Derby della Madonnina kembali menunjukkan magisnya pada pertemuan Inter vs AC Milan di San Siro, Senin, 24 November 2025. Laga pekan ke-12 Serie A 2025/2026 ini menghadirkan tensi tinggi, rangkaian peluang berbahaya, dan kualitas individu yang akhirnya menentukan hasil. Milan menang 1-0, sebuah skor yang terlihat tipis tetapi menggambarkan efektivitas Rossoneri dalam memanfaatkan dua momen krusial.
Awal Laga yang Intens dan Tekanan Inter Sejak Menit Awal
Inter memulai pertandingan dengan agresivitas tinggi. Mereka menguasai bola 64 persen dan terus menghujani pertahanan Milan lewat variasi serangan. Pada menit ke-4, Marcus Thuram hampir membuka keunggulan karena sundulan diving-nya memaksa Mike Maignan melakukan penyelamatan refleks yang brilian. Tekanan tersebut berlanjut, terutama ketika sundulan Francesco Acerbi mengenai mistar gawang pada menit ke-27. Selain itu, peluang Lautaro Martinez juga sempat membuat pendukung Milan menahan napas, karena tembakannya mengenai tiang.
Meskipun Inter mendominasi, Milan tidak panik. Mereka memilih pendekatan yang lebih sederhana: bertahan rapat dan menunggu celah untuk melakukan transisi cepat. Christian Pulisic sempat hampir mencetak gol melalui sepakan melengkung yang melintas tipis di sisi tiang jauh, sebuah peringatan bahwa Milan siap menghukum kesalahan lawan kapan saja.
Gol Pulisic: Efisiensi yang Menjadi Pembeda
Perubahan besar terjadi pada menit ke-54. Inter kehilangan bola setelah Youssouf Fofana berhasil mencurinya dari Hakan Calhanoglu. Fofana segera mengalirkan bola kepada Alexis Saelemaekers, yang melepaskan tembakan keras ke arah Yann Sommer. Walaupun penjaga gawang Inter mampu menepisnya, bola liar jatuh tepat ke jalur Pulisic. Sang winger tidak menyia-nyiakan peluang tersebut dan dengan tenang menuntaskan kesempatan dari jarak dekat.
Gol itu bukan hanya hasil serangan cepat, tetapi juga bukti bahwa Milan tampil jauh lebih efisien. Mereka hanya mencatat delapan tembakan sepanjang laga, namun ketiga tembakan yang mengarah ke gawang menghadirkan ancaman nyata. Inter, di sisi lain, memiliki 16 tembakan tetapi gagal memanfaatkan dominasi tersebut.
Maignan dan Momen Penalti yang Mengubah Pertandingan
Setelah tertinggal, Inter mencoba bangkit melalui intensitas yang semakin meningkat. Karena itu, tekanan mereka sempat membuahkan hadiah penalti setelah VAR menilai Strahinja Pavlovic melakukan pelanggaran terhadap Thuram. Calhanoglu maju sebagai eksekutor, sebuah momen yang biasanya berakhir dengan gol karena rekam jejak akurasi penalti gelandang Turki itu sangat baik.
Namun, pertandingan berubah karena satu aksi Maignan. Ia menepis bola dengan tangan kiri, sebuah penyelamatan yang tidak hanya menggagalkan peluang Inter, tetapi juga memengaruhi mental para pemain. Setelah momen itu, Milan semakin yakin, sementara Inter mulai kehilangan ketenangan ketika mendekati kotak penalti.
Disiplin Milan dan Upaya Inter yang Terus Mentah
Pada 15 menit terakhir, Inter meningkatkan serangan melalui sepakan Manuel Akanji, Nicolo Barella, dan Andy Diouf. Walaupun peluang tercipta, penyelesaian mereka tidak cukup matang. Sepakan Ange-Yoan Bonny juga melambung, menandakan bahwa Inter mulai memaksakan situasi tanpa struktur yang jelas.
Selain itu, barisan belakang Milan tampil solid. Massimiliano Allegri meminta para gelandangnya mempersempit ruang dan menggiring Inter ke area lebar, sehingga penguasaan bola lawan tidak berubah menjadi ancaman langsung. Karena itu, Inter kesulitan menciptakan peluang bersih hingga peluit akhir berbunyi.
Makna Kemenangan dan Dampaknya pada Klasemen Kedua Tim
Kemenangan ini membawa Milan naik ke posisi dua klasemen Serie A. Lebih dari itu, hasil ini menjadi bukti bahwa mereka mampu tampil tenang di laga besar. Pulisic memberikan kualitas di area vital, sementara Maignan menegaskan dirinya sebagai salah satu penjaga gawang terbaik di liga. Di sisi lain, Inter harus menerima kenyataan bahwa dominasi tidak selalu menjamin kemenangan, terutama ketika efisiensi lawan lebih tajam.
Selain aspek teknis, derbi ini juga mencatat sejarah karena menjadi pertandingan pertama sejak kedua klub resmi membeli lahan di sekitar San Siro. Langkah itu membuka peluang besar bagi pembangunan stadion baru yang akan mengubah masa depan sepak bola Milan.
Pada akhirnya, pertandingan ini kembali menegaskan satu hal penting: dalam pertarungan sekota yang penuh gengsi, kualitas dalam momen krusial mampu mengalahkan statistik.






