Insiden kekerasan yang menimpa jurnalis olahraga Malaysia, Haresh Deol, mengejutkan publik dan memicu reaksi luas dari berbagai pihak. Peristiwa itu terjadi pada Selasa (25/11) sore di kawasan Bangsar, saat Haresh tengah berjalan menuju Jalan Telawi. Karena serangan itu menimbulkan luka dan melibatkan tiga pelaku, kasus ini langsung ditangani pihak kepolisian.
Sebagai jurnalis yang dikenal vokal, terutama dalam kritiknya terhadap program naturalisasi pemain Timnas Malaysia, Haresh kerap menjadi sorotan. Oleh sebab itu, serangan yang dialaminya tak hanya dianggap sebagai tindak kriminal, tetapi juga memunculkan kekhawatiran mengenai keselamatan pekerja media.
Agar pembahasan lebih terstruktur dan mudah dipahami, berikut rangkuman lengkap insiden serta tanggapan sejumlah pihak.
Kronologi Penyerangan yang Menghebohkan
Insiden bermula sekitar pukul 15.30 saat Haresh berjalan menuju mobilnya di dekat area parkir pusat perbelanjaan di Jalan Maarof, Bangsar. Tanpa peringatan, tiga pria menghadangnya. Selain dua pelaku yang melakukan kekerasan fisik, satu orang lainnya merekam aksi tersebut menggunakan ponsel.
Karena serangan datang tiba-tiba, Haresh berusaha melarikan diri. Namun, usahanya membuat ia terjatuh dan mengalami luka pada wajah, tangan, dan tubuh. Luka-luka itu diduga berasal dari benturan saat ia mencoba menyelamatkan diri. Meskipun ketiga pelaku tidak mengambil barang-barangnya, serangan itu sudah cukup membuat situasi menjadi genting.
Tak lama setelah kejadian, laporan diterima polisi sekitar pukul 16.00. Selain membawa bukti awal dari lokasi kejadian, polisi langsung memulai proses identifikasi.
Tersangka Ditangkap, Motif Masih Didalami
Polisi Malaysia bergerak cepat. Seorang pria berusia 37 tahun ditangkap tidak lama setelah laporan diterima. Kepala Polisi Distrik Brickfields, Asisten Komisaris Hoo Chang Hook, menyampaikan bahwa tersangka ditahan hingga 28 November untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Menurut Hoo, tersangka merupakan seorang pengangguran dan dugaan awal menyebut adanya urusan pribadi sebagai motif. Meskipun demikian, polisi menegaskan bahwa penyelidikan belum selesai. Oleh karena itu, masyarakat diminta tidak ikut berspekulasi.
Sesuai ketentuan hukum yang berlaku, kasus ini diselidiki berdasarkan Pasal 323 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Malaysia. Pasal tersebut mengatur hukuman bagi mereka yang dengan sengaja menyebabkan luka pada orang lain, dengan ancaman satu tahun penjara, denda hingga RM2.000, atau keduanya.
Kondisi Haresh dan Sikap Media
Haresh Deol, yang menjabat sebagai Wakil Presiden National Press Club dan pendiri portal berita TwentyTwo13, mengalami memar di hidung serta luka berdarah pada kedua sikunya. Meskipun luka tampak ringan, insiden itu tetap dianggap serius karena terjadi di ruang publik dan melibatkan lebih dari satu pelaku.
Pihak TwentyTwo13 langsung merilis pernyataan bahwa insiden terjadi ketika Haresh berjalan menuju mobilnya. Mereka juga meminta aparat untuk mengusut kasus ini hingga tuntas. Karena Haresh merupakan figur yang sering menyuarakan opini tajam, terutama terkait isu naturalisasi pemain, sejumlah pihak menduga serangan ini bisa berkaitan dengan pandangannya.
Namun, karena proses penyelidikan masih berlangsung, pihak media tetap mengikuti imbauan polisi untuk tidak membangun spekulasi sebelum fakta resmi dirilis.
Respons Tegas dari FAM
Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) turut menyampaikan kecaman keras terhadap serangan ini. Pelaksana tugas Presiden FAM, Datuk Yusoff Mahadi, menyebut tindakan tersebut tidak dapat diterima dalam konteks apa pun. Ia juga menegaskan bahwa kekerasan semacam ini tidak hanya menyerang seorang jurnalis, tetapi juga merusak profesionalisme dunia olahraga.
Menurut Yusoff, wartawan memainkan peran besar dalam ekosistem sepak bola Malaysia. Karena itu, setiap bentuk intimidasi atau ancaman harus ditindak tegas. FAM menekankan bahwa mereka mendukung penuh kebebasan pers dan menolak tindakan yang berpotensi mengganggu integritas industri olahraga.
Selain itu, pernyataan FAM menunjukkan betapa luasnya dampak insiden ini. Kasus tersebut tak lagi dipandang sebagai masalah individual, melainkan isu nasional terkait keselamatan pekerja media.
Seruan Menahan Diri dan Menunggu Fakta
Polisi kembali meminta masyarakat untuk tetap tenang. Selain menekankan pentingnya menunggu hasil penyelidikan, mereka juga berusaha meredam penyebaran informasi keliru yang dapat memperkeruh situasi. Karena kasus ini melibatkan figur publik, potensi misinformasi memang sangat besar.
Kejadian ini membuka kembali diskusi mengenai perlindungan jurnalis di Malaysia. Banyak pihak menilai bahwa peristiwa seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang. Oleh sebab itu, penyelidikan yang transparan menjadi kebutuhan utama dalam kasus ini.
Kesimpulan
Serangan terhadap Haresh Deol memperlihatkan bahwa keselamatan jurnalis harus menjadi perhatian serius. Selain menyoroti ancaman fisik yang dihadapi pekerja media, kasus ini menghadirkan tekanan besar pada aparat penegak hukum untuk menuntaskan penyelidikan secara menyeluruh.
Selama proses berjalan, masyarakat diimbau untuk menahan diri. Karena hanya melalui informasi resmi, publik dapat memahami motif dan pelaku sebenarnya tanpa terjebak spekulasi.






