Arab Saudi batasi suporter Timnas Indonesia sebagai langkah strategi non-teknis jelang laga perdana Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Keputusan tersebut diambil menjelang duel Arab Saudi kontra Indonesia yang dijadwalkan berlangsung di Stadion King Abdullah Sports City, Riyadh, pada 8 Oktober 2025. Pertandingan ini diyakini menjadi tantangan besar bagi Tim Garuda yang kini ditangani Patrick Kluivert, mengingat atmosfer tandang di Timur Tengah sering kali sarat tekanan mental.
Langkah ini menegaskan bahwa Arab Saudi mulai memainkan perang urat saraf atau psywar untuk mengurangi kepercayaan diri lawan. Faktor ini bukan tanpa alasan, sebab rekor pertemuan kedua tim di putaran sebelumnya meninggalkan luka mendalam bagi The Green Falcons. Pada laga kandang, skuad asuhan Shin Tae-yong kala itu sukses menahan imbang Arab Saudi dengan skor 1-1. Hasil tersebut bahkan memicu mundurnya Roberto Mancini dari kursi pelatih. Situasi semakin sulit bagi Arab Saudi ketika pada leg kedua di Jakarta, Jay Idzes dan rekan-rekannya berhasil menumbangkan tim asuhan Herve Renard dengan kemenangan 2-0. Catatan buruk inilah yang masih membekas dan menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi kubu tuan rumah.
Dengan latar belakang itu, pembatasan tiket suporter Indonesia dapat dibaca sebagai bentuk kewaspadaan. Arab Saudi seolah ingin mengurangi pengaruh besar dukungan fans Garuda yang selama ini dikenal militan dan fanatik, baik di dalam maupun luar negeri.
Rekor Buruk Jadi Trauma Arab Saudi
Federasi Sepakbola Arab Saudi (SAFF) diyakini masih menyimpan rasa trauma dari hasil negatif melawan Timnas Indonesia di putaran ketiga. Mancini menjadi korban pertama setelah gagal menang di kandang sendiri, sedangkan Herve Renard harus menerima kenyataan timnya tumbang di Jakarta. Dua hasil itu membuktikan bahwa Indonesia bukan lagi lawan yang bisa dipandang sebelah mata.
Kali ini, kondisi Timnas Indonesia justru lebih solid dengan hadirnya Patrick Kluivert. Arsitek asal Belanda itu membawa pendekatan berbeda dalam pola permainan dan dipercaya mampu memaksimalkan potensi skuad Garuda. Situasi ini membuat Arab Saudi harus memikirkan strategi di luar lapangan, salah satunya dengan mengurangi jatah tiket untuk pendukung lawan.
Dukungan Suporter Jadi Senjata Garuda
Di luar aspek teknis, dukungan suporter menjadi salah satu kekuatan utama Timnas Indonesia. Sepanjang putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Indonesia mencatat jumlah penonton terbanyak di Asia dengan total 325.593 orang. Angka tersebut menempatkan Indonesia di posisi pertama dibandingkan 18 negara peserta lainnya.
Dengan basis besar diaspora Indonesia di Timur Tengah, khususnya sekitar 1,5 juta WNI yang bermukim di Arab Saudi, potensi stadion penuh dengan pendukung Garuda sangatlah besar. Hal ini jelas menjadi kekhawatiran bagi tuan rumah. Pembatasan kuota hanya 5 ribu tiket untuk WNI dianggap sebagai upaya untuk mencegah dominasi suara suporter Indonesia di stadion.
Lebih jauh, masih ada kemungkinan besar dukungan mengalir dari pekerja migran asal Indonesia di Qatar, UEA, Kuwait, hingga Bahrain. Mereka terkoordinasi melalui Gulf Cooperation Council, komunitas pendukung Timnas Indonesia di kawasan Teluk. Dukungan lintas negara inilah yang membuat Arab Saudi semakin waspada.
Psywar Ala Arab Saudi
Pengamat sepak bola nasional, Gusnul Yakin, menilai langkah ini sebagai bagian dari psywar yang dilakukan Arab Saudi. Menurutnya, pembatasan suporter bukan sekadar regulasi teknis dari AFC atau panitia pelaksana, tetapi juga mencerminkan rasa khawatir terhadap kekuatan Indonesia.
“Arab Saudi mulai panik dan takut dengan kekuatan teknis serta non-teknis Timnas Indonesia,” ujar Gusnul.
Strategi psywar semacam ini diyakini hanya bertujuan menurunkan kepercayaan diri skuad Garuda. Namun di sisi lain, hal itu juga bisa menjadi bukti bahwa Arab Saudi benar-benar menaruh respek terhadap perkembangan Timnas Indonesia di bawah kendali Kluivert.
Suporter Indonesia Selalu Punya Cara
Meski ada pembatasan, antusiasme suporter Indonesia diyakini tak akan surut. Gusnul menegaskan, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa banyak pendukung Garuda mampu menyiasati keterbatasan dengan membeli tiket di tribune yang diperuntukkan bagi penonton tuan rumah.
“Orang Indonesia itu banyak akal. Mereka pasti ada yang beli tiket dan berani duduk bareng pendukung Arab Saudi,” ungkapnya.
Bahkan jika gagal masuk stadion, suporter tetap hadir di area sekitar venue untuk melakukan nonton bareng. Hal ini tetap menghadirkan atmosfer dukungan positif yang bisa menambah motivasi pemain Timnas Indonesia di lapangan.
Dengan demikian, Arab Saudi mungkin berhasil membatasi angka resmi kehadiran suporter Indonesia, tetapi sulit menahan semangat luar biasa dari pencinta sepak bola Tanah Air.