BRI Liga 1 2023/2024 telah menghadirkan sebuah kompetisi yang ‘kejam’ bagi para pelatih, dimana hanya dalam pekan ke-4, tiga pelatih telah memutuskan untuk meninggalkan klub yang mereka latih. Peristiwa menarik ini memberikan sorotan tersendiri dalam dunia sepakbola Indonesia.
Pekan ke-4 menjadi momen aksi terakhir bagi seorang pelatih yang penuh prestasi, Aidil Sharin, Persikabo 1973. Meskipun mampu membawa timnya meraih kemenangan yang gemilang, keberhasilan itu berujung pada keputusan mengejutkan. Karena, pelatih asal Singapura itu memilih untuk mundur dari posisinya yang cukup menggiurkan.
Di tengah sorak-sorai kemenangan tersebut, kabar mengenai keputusan Aidil Sharin beredar seperti angin kencang. Media Officer Persikabo 1973, Nandang Permana Sidik, dengan berat hati mengumumkan alasannya yang tak biasa itu. Aidil Sharin memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatan pelatih karena alasan keluarga yang membutuhkan perhatian dan dukungannya.
Detil mengenai alasan keluarga tersebut akhirnya terkuak. Orangtua Aidil sedang berjuang melawan penyakit, dan saat itu, mereka tengah menjalani perawatan intensif di salah satu rumah sakit di Singapura. Bagi Aidil, keluarga adalah hal yang sangat penting, dan ia merasa panggilan untuk mendampingi orangtuanya dalam momen sulit ini lebih kuat daripada panggilan untuk terus berada di lapangan hijau.
Bukan Keputusan Mudah
Sebagai seorang pelatih dengan reputasi yang cemerlang di BRI Liga 1, keputusan ini tentu bukanlah hal yang mudah bagi Aidil Sharin. Namun, seiring waktu berjalan, ia menyadari bahwa prioritasnya kini adalah memberikan dukungan sepenuhnya kepada keluarga tercinta. Keluarga adalah fondasi dari segala kesuksesannya, dan ia ingin memberikan cinta dan perhatian yang pantas mereka terima, terlebih dalam situasi yang menantang seperti ini.
Pada laga terakhirnya bersama Persikabo 1973, Aidil berhasil mencatatkan kemenangan gemilang dengan skor akhir 3-1 atas tim kuat, Bhayangkara FC. Pertandingan itu seakan menjadi kenangan manis perpisahan bagi Aidil Sharin dan timnya. Kemenangan tersebut juga merupakan yang pertama bagi Persikabo dalam musim ini, dan tentunya memberikan semangat dan harapan baru untuk melangkah ke depan.
Selain menjadi sorotan perpisahan bagi seorang pelatih berbakat, kemenangan itu juga menjadi sebuah kado emosional bagi Aidil Sharin. Pada momen perpisahan ini, dia berhasil memberikan hadiah manis berupa kemenangan yang tak terlupakan bagi klub dan para penggemar setianya.
Meskipun Aidil Sharin telah berpamitan dengan Persikabo 1973, namun jejak kesuksesan dan pengabdiannya akan selalu dikenang dalam sejarah tim. Keputusannya untuk fokus pada keluarga dan memberikan perhatian lebih kepada orangtuanya menunjukkan karakter yang luar biasa, bukan hanya sebagai pelatih yang handal, tetapi juga sebagai manusia yang penuh kasih.
Sekali lagi, momen tersebut memberikan pengingat akan betapa pentingnya keluarga dalam menjalani kehidupan, bahkan bagi seseorang sebesar Aidil Sharin. Dalam kekejaman persaingan sepakbola, cerita ini juga menunjukkan bahwa di balik sorotan sorotan di atas panggung hijau, kehidupan nyata selalu menjadi hal yang utama.
Selanjutnya Aji Santoso?
Salah satu pelatih yang kini berada di bawah sorotan tajam adalah Aji Santoso, yang menangani tim Persebaya Surabaya.
Performa Persebaya Surabaya pada awal musim ini tidak sesuai dengan harapan. Aji Santoso harus menghadapi kenyataan pahit karena timnya gagal meraih kemenangan dalam tiga laga terakhir. Hasil imbang dalam dua laga di kandang menjadi catatan buruk bagi manajemen klub, dan hal ini menjadi titik kritis yang mendorong mereka untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Candra Wahyudi, direktur operasional Persebaya, mengumumkan bahwa tim pelatih akan dipanggil untuk melakukan evaluasi mendalam. Tekanan semakin meningkat bagi Aji Santoso, karena target yang diamanahkan padanya adalah meraih juara pada musim 2023/2024. Dengan hasil minor yang dicatatkan tim pada awal musim, performa mereka di bawah asuhan Aji Santoso menjadi sorotan dan mendapatkan catatan merah dari pihak klub.
Tekanan dan Penuh Tantangan
Perjalanan Aji Santoso sebagai juru taktik Persebaya telah dimulai sejak Oktober 2019. Dalam kurun waktu tersebut, dia telah berhasil mencatatkan prestasi yang mengesankan. Namun, harapan tinggi yang melekat pada dirinya sebagai pelatih mendorong kritik dan tekanan yang lebih besar. Hal ini terjadi ketika timnya gagal mencapai hasil yang diharapkan.
Bagi Aji Santoso, ini merupakan sebuah ujian berat yang harus dihadapi. Sebagai seorang pelatih, ia harus mampu menghadapi tantangan dan kritik dengan sikap profesional dan tetap berfokus pada upaya perbaikan. Bagaimanapun, dalam dunia sepakbola, performa tim selalu menjadi cerminan dari kualitas seorang pelatih. Serta, saat ini Aji Santoso harus bersiap menghadapi tekanan tersebut.