Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, kembali menegaskan arah dan visi jangka panjang sepak bola Indonesia. Dalam pernyataannya baru-baru ini, ia mengungkapkan kriteria utama dalam mencari pelatih baru untuk Timnas Indonesia. Menurutnya, pelatih yang dipilih nanti tidak hanya harus membawa Skuad Garuda tampil kompetitif di level Asia, tetapi juga menembus 16 besar Piala Asia 2027 dan membuka peluang lolos ke Piala Dunia 2030.
Erick menjelaskan bahwa target tersebut bukan sekadar ambisi sesaat. Sebaliknya, hal itu merupakan bagian dari peta jalan pembangunan sepak bola nasional yang telah disusun secara terstruktur. Karena itu, pelatih baru yang akan datang harus memiliki visi jangka panjang yang mampu menyatukan sistem di seluruh level Timnas Indonesia, dari kelompok usia muda hingga senior.
Visi Jangka Panjang Menuju Prestasi Asia dan Dunia
Dalam keterangannya kepada wartawan, Erick Thohir menegaskan pentingnya pencapaian di Piala Asia 2027 sebagai langkah awal menuju panggung dunia. “Kita punya target masuk 16 besar Piala Asia 2027. Kalau ranking kita masih di 20 besar Asia, berarti masih ada pekerjaan besar untuk mengejar itu,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Erick ingin memastikan pelatih baru tidak hanya kuat dalam taktik. Tetapi juga mampu membangun mental juara dan konsistensi performa pemain. Dengan demikian, setiap pertandingan yang dijalani Timnas Indonesia akan menjadi bagian dari proses menuju tujuan besar, bukan sekadar hasil jangka pendek.
Karakter Pelatih yang Dicari
Selain itu, Erick Thohir menilai karakter pelatih memiliki peran penting dalam membangun tim yang solid. Ia menekankan bahwa tidak ada pelatih yang benar-benar sempurna. Sebagian mungkin unggul dalam manajemen pemain, sementara yang lain lebih kuat dalam taktik. Namun, yang terpenting adalah kemampuan pelatih untuk bekerja sama dengan staf teknis dan federasi.
“Tentu tidak ada pelatih yang sempurna. Ada yang kuat dalam manajemen pemain tapi taktiknya kurang, dan ada yang sebaliknya. Karena itu, keseimbangan antara dua aspek ini sangat dibutuhkan,” jelas Erick.
Lebih jauh, ia juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara pelatih dengan pemain serta dengan pihak federasi. Menurutnya, hubungan yang sehat dan terbuka akan memudahkan pelatih dalam menerapkan sistem permainan yang berkesinambungan di semua level.
Sejalan dengan Program PSSI dan BTN
Selain kemampuan teknis, Erick Thohir juga menegaskan bahwa pelatih baru Timnas Indonesia harus mampu bekerja selaras dengan visi dan program yang telah disusun oleh Direktur Teknik PSSI dan Badan Tim Nasional (BTN). Ia menilai, pelatih yang bekerja secara terpisah dari sistem pembinaan yang sudah ada hanya akan menciptakan kesenjangan dan menghambat kemajuan tim.
“Itulah kenapa pelatih baru nanti harus satu jalur dengan program yang dibangun oleh Direktur Teknik dan BTN. Tidak boleh ada jarak,” tegasnya.
Pernyataan ini memperlihatkan bahwa PSSI tidak lagi ingin melihat pelatih yang bekerja dengan pendekatan individual. Sebaliknya, semua elemen sepak bola nasional harus berjalan dalam satu sistem yang terpadu agar hasil yang diharapkan dapat tercapai secara konsisten.
Fokus Pembinaan dan Sinkronisasi Usia Muda
Selain target jangka pendek di level senior, Erick juga menaruh perhatian besar pada pembinaan usia muda. Ia menilai, keberhasilan Timnas Indonesia di masa depan bergantung pada sejauh mana sistem pembinaan di kelompok usia bisa berjalan dengan baik dan terkoordinasi.
“Nanti kan ada juga U-23, U-20, strata ini tetap kita bangun. Hubungan antar pelatih kompleks, ini yang harus kita jaga supaya kita punya sistem sepak bola yang sama seperti negara-negara Asia maju,” tuturnya.
Lebih lanjut, Erick mengingatkan pentingnya sinkronisasi antar pelatih di semua level. Ia tidak ingin ada perbedaan gaya bermain antara Timnas U-17, U-20, dan U-23 yang berpotensi menghambat adaptasi pemain saat naik ke level lebih tinggi. “Tidak bisa pelatih U-17 beda, U-20 beda, U-23 beda. Sinkronisasi pemain nanti bagaimana?” ujarnya tegas.
Dengan arah yang jelas ini, PSSI berharap pelatih baru bisa membawa angin segar bagi sepak bola nasional. Visi besar menuju Piala Dunia 2030 bukanlah mimpi kosong, melainkan hasil dari proses panjang dan kerja sama terukur di semua lini pembinaan.






