Pertarungan sengit akan tersaji di Emirates Stadium saat Arsenal menjamu Bayern Munchen pada lanjutan Liga Champions. Kedua tim datang dengan rekor sempurna: empat kemenangan dari empat laga. Most importantly, duel ini bukan hanya soal mencari tiket lolos, tetapi juga soal mempertahankan kehormatan sebagai tim yang belum tersentuh kekalahan.
Arsenal membawa modal besar setelah menghancurkan Tottenham Hotspur di Derby London Utara. Selain tampil tajam, mereka juga membuktikan ketangguhan pertahanan yang sejauh ini tidak pernah kebobolan di Liga Champions. Besides that, Mikel Arteta berhasil membangun tim yang solid di semua lini.
Di sisi lain, Bayern datang dengan gaya berbeda. Mereka memang sedikit rapuh di belakang, tetapi mesin gol Die Roten terbukti menjadi ancaman nyata bagi tim mana pun. Catatan gol mereka di kompetisi Eropa musim ini menunjukkan tingkat agresivitas yang sulit dihentikan. Karena itu, pertandingan ini diyakini akan mempertemukan dua gaya besar: pertahanan baja kontra serangan mematikan.
Arsenal: Benteng Kokoh yang Belum Tertembus
Arsenal tampil impresif sejak matchday pertama. Mereka menyapu bersih empat laga awal dan mencetak 11 gol tanpa kebobolan. Catatan itu membuat mereka menjadi tim dengan pertahanan terbaik di Liga Champions musim ini.
Arteta tidak hanya mengandalkan organisasi bertahan, tetapi juga transisi cepat yang membuat lawan kesulitan mencetak peluang. Therefore, kemenangan beruntun The Gunners tidak terjadi karena keberuntungan, tetapi hasil dari strategi yang berjalan baik.
Selain itu, Emirates Stadium menjadi benteng yang menakutkan. Arsenal mencatat 15 kemenangan kandang beruntun di fase grup atau fase liga Liga Champions. Lebih mengerikan lagi, 12 kemenangan terakhir mereka di kandang didapat tanpa kebobolan satu pun.
Dominasi itu menegaskan bahwa The Gunners tidak lagi mudah digoyang seperti beberapa musim sebelumnya. Mereka bahkan hanya kalah dua kali dari 26 pertandingan fase grup atau fase liga terakhir. Semua data ini memberikan gambaran betapa solidnya pasukan Arteta.
Bayern Munchen: Mesin Gol dengan Intensitas Tinggi
Jika Arsenal unggul lewat pertahanan kokoh, Bayern menang melalui daya serang mematikan. Mereka menjadi tim dengan produktivitas gol tertinggi bersama PSG, masing-masing mengemas 14 gol. Serangan mereka berlapis, cepat, dan selalu mengancam.
Dominasi Bayern di kompetisi Eropa juga terlihat dari rekor mereka. Mereka hanya kalah dua kali dalam 15 partai Liga Champions terakhir. Dalam 52 pertandingan fase grup atau fase liga, mereka kalah hanya tiga kali. Statistik itu menegaskan betapa konsistennya Bayern di ajang Eropa.
Dan yang paling menakutkan datang dari laga terbaru. Bayern baru saja melakukan comeback luar biasa dari ketertinggalan 0-2 menjadi menang 6-2 kontra Freiburg. Because of that, aura kepercayaan diri Die Roten berada di puncak.
Meski demikian, lini belakang Bayern beberapa kali menunjukkan celah. Pertemuan melawan Arsenal memberi ujian besar bagi Kompany, terutama karena The Gunners sangat kuat dalam memaksimalkan kesalahan lawan.
Rekor Pertemuan yang Masih Menghantui Arsenal
Walaupun Arsenal kini jauh lebih solid, rekor pertemuan mereka melawan Bayern tidak memihak. Arsenal hanya menang tiga kali dari 14 pertemuan di semua kompetisi. Bayern, sebaliknya, mendominasi dengan empat kemenangan dalam lima pertemuan terakhir. Lebih buruk lagi, mereka mencetak 18 gol hanya dalam lima laga tersebut.
Arsenal pun punya rekor kurang baik saat berjumpa tim Jerman. Dari sembilan laga terakhir melawan klub Bundesliga, mereka hanya menang dua kali.
Therefore, meski Arsenal sedang kuat, bayang-bayang sejarah tetap menjadi faktor penting yang harus mereka hadapi.
Harry Kane dan Serge Gnabry: Ancaman dari Masa Lalu
Pertandingan ini juga menghadirkan kisah menarik dari dua pemain Bayern yang memiliki hubungan masa lalu dengan Arsenal. Harry Kane adalah salah satu penyerang yang paling sering menyakiti The Gunners. Ia merupakan top skor Derby London Utara dengan 14 gol ketika berseragam Tottenham. Secara keseluruhan, ia telah mencetak 15 gol dalam 21 pertandingan melawan Arsenal.
Selain Kane, Serge Gnabry juga menjadi ancaman. Mantan pemain Arsenal itu pernah menjebol gawang klub lamanya dalam pertemuan sebelumnya. Kiprahnya di Bayern membuatnya menjadi salah satu winger paling berbahaya. Ia punya kecepatan dan ketajaman yang bisa memanfaatkan ruang kosong yang ditinggalkan lini pertahanan Arsenal.
Kisah Kane juga menambah bumbu emosional laga ini. Pada 2001/02, ia sempat menghabiskan satu tahun di akademi Arsenal sebelum akhirnya menemukan jalannya bersama Tottenham, klub rival. Because of that, laga ini memiliki aspek emosional tambahan bagi sang striker Inggris.
Pertarungan Arsenal melawan Bayern Munchen bukan hanya pertemuan dua tim kuat, tetapi juga duel filosofis antara pertahanan terbaik melawan serangan terbaik. Dengan sejarah, momentum, dan statistik yang saling bertolak belakang, laga ini berpotensi menjadi salah satu pertandingan terbesar pada fase grup musim ini.






