Saturday, November 22, 2025
No menu items!
asia9QQ  width=
HomeLiga ItaliaDerby della Madonnina: Kisah Rivalitas dan 5 Legenda yang Pernah Membela Inter...

Derby della Madonnina: Kisah Rivalitas dan 5 Legenda yang Pernah Membela Inter serta AC Milan

Derby della Madonnina selalu menjadi salah satu pertandingan paling menarik di dunia sepak bola dengan rivalitas klub raksasa Italia. Pertemuan Inter Milan dan AC Milan tidak hanya menawarkan pertarungan taktik, tetapi juga menghadirkan emosi yang sulit tertandingi. Karena itu, setiap duel di San Siro selalu membawa warna tersendiri bagi para pencinta Serie A. Atmosfernya semakin memanas terutama saat kedua tim sedang bersaing di papan atas seperti musim ini. Pertandingan akhir pekan nanti bahkan disebut-sebut dapat menentukan arah perebutan gelar juara.

Selain tensi tinggi, derby ini juga menyimpan kisah unik. Meski rivalitas kedua klub begitu kuat, sejumlah pemain besar justru pernah mengenakan dua seragam berbeda tersebut. Fakta ini memperkaya sejarah San Siro, karena perpindahan pemain di antara klub-klub rival biasanya menimbulkan reaksi emosional dari para pendukung. Karena itu pula, kisah mereka selalu menarik untuk diulang kembali.

- Advertisement -
asia9QQ

1. Roberto Baggio

Roberto Baggio termasuk salah satu legenda terbesar yang pernah membela kedua klub. Ia datang ke AC Milan pada 1995 setelah posisinya di Juventus tergeser oleh munculnya Alessandro Del Piero. Walaupun banyak yang meragukan, Baggio tetap mampu menunjukkan kelasnya. Pada musim perdana, ia berperan penting membawa Rossoneri meraih gelar Serie A. Selain itu, ia menjadi pencatat assist terbanyak di liga dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Klub.

Namun, perjalanan Baggio tidak selalu mulus. Pada musim kedua, pergantian pelatih membuatnya tersisih dari skema permainan. Karena tidak menemukan kecocokan, ia akhirnya pergi ke Bologna sebelum kemudian kembali ke San Siro, kali ini bersama Inter. Di Inter, Baggio memang tidak tampil seintens masa jayanya karena cedera sering datang. Meskipun demikian, kontribusinya tetap berkesan. Dwigol ke gawang Real Madrid di Liga Champions menjadi salah satu momen paling ikonik sepanjang kariernya di Nerazzurri.

2. Ronaldo Nazario

Ronaldo Nazario, atau El Fenomeno, adalah nama besar lain yang pernah membela dua kubu Milano. Inter mendatangkannya dari Barcelona pada 1997 dengan biaya fantastis. Karena kehadirannya, Inter langsung meningkat dan Ronaldo sukses mencetak 25 gol pada musim pertama. Prestasi itu membuatnya meraih Ballon d’Or serta gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA. Lebih dari itu, golnya di final Piala UEFA memperkuat statusnya sebagai salah satu striker terbaik sepanjang masa.

Sayangnya, cedera lutut parah menghentikan momentumnya. Setelah tiga musim yang sulit, Ronaldo akhirnya pindah ke Real Madrid. Enam tahun kemudian, ia mengejutkan publik ketika kembali ke kota Milan untuk bergabung dengan AC Milan. Meski kontribusinya terhambat cedera, Ronaldo masih mampu mencetak beberapa gol penting. Kehadirannya di Rossoneri menambah daftar bintang besar yang pernah melintasi garis persaingan dua klub tersebut.

3. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovic menjadi figur yang memiliki hubungan emosional kuat dengan San Siro. Ia pertama kali datang ke Inter pada 2006 dan langsung membantu klub meraih tiga gelar Serie A secara beruntun. Selain itu, ia menyabet gelar top skor pada musim 2008 berkat total 25 gol yang dicetaknya. Oleh karena itu, namanya masuk dalam jajaran penyerang terbaik Inter pada era modern.

Setelah petualangan singkat bersama Barcelona, Ibra kembali ke Italia pada 2010. Anehnya, ia tidak kembali ke Inter melainkan memilih AC Milan. Keputusannya membuat dinamika kompetisi semakin menarik. Pada musim pertamanya di Milan, Ibra langsung mencetak gol dalam derby dan membantu tim meraih gelar Serie A 2011. Ketika kembali lagi pada 2020, ia berperan besar sebagai mentor pemain muda serta menjadi tokoh kunci dalam kebangkitan Rossoneri. Bahkan setelah pensiun, ia tetap berada di klub sebagai penasihat.

4. Clarence Seedorf

Clarence Seedorf juga memiliki kisah unik. Ia datang ke Inter pada 2000 sebagai pemain bintang yang sudah menjuarai Liga Champions bersama dua klub berbeda. Meskipun hanya bertahan dua musim, Seedorf menampilkan kualitas luar biasa dengan beberapa gol spektakuler, terutama ke gawang Juventus. Namun, kariernya benar-benar bersinar setelah pindah ke AC Milan pada 2002.

Selama satu dekade, Seedorf menjadi salah satu pilar lini tengah Milan. Ia memainkan berbagai peran, mulai dari playmaker hingga gelandang pekerja. Hasilnya sangat luar biasa: dua gelar Serie A dan dua trofi Liga Champions. Selain itu, Seedorf tercatat sebagai pemain pertama yang menjuarai Liga Champions bersama tiga klub berbeda, sebuah pencapaian yang sangat langka.

5. Andrea Pirlo

Nama terakhir adalah Andrea Pirlo, maestro lini tengah Italia. Awalnya, Inter melihat potensinya dan memboyongnya pada 1998. Namun, ia kesulitan mendapatkan posisi inti. Pemain-pemain bintang membuatnya lebih sering berada di bangku cadangan atau dipinjamkan. Karena itu, Inter memutuskan menjualnya ke AC Milan pada 2001, keputusan yang justru mengubah sejarah kedua klub.

Di Milan, Pirlo diposisikan sebagai deep-lying playmaker oleh Carlo Ancelotti. Peran itu membawanya mencapai puncak performa. Selama sepuluh tahun, ia memenangkan dua gelar Serie A dan dua trofi Liga Champions. Gaya mainnya kemudian menjadi referensi gelandang modern di seluruh dunia.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
asia9sports

Most Popular

Recent Comments