Berkat tangan besi Rusia, ia mampu mengantarkan tim nasional Indonesia berjaya menekuk Thailand dengan keperkasaan laskar garuda.
Perseturuan antara Rusia dan Ukraina tak hanya berdampak pada sektor ekonomi dan sektor lainnya terhambat,
bahkan berdampak juga pada dunia olah raga khususnya sepak bola. Terlepas dari semua itu, di tengah memanasnya perseturuan dua negara tersebut.
Rusia pernah berjasa dalam perjalanan sepak bola tanah air.
Kecintaan masyarakat terhadap pertandingan sepak bola tidak pernah sebanding dengan prestasi timnas Indonesia,
hingga akhirnya kejayaan skuad garuda tercipta tidak lepas dari sosok pelatih tangan besi dari Rusia.
Timnas Indonesia pernah diasuh oleh pelatih asal Rusia yang bernama Anatoli Polosin.
Di bawah asuhannya, skuat garuda kala itu tampil dengan memuaskan hingga akhir pertandingan.
Polosin kerap dijuluki pelatih tangan besi karena pola asuhnya dalam melatih pemain sangat tegas dan disiplin.
Berkat asuhan yang tidak biasa, skuat garuda pernah berhasil meraih juara,
pada pertandingan bergengsi Sea Games dengan tuan rumah Filipina pada tahun 1991.
Pertandingan antara Indonesia dan Thailand kala itu imbang tanpa gol selama 120 menit hingga waktu pertandingan berakhir,
sehingga pemenang ajang tersebut harus ditentukan melalui tendangan adu penalti.
Ketegangan dan kecemasan memenuhi studion yang makin memanas,
hingga akhirnya skuad garuda berhasil meraih juara dengan skor 4-3 pada ajang bergengsi yang diadakan setiap dua tahun sekali tersebut.
Asuhan Tangan Besi Rusia
Sosok pelatih Rusia tersebut bernama lengkap Anatoly Fydorovich Polosin, pria keturunan Uzbekiztan ini lahir pada tanggal 30 Agustus 1935.
Karier Polosin di lapangan hijau berawal dari pemain bertahan. Kemudian ia menjadi bagian dari pelatih klub-klub sepak bola di wilayah Uni Soviet,
hingga pada akhirnya sempat melatih timnas Indonesia pada tahun 1987-1991.
Pada ajang Sea games, laskar garuda berhasil menyingkirkan harimau Malaya dengan skor telak 2-0,
melibas telak Vietnam dengan skor 1-0, dan membungkam tuan rumah dengan skor 2-1 dalam babak penyisihan grup B kala itu.
Pelatih asal Rusia ini dikenal dengan keras dalam mendidik pemain-pemain laskar garuda.
Bahkan gaya model latihan yang diberikan notabene lebih condong ke pelatihan semi militer,
yang mengedepankan kekuatan fisik dengan menerapkan tiga kali latihan pada pagi, siang, dan malam hari.
Pola ini hampir pun sempat diterapkan kembali di masa pelatih Shin Tae-yong dengan metode yang berbeda,
walaupun sama-sama membentuk fisik pemain. Tetap saja, pada era pelatih Polosinlah yang dinilai lebih keras.
Di balik kedisiplinan Polosin, banyak pula pemain timnas kala itu mangkir dalam latihan,
karena tidak kuat mengikuti dan melaksanakan dengan gemblegan fisik sang pelatih tangan besi tersebut karena metode yang diterapkan.
Pemain bintang bahkan sampai dipukul mundur dari timnas diantaranya Fachry Husaini, Ansyari Lubis, dan Eryono Kasiha.
Fenomena Polosin
Namun, saat menghadapi fenomena tersebut Polosin tidak ambil pusing.
Tanpa mereka, ia lebih memilih langsung mengganti pemain yang lebih kuat mental dalam asuhannya seperti Ferry Raymond Hattu,
Eddy Harto, Sudirman, dan Ricky Yakobi daripada mempertahankan pemain yang mangkir.
Berkat kerja kerasnya, hasil yang diperoleh sangat memuaskan dengan keberhasilan meraih medali emas,
sekalipun tanpa adanya pemain bintang yang memperkuat pertandingan dipertandingan tersebut.
Pelatih Polosin terkenal juga cerdik dalam menyusun strategi dalam pertandingan,
seperti halnya pemain dituntut selalu berlari dalam pertandingan,
untuk mencari posisi ruang yang lengah sekalipun para pemain tersebut tidak menggiring bola
Pelatih Polosin yang sangat berjasa dalam kiprah dunia pesepakbolaan tanah air,
ini tutup usia pada tanggal 11 September 1997 pasca operasi jantung yang dialaminya.
Oleh karena itu, pelatih Polosin lebih mengedepankan fisik dalam asuhannya mengingat para laskar garuda,
harus memiliki stamina yang mumpuni agar mampu terus berlari dalam pertarungan di lapangan hijau.
Itulah tadi ulasan mengenai pelatih Polisi ketika menjadi pelatih Timnas Indonesia pada saat itu.
Berkat tangan besinya, ia mampu mengantarkan tim nasional Indonesia berjaya menekuk Thailand dengan keperkasaan laskar garuda.
Semoga indonesia menjadi timnas yang mampu berjaya dalam kancah International seperti jaman dahulu kala,
Semangat Indonesia berjaya seperti dahulu kala, salam Olah raga.