Kabar terbaru dari San Siro menegaskan bahwa Massimiliano Allegri membawa perubahan besar pada taktik AC Milan. Sejak kembali menukangi Rossoneri, pelatih berpengalaman itu langsung memberikan sentuhan berbeda yang terlihat jelas dari pergeseran formasi dan strategi permainan. Jika sebelumnya Milan terbiasa menggunakan pola 4-3-3, kini Allegri memilih meninggalkannya demi sistem tiga bek yang dianggap lebih fleksibel menghadapi dinamika pertandingan modern.
Langkah ini tentu memengaruhi strategi transfer serta komposisi skuad musim 2025/2026. Allegri ingin Milan tampil lebih luwes, baik dalam menyerang maupun bertahan. Keputusan tersebut membuat fokus permainan kini tidak hanya bergantung pada striker murni di kotak penalti. Sebaliknya, ia menginginkan pemain depan yang memiliki pergerakan dinamis, bisa berpindah posisi, serta menyesuaikan kebutuhan pertandingan.
Salah satu perubahan paling mencolok adalah reposisi Rafael Leao. Pemain asal Portugal itu sebelumnya menjadi motor serangan dari sisi kiri, namun di bawah arahan Allegri ia lebih sering diturunkan ke area tengah. Peran ini menuntut Leao untuk menjadi pusat serangan sekaligus opsi utama penyelesaian. Selain itu, kedatangan Christopher Nkunku juga menambah variasi strategi. Penyerang asal Prancis tersebut diproyeksikan menjadi senjata fleksibel karena mampu bermain di banyak posisi, mulai dari winger, second striker, hingga false nine.
Dengan dua nama besar ini, Milan diharapkan memiliki serangan lebih sulit ditebak lawan. Allegri percaya bahwa pendekatan baru ini bisa mengembalikan Milan ke jalur juara, baik di Serie A maupun kompetisi Eropa.
Pergeseran Taktik dan Strategi Transfer
Pola tiga bek yang diterapkan Allegri tidak hanya menyentuh sektor pertahanan. Sistem ini membuat lini tengah dan depan lebih cair, terutama dalam membangun serangan. Milan kini tidak lagi mencari sosok striker klasik yang hanya menunggu bola di kotak penalti. Sebaliknya, mereka lebih fokus memburu pemain dengan kemampuan teknis tinggi, mobilitas luas, dan kreativitas dalam membuka ruang.
Christopher Nkunku menjadi contoh nyata dari visi tersebut. Mantan pemain RB Leipzig dan Chelsea ini dikenal mampu mengisi berbagai peran di lini depan. Ia bisa ditempatkan di sisi sayap untuk mengeksploitasi ruang, dimainkan di belakang striker sebagai kreator, atau bahkan dijadikan false nine untuk menarik perhatian bek lawan. Fleksibilitas ini membuatnya menjadi aset berharga bagi Allegri.
Dengan komposisi semacam itu, Milan kini tidak mudah ditebak. Lawan akan kesulitan membaca pola permainan karena setiap pemain depan memiliki kebebasan bergerak. Taktik ini memberi keuntungan besar, terutama dalam laga-laga penting yang membutuhkan variasi serangan mendadak.
Rafael Leao di Peran Baru
Transformasi terbesar terjadi pada Rafael Leao. Selama beberapa musim terakhir, ia dikenal sebagai winger eksplosif yang kerap menusuk dari sisi kiri. Namun, Allegri melihat potensi lain dalam dirinya. Ia kini lebih sering ditempatkan di posisi sentral, bertindak sebagai penyerang nomor 9 dalam formasi fleksibel.
Perubahan ini jelas menuntut adaptasi. Leao bukan penyerang murni dengan gaya klasik, tetapi ia memiliki kecepatan, teknik, dan finishing yang cukup tajam. Dalam laga pramusim, ia sudah menunjukkan kemampuannya mencetak gol dari posisi baru. Tercatat, ia berhasil membobol gawang Liverpool, Perth Glory, dan Udinese. Hal ini menjadi bukti bahwa proses transformasi berjalan positif.
Meski sempat mengalami cedera betis, Leao dikabarkan hampir pulih sepenuhnya. Ia diprediksi akan kembali memperkuat Milan saat menghadapi Bologna pada 15 September mendatang. Kehadirannya tentu krusial mengingat Allegri menempatkan dirinya sebagai pusat proyek serangan baru Milan.
Nkunku Sebagai Senjata Fleksibel
Selain Leao, nama Nkunku menjadi elemen penting dalam taktik baru Allegri. Kehadirannya diharapkan mampu mengisi berbagai kebutuhan permainan Milan. Dalam laga tertentu, ia bisa mendampingi Leao di lini depan. Pada kesempatan lain, ia dapat diturunkan sebagai playmaker untuk mengatur tempo permainan.
Kualitas Nkunku yang mampu bergerak cepat, cerdas membaca ruang, dan memiliki naluri gol tinggi membuatnya cocok dengan filosofi Allegri. Pelatih Italia itu memang dikenal senang memanfaatkan pemain serbaguna agar skema taktik tetap adaptif menghadapi situasi lapangan.
Tidak hanya di level individu, keberadaan Nkunku juga memengaruhi arah transfer Milan. Klub kini lebih tertarik mendatangkan pemain dengan kemampuan multifungsi ketimbang spesialis di satu posisi. Dengan begitu, Rossoneri dapat lebih efisien dalam membangun skuad kompetitif.