Hasil Indonesia U-22 vs Myanmar pada laga terakhir Grup C SEA Games 2025 berakhir dengan kemenangan 3-1 untuk Garuda Muda, namun hasil itu tidak cukup untuk membawa Indonesia lolos ke semifinal karena aturan selisih gol. Kemenangan dramatis ini tetap menyisakan kekecewaan besar bagi skuad Indra Sjafri.
Babak Pertama: Tertinggal Lebih Dulu, Indonesia Bangkit Menjelang Turun Minum
Indonesia memulai laga dengan tekanan besar. Kebutuhan menang minimal tiga gol membuat para pemain harus tampil agresif sejak awal. Namun hingga menit ke-15, mereka belum mencatat satu pun tembakan tepat sasaran. Serangan melalui sektor sayap belum efektif dan ritme permainan tersendat karena Myanmar tampil disiplin.
Situasi semakin rumit ketika Min Maw Oo mencetak gol pada menit ke-29. Tembakan terukurnya tidak mampu diantisipasi Daffa Fasya. Selain itu, pertahanan Indonesia terlihat lengah sehingga Myanmar mampu memanfaatkan ruang yang tersedia. Gol ini membuat Indonesia berada dalam situasi sulit.
Garuda Muda mencoba merespons dengan meningkatkan intensitas serangan. Upaya Frengky Missa dan Toni Firmansyah dari sisi lapangan mulai membuka celah, namun rapatnya pertahanan Myanmar membuat beberapa peluang mentok di lini belakang lawan. Salah satu peluang bahkan memaksa bek Myanmar menghalau bola tepat di garis gawang.
Yang terpenting, Indonesia tidak menyerah ketika menit terus berjalan. Pada akhir babak pertama, sebuah sepak pojok menciptakan kekacauan di pertahanan Myanmar. Kiper Hein Htet Soe gagal menangkap bola dengan sempurna. Toni Firmansyah memanfaatkan bola liar dan mencetak gol penyeimbang pada menit ke-45. Skor berubah menjadi 1-1 dan memberi harapan baru bagi Garuda Muda.
Babak Kedua: Dominan, Menekan, dan Dua Gol Penting dari Jens Raven
Memasuki babak kedua, Indonesia tampil jauh lebih agresif. Mereka menguasai bola dan terus menekan pertahanan Myanmar. Selain itu, kehadiran Ivar Jenner di lini tengah mempercepat distribusi bola dan memungkinkan serangan berkembang dengan cepat.
Peluang demi peluang tercipta, tetapi tidak ada yang berbuah gol pada awal babak. Upaya terbaik datang dari aksi Dony Tri Pamungkas ketika mengirim crossing ke kotak penalti. Bek Myanmar yang mencoba menghalau bola justru membuat bola mengarah ke gawang sendiri. Sayangnya, bola hanya membentur mistar dan gagal menambah keunggulan.
Performa Myanmar mulai menurun seiring tekanan Indonesia yang semakin intens. Namun gol yang dinantikan baru tiba pada menit ke-89. Jens Raven, yang masuk dari bangku cadangan, menerima bola di area berbahaya dan melepaskan tembakan yang membawa Indonesia berbalik unggul 2-1. Gol itu menghidupkan peluang Indonesia meski waktu tersisa sangat sedikit.
Raven kembali menjadi pahlawan pada menit ke-90+7. Dalam situasi serangan cepat, ia kembali memanfaatkan ruang dan mencetak gol ketiganya dalam turnamen ini. Skor berubah menjadi 3-1 dan memberikan kemenangan dramatis bagi Garuda Muda. Selain itu, dua gol Raven menunjukkan kualitasnya sebagai supersub yang mampu mengubah jalannya pertandingan.
Kemenangan yang Tetap Menyakitkan: Indonesia Harus Pulang Lebih Cepat
Meski menang, Indonesia tetap gagal ke semifinal. Mereka finis di peringkat dua Grup C dengan tiga poin, tetapi kalah produktivitas gol dari Malaysia dalam klasemen runner-up terbaik. Selain itu, kekalahan dari Filipina pada laga sebelumnya menjadi pukulan besar yang memengaruhi posisi akhir grup.
Kegagalan lolos ini membuat Indonesia tidak dapat mengulang prestasi dua tahun lalu ketika meraih medali emas. Atmosfer tim setelah pertandingan terlihat berat karena mereka menyadari bahwa selisih satu gol membuat semua usaha tidak cukup.
Indra Sjafri menegaskan bahwa para pemain sudah bekerja keras. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kesempatan lolos sangat tipis sejak kekalahan pada laga pertama. Yang terpenting, laga melawan Myanmar memperlihatkan potensi besar skuad muda Indonesia meski hasil akhirnya tidak sesuai harapan.
Susunan Pemain Menunjukkan Perubahan Taktis yang Signifikan
Indonesia menurunkan komposisi agresif dengan kombinasi Struick, Ziljstra, dan Toni Firmansyah di lini depan. Selain itu, kehadiran Ivar Jenner memberikan ketenangan dalam mengalirkan bola. Pertahanan yang dipimpin Kakang Rudianto mencoba menjaga kestabilan di lini belakang.
Myanmar bermain dengan struktur bertahan yang compact. Pergerakan Min Maw Oo dan Ye Yint Phyo menjadi ancaman utama dalam serangan balik. Selain itu, disiplin lini belakang mereka sempat membuat Indonesia kesulitan.
Strategi kedua tim berjalan berbeda. Indonesia menekan dengan intensitas tinggi, sedangkan Myanmar fokus pada counter attack. Oleh karena itu, laga berlangsung dinamis dan penuh momen penting.






