Napoli sedang menghadapi masa sulit di Serie A 2025/2026. Setelah awal musim yang menjanjikan, performa mereka menurun drastis dalam beberapa pekan terakhir. Tiga pertandingan tanpa satu pun gol menjadi tanda bahaya bagi tim yang musim lalu dikenal dengan gaya menyerang cepat dan penuh kreativitas. Karena itu, banyak pihak mulai mempertanyakan masa depan pelatih Antonio Conte di kursi kepelatihan.
Tumpul di Depan Gawang
Selama tiga laga terakhir, Napoli benar-benar kehilangan ketajamannya. Kekalahan 0-2 dari Bologna menjadi puncak dari tren negatif yang membuat fans frustrasi. Sebelumnya, mereka hanya bermain imbang tanpa gol melawan lawan yang di atas kertas lebih lemah.
Most importantly, ini bukan hanya masalah hasil, melainkan juga cara mereka bermain. Napoli terlihat kehilangan kreativitas di lini tengah dan terlalu mengandalkan aksi individu. Serangan mereka mudah ditebak, sementara koordinasi antar pemain tampak tidak sebaik musim lalu.
Conte sendiri tidak menampik bahwa atmosfer di ruang ganti tim berubah. Ia menyadari bahwa semangat dan energi positif yang dulu menjadi ciri khas Partenopei kini mulai menghilang. Karena itu, banyak yang menilai bahwa Napoli tengah menghadapi krisis bukan hanya di level teknis, tetapi juga mental.
Masalah Internal Mulai Tercium
Selain soal permainan, muncul pula spekulasi mengenai hubungan dingin antara pelatih dan pemain. Beberapa media Italia bahkan melaporkan bahwa sejumlah pemain sudah mulai kehilangan kepercayaan pada metode latihan Conte. Karena itu, muncul dugaan bahwa ruang ganti Napoli kini tidak lagi seharmonis seperti sebelumnya.
Mantan striker Napoli, Roberto Sosa, juga menyoroti situasi tersebut. Dalam acara La Partita dei Campioni di Tele A, ia menyebut kekalahan dari Bologna sebagai tanda bahaya. “Ini pertandingan yang biasa kita lihat ketika para pemain ingin menyingkirkan pelatih,” ujar Sosa. Menurutnya, para pemain terlihat datar di lapangan dan tidak menunjukkan rasa marah ketika tertinggal dua gol.
Pernyataan itu memperkuat asumsi bahwa ada ketegangan di balik layar. Selain itu, reaksi dingin pemain seperti Victor Osimhen dan Khvicha Kvaratskhelia ketika digantikan menambah bahan spekulasi. Walau belum ada pernyataan resmi dari klub, aroma ketidakharmonisan sulit dibantah.
Conte Mulai Kehilangan Pegangan
Dalam beberapa kesempatan, Antonio Conte mencoba menenangkan suasana. Ia menilai krisis ini sebagai hal normal dalam perjalanan panjang musim. Namun, tekanan di Napoli berbeda. Karena ekspektasi tinggi dari publik membuat posisi pelatih mudah digoyang.
“Tim sedang melalui masa transisi kecil,” kata Conte. “Kami harus lebih tenang dan kembali bekerja keras. Hanya dengan cara itu Napoli bisa bangkit.”
Nevertheless, ucapan itu tidak sepenuhnya meyakinkan. Karena dalam lima laga terakhir di semua kompetisi, Napoli hanya menang dua kali dan gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan beruntun. Padahal, mereka masih memiliki sejumlah pemain bintang yang mampu mengubah jalannya laga.
Jika situasi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin manajemen akan mempertimbangkan langkah tegas. Selain performa buruk, tekanan dari suporter yang mulai kehilangan kesabaran dapat mempercepat keputusan tersebut.
Faktor Fisik dan Taktik
Banyak analis menilai bahwa salah satu penyebab utama penurunan performa Napoli adalah kelelahan pemain inti. Mereka memainkan banyak pertandingan dengan intensitas tinggi, sementara rotasi tidak berjalan efektif. Karena itu, sejumlah pemain terlihat kehilangan energi di babak kedua.
Selain faktor fisik, skema taktik Conte juga mulai terbaca lawan. Pola 3-5-2 yang selama ini menjadi andalan tampak kurang fleksibel ketika menghadapi tim dengan pressing tinggi. Oleh sebab itu, Napoli kerap kesulitan mengembangkan permainan, terutama ketika menghadapi lawan yang menutup ruang antar lini.
Besides that, absennya beberapa pemain kreatif seperti Piotr Zielinski juga membuat Napoli kehilangan variasi serangan. Kondisi ini memperburuk situasi karena Conte belum menemukan alternatif taktik yang efektif untuk menggantikan peran mereka.
Jalan Terjal ke Depan
Dengan posisi keempat klasemen dan raihan 22 poin, Napoli masih dalam jarak aman dari puncak klasemen. Namun, jika performa buruk ini berlanjut, mereka bisa segera keluar dari zona empat besar.
Therefore, pertandingan berikutnya melawan Atalanta akan menjadi ujian penting. Hasil positif bisa menjadi titik balik, tetapi kekalahan justru bisa mempercepat keputusan manajemen untuk berpisah dengan Conte.
Para pemain kini dihadapkan pada pilihan: tetap bersatu di bawah instruksi pelatih, atau membiarkan perpecahan makin meluas. Karena itu, minggu-minggu ke depan akan sangat menentukan masa depan Napoli di musim ini.
Napoli Butuh Kembalikan Semangat
Napoli saat ini berada di persimpangan. Krisis gol bukan sekadar masalah teknis, melainkan refleksi dari masalah yang lebih dalam. Jika Antonio Conte gagal memulihkan kepercayaan tim, posisinya bisa berada di ujung tanduk.
Most importantly, Napoli harus segera menemukan kembali semangat dan kreativitas yang dulu membuat mereka menakutkan. Tanpa perubahan sikap dan strategi, mimpi untuk bersaing memperebutkan Scudetto bisa berakhir sebelum waktunya.






