam kepelatihannya. Daripada langsung mencoret pemain, ia memilih menilai mereka berdasarkan performa di lapangan dalam sistem dan strategi yang akan diterapkannya.
Dengan adanya perubahan positif ini, para pemain yang sebelumnya nyaris kehilangan masa depan di Inter Milan kini memiliki peluang besar untuk menyelamatkan karier mereka. Tidak hanya Frattesi, De Vrij, dan Augusto, melainkan juga sejumlah pemain muda yang berpotensi menembus tim utama di bawah asuhan Chivu.
