Sunday, November 23, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga InggrisLiverpool Terjun Bebas: Musim Mengkhawatirkan Sang Juara Bertahan

Liverpool Terjun Bebas: Musim Mengkhawatirkan Sang Juara Bertahan

Liverpool kembali berada pada titik paling mengkhawatirkan sejak era kejayaan modern mereka. Kekalahan telak 0-3 dari Nottingham Forest di Anfield, Sabtu (22/11/2025), bukan sekadar hasil buruk. Sebaliknya, kekalahan itu menjadi gambaran jelas betapa merosotnya performa sang juara bertahan Premier League musim ini. Karena hasil itu datang hanya beberapa hari setelah dibantai Bournemouth, kondisi tim semakin terlihat kacau.

Selain hasil yang buruk, catatan statistik juga menunjukkan tren menurun yang jarang terjadi dalam sejarah klub. Dalam 12 laga, tim asuhan Arne Slot sudah menelan enam kekalahan. Angka ini menghapus seluruh aura dominan yang mereka tunjukkan musim lalu ketika berhasil menjuarai liga dengan relatif nyaman.

- Advertisement -
asia9QQ

Rentetan Statistik Kelam yang Kembali Menghantui

Menurut data Opta, Liverpool mengalami dua kekalahan beruntun dengan selisih tiga gol atau lebih. Kekalahan beruntun seperti ini terakhir terjadi pada April 1965 di bawah Bill Shankly. Oleh karena itu, kondisi Liverpool saat ini bukan sekadar menurun, tetapi juga mengulang sejarah kelam yang sudah lebih dari 60 tahun tak muncul.

Kondisi tersebut terasa makin ironis karena musim lalu Slot dipuji berkat kemampuannya membawa Liverpool juara tanpa rekrutan besar. Namun, ketika klub akhirnya menghabiskan dana sekitar £450 juta pada musim panas ini, ekspektasi langsung melonjak. Dua nama yang paling disorot adalah Florian Wirtz dan Alexander Isak. Keduanya dibeli dengan harga fantastis dan diharapkan membawa perubahan besar.

Sayangnya, performa keduanya jauh dari ekspektasi. Mereka belum mencetak gol atau assist di liga. Selain itu, Isak justru mencatat rekor buruk sebagai pemain Liverpool pertama yang selalu kalah dalam empat laga awalnya sebagai starter di Premier League.

Rekrutan Mahal yang Belum Menunjukkan Dampak

Situasi Isak menjadi lebih rumit karena ia dianggap tidak berada dalam kondisi ideal. Absennya ia di pramusim karena memaksa pindah dari Newcastle membuat fisiknya tertinggal. Walaupun demikian, menyalahkan satu pemain saja tentu tidak adil. Penurunan performa Liverpool terjadi di hampir semua lini.

Florian Wirtz yang biasanya kreatif juga belum memberi pengaruh berarti. Ia kesulitan beradaptasi dengan ritme Premier League. Karena itu, lini serang Liverpool terlihat tumpul saat lawan bertahan rapat. Kombinasi baru belum berjalan, sedangkan sistem lama tidak lagi seefektif sebelumnya.

Masalah Liverpool Lebih Kompleks dari Sekadar Urusan Gol

Kesulitan Liverpool tidak berhenti pada lini depan. Lini belakang pun rapuh dan sulit menjaga konsistensi. Musim lalu, mereka hanya kebobolan 43 gol sepanjang liga. Namun, musim ini mereka sudah kebobolan 20 gol hanya dari 12 pertandingan. Penurunan drastis itu membuat tekanan semakin besar pada para pemain belakang.

Ketidakhadiran Trent Alexander-Arnold juga memberi dampak besar. Meskipun ia sering dikritik karena pertahanan, kreativitasnya adalah bagian penting dari permainan Liverpool selama hampir satu dekade. Jeremie Frimpong yang didatangkan sebagai penerus justru kesulitan menemukan ritme. Pada saat tertentu, Slot bahkan harus menurunkan Dominik Szoboszlai sebagai bek kanan. Keputusan itu memperlihatkan betapa rumitnya situasi taktik Liverpool musim ini.

Selain itu, performa Mohamed Salah ikut menurun. Ia masih mencetak empat gol, tetapi angka tersebut jauh dari standar yang membuatnya meraih PFA Players’ Player of the Year musim lalu. Minimnya suplai bola membuat perannya semakin berat. Karena itu, beban di lini serang terasa tidak seimbang.

Juara Bertahan Terburuk dalam Satu Dekade Terakhir

Liverpool kini duduk di posisi ke-11, terpaut delapan poin dari Arsenal yang memimpin klasemen. Mereka juga sudah memainkan satu laga lebih banyak. Dengan enam kekalahan dari 12 pertandingan, mereka masuk daftar juara bertahan Premier League terburuk dalam sejarah awal musim.

The Reds mengikuti jejak Blackburn di musim 1995/96, Chelsea musim 2015/16, serta Leicester City pada musim 2016/17. Ketiga tim tersebut gagal mempertahankan gelar dan tampil buruk sepanjang musim. Oleh karena itu, Liverpool kini berada dalam bahaya yang sama jika tidak segera bangkit.

Arah Musim Liverpool Bisa Berubah Jadi Bencana

Tekanan terhadap Arne Slot semakin besar. Konsistensi hilang, para pemain baru belum memberi pengaruh, dan kualitas permainan menurun drastis. Slot mengaku bertanggung jawab penuh. Namun, ia harus menemukan solusi cepat sebelum situasi bertambah buruk.

Jika masalah tidak segera diselesaikan, musim Liverpool bisa berubah menjadi salah satu yang paling mengecewakan. Bukan sebagai penantang gelar, tetapi sebagai juara bertahan yang gagal memenuhi harapan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments