Laga leg pertama perempat final Liga Champions antara Bayern Munchen dan Inter Milan akan berlangsung di Allianz Arena pada Rabu (9/4/2025) dini hari WIB. Meskipun menjadi tuan rumah, Bayern tidak berada dalam kondisi terbaik. Beberapa pemain inti mereka seperti Jamal Musiala, Manuel Neuer, dan Alphonso Davies dipastikan absen karena cedera.
Kondisi ini tentu memengaruhi dinamika tim, namun pelatih Vincent Kompany menegaskan bahwa absennya sejumlah nama penting tidak akan melemahkan ambisi tim. Bayern tetap mengincar kemenangan di kandang sebagai modal penting jelang leg kedua di Italia.
Meski digempur masalah kebugaran pemain, keyakinan untuk menang tidak surut. Kompany tetap fokus menyiapkan skema permainan yang menyerang dan percaya bahwa para pemain yang tersedia bisa menjawab tantangan besar ini.
Vincent Kompany: Target Bayern Tidak Akan Berubah
Vincent Kompany memahami tekanan yang dihadapi timnya menjelang laga krusial ini. Cedera yang menimpa sejumlah pilar utama memang menjadi kendala serius. Namun, ia menolak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk menurunkan ekspektasi.
Pelatih muda asal Belgia itu menekankan bahwa tujuan Bayern tetap sama, yaitu melangkah sejauh mungkin di Liga Champions. Dalam konferensi pers, ia menyampaikan bahwa filosofi tim tidak berubah meski pemain berganti.
“Kami berada di situasi yang sulit. Tapi kami masih bersaing di setiap kompetisi. Untuk berhasil, kami harus melihat ke depan,” tegas Kompany.
Ia menambahkan bahwa dalam sepak bola modern, fleksibilitas sangat penting. Setiap pemain yang diturunkan dipercaya bisa memenuhi ekspektasi tinggi di pentas Eropa. Gaya bermain ofensif dan penuh intensitas akan tetap diterapkan di lapangan.
Kepercayaan Penuh pada Skuad yang Tersisa
Menghadapi krisis pemain, Kompany tak kehilangan optimisme. Ia menyatakan bahwa pemain-pemain pengganti telah menunjukkan kesiapan melalui sesi latihan dan performa sebelumnya. Tidak ada alasan meragukan mereka.
“Pemain yang selama ini duduk di bangku cadangan terus menunjukkan dedikasi. Mereka tidak hanya latihan keras, tapi juga siap saat dipanggil,” ujarnya.
Pelatih berusia 38 tahun itu mengungkapkan bahwa kesuksesan tim tidak hanya bergantung pada 11 pemain inti. Kedalaman skuad adalah kunci, terlebih di ajang padat seperti Liga Champions. Ia menambahkan bahwa Bayern tidak bisa hanya bergantung pada bakat individu, melainkan pada kolektivitas dan kepercayaan satu sama lain.
Dalam laga sebesar ini, pengalaman memang penting. Namun, mental dan kesiapan bermain dari seluruh pemain juga menjadi penentu.
Fokus Utama: Manfaatkan Kandang untuk Dominasi
Bermain di Allianz Arena tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi Bayern. Stadion megah tersebut telah menjadi saksi banyak kemenangan bersejarah klub asal Bavaria ini. Dalam laga-laga besar seperti ini, dukungan penuh dari suporter bisa menjadi energi tambahan.
Sepanjang musim 2024/2025, Bayern mencatatkan hasil impresif di kandang. Mereka hanya dua kali kalah dari lebih dari 20 laga kandang di semua kompetisi. Hal ini tentu menjadi modal psikologis yang sangat kuat.
Kompany berharap para pemain bisa memanfaatkan atmosfer kandang untuk menekan Inter sejak menit awal. Gol cepat akan menjadi kunci membuka ruang dan membuat lawan kehilangan ritme permainan. Ia yakin dengan pendekatan agresif, Bayern bisa mengambil kendali laga.
Waspadai Kedisiplinan Taktis Inter Milan
Meski percaya diri, Bayern tidak bisa mengabaikan kualitas Inter Milan. Tim asuhan Simone Inzaghi dikenal sangat terorganisir, baik saat menyerang maupun bertahan. Mereka punya gaya bermain yang efisien dan tidak mudah panik saat ditekan.
Vincent Kompany menyebut bahwa Inter adalah lawan tangguh. Mereka punya banyak cara untuk menciptakan peluang. Tak hanya dari permainan terbuka, tetapi juga dari situasi bola mati yang bisa sangat mematikan.
“Inter punya banyak pemain berpengalaman. Mereka tahu kapan harus menunggu dan kapan harus menekan,” ujar Kompany.
Ia juga menyinggung bahwa Bayern perlu waspada terhadap transisi cepat yang dimiliki Inter. Menurutnya, untuk mencetak gol, timnya harus bermain percaya diri dan mampu menciptakan banyak peluang. Setiap pemain harus berani mengambil peran sebagai protagonis di lapangan.
Thomas Muller dan Kepemimpinan di Tengah Krisis
Dalam situasi sulit seperti ini, peran pemain senior seperti Thomas Muller menjadi sangat penting. Pengalaman dan kepemimpinannya di ruang ganti maupun di atas lapangan bisa menjadi pembeda.
Muller telah tampil di berbagai laga besar bersama Bayern dan Timnas Jerman. Ia paham tekanan di Liga Champions dan mampu membimbing rekan-rekannya agar tetap fokus.
Vincent Kompany berharap Muller bisa menjadi penghubung antara pelatih dan pemain di lapangan. Ia juga bisa menjadi pemantik semangat, terutama bagi pemain-pemain muda yang baru mencicipi atmosfer Liga Champions di fase knock-out.