Bayern Munchen siap mengawali perjalanan mereka di Piala Dunia Antarklub 2025 dengan menghadapi Auckland City dalam laga pembuka Grup C. Pertandingan yang digelar pada Minggu, 15 Juni 2025 pukul 23.00 WIB di TQL Stadium, Cincinnati, Amerika Serikat, mempertemukan dua tim dengan latar belakang dan level kompetisi yang sangat kontras. Bayern, raksasa Eropa dengan sederet gelar prestisius, berjumpa dengan Auckland City, klub amatir yang mendominasi kompetisi Oseania.
Sebagai juara Bundesliga 2024/25, Bayern Munchen datang dengan target besar. Mereka tak hanya membawa ambisi meraih kemenangan, tetapi juga ingin menambah koleksi trofi dunia mereka. Bayern telah dua kali menjuarai Piala Dunia Antarklub, dan kini membidik gelar ketiga sebagai bagian dari sejarah klub yang gemilang. Dengan skuad yang sarat bintang, kembalinya beberapa pemain pilar, serta suntikan tenaga dari bursa transfer, Bayern menjadi favorit kuat di ajang ini.
Sementara itu, Auckland City hadir dengan semangat dan mimpi besar. Meski berasal dari liga yang jauh dari sorotan dunia, mereka selalu menjadi penguasa Oseania dan rutin tampil di ajang ini selama lebih dari satu dekade. Bagi para pemain yang sebagian besar adalah semi-profesional, menghadapi klub seperti Bayern merupakan kesempatan sekali seumur hidup untuk unjuk kemampuan di panggung internasional.
Auckland City: Penguasa Oseania dengan Status Amatir
Auckland City mendominasi kawasan Oseania dengan prestasi luar biasa. Dari 13 musim terakhir Liga Champions OFC, mereka sukses mengamankan 11 gelar juara. Konsistensi luar biasa ini membuat mereka hampir selalu mewakili benua Oseania di ajang Piala Dunia Antarklub.
Walau merajai wilayahnya, Auckland City tetap berstatus sebagai klub amatir. Para pemainnya menjalani aktivitas harian di luar sepak bola dan hanya menerima tunjangan sebesar 90 dolar AS per minggu, setara dengan Rp1,4 juta. Perbandingan gaji ini tentu sangat mencolok bila disejajarkan dengan bintang Bayern Munchen yang menerima bayaran miliaran rupiah setiap pekan.
Meski begitu, semangat dan kebanggaan para pemain Auckland City tidak tergoyahkan. Menghadapi tim-tim besar di turnamen ini ibarat mimpi yang terwujud. “Grup ini seperti mimpi,” ujar striker Auckland City, Angus Kilkolly. Bermain melawan Bayern, Benfica, dan Boca Juniors adalah pengalaman tak terlupakan bagi mereka. Kilkolly bahkan mengaku bahwa bisa berbagi lapangan dengan klub-klub elite dunia terasa seperti sesuatu yang tak masuk akal.
Bayern Munchen: Raksasa Eropa yang Haus Gelar Baru
Bayern Munchen datang ke Amerika Serikat dengan kekuatan terbaiknya. Kabar baik hadir dengan pulihnya dua pemain andalan, Dayot Upamecano dan Jamal Musiala, dari cedera panjang. Keduanya sudah kembali berlatih dan siap bertanding secara bertahap di turnamen ini.
Aktivitas Bayern di bursa transfer musim panas juga patut diperhitungkan. Mereka menggaet Jonathan Tah dan Tom Bischof, dua pemain yang langsung masuk ke dalam skuad utama. Kedalaman tim semakin solid dengan kehadiran kedua rekrutan anyar tersebut, yang melengkapi skuad berisi nama-nama besar dunia.
Di lini depan, sorotan kembali mengarah kepada Harry Kane. Penyerang asal Inggris itu tampil produktif dengan 26 gol pada musim lalu, sekaligus dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Bundesliga. Tak kalah impresif, Michael Olise juga menunjukkan performa gemilang dengan mencatatkan 15 assist dan meraih penghargaan Rookie of the Season.
Statistik Pertemuan: Bayern Unggul di Semua Aspek
Laga melawan Auckland City akan menjadi pertemuan pertama Bayern dengan klub asal Selandia Baru tersebut. Selama kiprah mereka di Piala Dunia Antarklub, Bayern belum pernah bersua tim dari Oseania. Namun, catatan Bayern di turnamen ini sangat impresif, dengan empat kemenangan tanpa kebobolan saat menjuarai edisi 2013 dan 2020.
Auckland City justru memegang rekor partisipasi terbanyak di Piala Dunia Antarklub. Prestasi terbaik mereka terjadi pada 2014, ketika secara mengejutkan mampu menempati posisi ketiga. Keberhasilan tersebut masih dikenang luas sebagai salah satu kisah ajaib dalam sejarah turnamen.
Ada pula cerita menarik dari Sarpreet Singh, pemain asal Selandia Baru yang pernah membela Bayern. Bersama Wynton Rufer, ia menjadi bukti bahwa talenta dari Oseania tetap memiliki tempat di panggung Eropa. Kini, Auckland City berharap bisa kembali mencatat sejarah manis mereka di kancah dunia.