AC Milan tampaknya kembali ulangi kesalahan yang sama, di mana mereka harus sekali lagi menelan hasil mengecewakan di Serie A. Tim asuhan Massimiliano Allegri ini gagal mempertahankan keunggulan atas tim papan bawah seperti Parma dan Cremonese, meskipun sebelumnya tampil mengesankan ketika melawan Napoli, AS Roma, dan Juventus. Kekalahan serta hasil imbang tersebut membuat Allegri frustrasi karena Rossoneri seolah kehilangan fokus di momen-momen penting.
Kesalahan yang Terulang
Salah satu penyebab utama inkonsistensi Milan adalah kesalahan individu yang terus terjadi. Pervis Estupinan dan Youssouf Fofana, misalnya, beberapa kali gagal menjaga konsentrasi saat tim sedang unggul. Akibatnya, Milan kerap kebobolan gol yang sebenarnya bisa dicegah. Kesalahan semacam ini bukan hanya merugikan dalam perolehan poin, tetapi juga merusak mental tim secara keseluruhan.
Selain itu, para pemain baru seperti Koni De Winter dan Christopher Nkunku juga belum memberikan dampak signifikan. Mereka kesulitan beradaptasi dengan intensitas Serie A dan sering kehilangan arah di bawah tekanan lawan. Karena itu, Allegri harus menghadapi kenyataan bahwa timnya belum sepenuhnya stabil, terutama ketika menghadapi lawan yang bermain lebih defensif.
Menariknya, Milan justru tampil lebih baik ketika menghadapi tim besar. Mereka mampu menahan Juventus di Allianz Stadium dan menaklukkan Napoli serta Roma dengan gaya permainan meyakinkan. Namun, ketika menghadapi tim-tim seperti Pisa atau Parma, performa tersebut seakan menghilang. Hal ini memperlihatkan bahwa Milan masih memiliki masalah dalam hal fokus dan motivasi melawan tim yang dianggap lemah.
Reaksi dan Strategi Allegri
Massimiliano Allegri dikenal sebagai pelatih yang tenang, tetapi kali ini kesabarannya tampak mulai menipis. Dalam beberapa pertandingan terakhir, ia dikabarkan menegur keras para pemain di ruang ganti karena kehilangan disiplin setelah unggul dua gol. Meski demikian, ia berusaha menahan emosi di depan publik dan tetap menunjukkan sikap profesional.
Menurut Allegri, masalah Milan bukan hanya soal taktik, tetapi juga psikologis. Ia menilai para pemain sering kehilangan kendali ketika tekanan meningkat, terutama di babak kedua. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya membangun karakter juara yang kuat. “Menang melawan tim besar memang membanggakan, tetapi tim juara adalah yang bisa tampil konsisten di setiap laga,” ujar Allegri dalam konferensi pers pasca-pertandingan.
Selain itu, Allegri menyoroti lini tengah yang belum seimbang. Kehadiran Luka Modric memang membawa pengalaman, namun tanpa pasangan seimbang seperti Adrien Rabiot, peran Modric terasa terbatas. Milan kerap kesulitan menjaga tempo permainan dan kalah dalam duel perebutan bola di tengah lapangan. Hal inilah yang kemudian membuat lawan mudah membalikkan keadaan.
Masalah yang Harus Dibenahi
Jika ingin kembali bersaing di jalur juara, Milan harus segera memperbaiki dua aspek penting: konsentrasi dan kedalaman skuad. Pertama, konsentrasi menjadi kunci utama. Karena satu kesalahan kecil saja dapat mengubah hasil pertandingan, terutama di liga seketat Serie A. Allegri harus memastikan bahwa para pemainnya mampu menjaga fokus selama 90 menit penuh, tidak hanya di babak pertama.
Kedua, kedalaman skuad menjadi tantangan besar. Milan belum memiliki rotasi pemain yang seimbang di setiap lini. Ketika satu pemain inti absen, kualitas permainan langsung menurun drastis. Inilah yang membuat Allegri berulang kali menyebut perlunya solusi jangka panjang melalui perekrutan yang lebih selektif di bursa transfer mendatang.
Lebih jauh lagi, Allegri juga menekankan pentingnya mental juara. Tim yang ingin meraih Scudetto tidak boleh kehilangan enam poin melawan tim papan bawah. Karena itu, ia ingin membentuk mentalitas yang lebih tangguh agar pemain tidak mudah lengah. Selain berfokus pada latihan taktik, ia juga mulai menerapkan pendekatan psikologis agar tim lebih kuat secara emosional dalam menghadapi tekanan.
Menatap Pertandingan Berikutnya
Ke depan, AC Milan akan menghadapi laga penting melawan Inter Milan pada 24 November 2025. Pertandingan ini akan menjadi ujian besar bagi Allegri dan pasukannya untuk membuktikan bahwa mereka sudah belajar dari kesalahan. Selain itu, laga derbi ini juga bisa menjadi momentum kebangkitan bagi Rossoneri setelah serangkaian hasil kurang memuaskan.
Oleh karena itu, Allegri menuntut pemainnya untuk tampil dengan disiplin dan intensitas tinggi. Ia berharap Milan tidak hanya menunjukkan permainan indah, tetapi juga ketahanan mental yang lebih baik. Bila mereka mampu memperbaiki konsentrasi dan mengurangi kesalahan individu, bukan tidak mungkin Milan kembali ke jalur perebutan gelar juara.
Pada akhirnya, semua mata tertuju pada Allegri. Mampukah ia menemukan solusi jitu untuk mengatasi inkonsistensi timnya? Jawaban itu akan terlihat dalam beberapa pekan ke depan. Namun satu hal pasti: Milan tidak boleh lagi mengulangi kesalahan yang sama jika ingin kembali menjadi raksasa sejati Serie A.






